Menu

Sinotif, Bimbel Live Interaktif yang Solutif dan Inovatif




Sampai detik ini, saya masih kesal dengan nilai matematika yang terukir abadi di ijazah SMA. 4,01. Benar-benar di ambang batas kelulusan Ujian Nasional belasan tahun silam. Kalau sekarang sih sudah jelas saya tidak akan lulus.

Meski sudah lama berlalu dan pekerjaan saya saat ini tidak terlalu berkaitan dengan matematika, mata pelajaran satu ini tetaplah menjadi momok. Saya tidak bisa mengenyahkan pikiran betapa menyusahkannya matematika (dan pelajaran eksakta lainnya) itu.

Saat ini saya memang bukan pelajar yang dipusingkan oleh nilai ujian atau ijazah lagi, namun saya adalah seorang ibu dengan dua putri kembar. Saya khawatir jika mereka akan mengalami kesulitan belajar juga seperti mommy-nya ini saat masih sekolah dulu. Apalagi, ketika melihat buku-buku paket anak sekolah zaman sekarang, saya merasa pelajarannya semakin sulit saja.


Sistem Pendidikan Indonesia Kurang Bersahabat


Ini memang hanya pendapat pribadi berdasarkan pengalaman sendiri dan dengan melihat apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Tapi saya merasa atmosfer sistem pendidikan Indonesia di sekolah formal kurang bersahabat. Tidak hanya bagi pelajar, namun juga bagi pengajarnya.

Salah satu yang paling mengesalkan bagi saya adalah pergantian kurikulum yang terasa seperti ganti kaos kaki. Terlalu banyak dan cepat. Belum usai beradaptasi dengan kurikulum A, eh sudah ganti lagi dengan kurikulum B.

Siswa bingung karena tidak mengerti, pengajar bingung karena belum menguasai. Sementara beban dan tuntutan untuk keduanya kian berat. Siswa diminta cepat paham dan menguasai, guru dibebankan target-target tertentu yang kadang tidak sesuai dengan kemampuan anak didiknya.

Alhasil, tidaklah mengherankan jika akhirnya banyak orang tua (termasuk saya) yang lebih memilih "mengirim" anak untuk belajar tambahan di luar sekolah. Bukan hanya demi meningkatkan kemampuan anak semata, namun juga demi menjaga kewarasan. Biar tidak kebanyakan drama karena anak terlanjur frustrasi lantaran tidak mampu mengikuti pelajaran di lembaga pendidikan formal.

Terlebih, saat ini banyak sekali lembaga-lembaga bimbingan belajar (bimbel) swasta yang terbukti lebih mampu meningkatkan minat belajar anak karena lebih aktif dalam menemukan metode pembelajaran yang lebih efektif dari yang diberikan di sekolah formal.
Suasana sebuah TK tempat saya mengajar beberapa tahun lalu




Dunia Pendidikan dan Digitalisasi


Flashback sejenak ke beberapa tahun lalu, era pandemi COVID 19 rupanya mempercepat era digitalisasi di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Pergeseran aktivitas offline menjadi online telah merambah semua sektor, mulai dari ekonomi, kesehatan, hingga pendidikan.

Khusus di dunia pendidikan, kita sekarang sudah akrab sekali dengan istilah kelas online atau pembelajaran daring. Era pandemi sudah berlalu, namun zoom meeting atau webinar rupanya tidak lantas menghilang begitu saja, bahkan semakin marak.

Jika pada zaman saya sekolah dulu urusan digital sangat tergantung dengan komputer, saat ini sudah cukup diakses dalam genggaman. Ilmu sudah bertebaran di dunia maya dalam berbagai aplikasi dan platform, termasuk sosial media.

Sisi minusnya, saking mudahnya informasi diakses, terkadang malah berujung jadi kewalahan karena banjir informasi. Dalam dunia pendidikan, siswa tetap butuh ada "sosok" yang mampu membimbing dan membantu memilahkan informasi mana yang sesuai dan dibutuhkan.


Sinotif, Bimbel Live Interaktif yang Solutif dan Inovatif





Menjamurnya bimbel yang ada saat ini terkadang bikin orang tua seperti saya malah bingung memilih. Namun saat ini ada yang namanya Sinotif, lembaga bimbingan belajar yang berinovasi memanfaatkan perkembangan dunia digital, yakni dengan menerapkan kegiatan belajar live interaktif.


Dengan mempertahankan kegiatan belajar mengajar secara daring, maka pelajar dari mana pun bisa turut bergabung. Tidak perlu repot menunggu tatap muka, sehingga bimbel ini menjadi lebih praktis dan efisien.
Selain itu, lewat Sinotif, orang tua tidak perlu repot mengantar jemput anak karena kegiatan belajar bisa dilakukan dari rumah saja. Belajar di rumah juga membuat kekhawatiran orang tua berkurang drastis karena bisa dipantau.


Saat ini Indonesia sudah dimudahkan dengan jaringan dan koneksi internet yang sudah menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia. Tentunya siapa pun bisa mengikuti bimbel live interaktif ini.


Sinotif bukan lembaga bimbel "kemaren sore". Bimbel ini sudah berdiri sejak tahun 2000 lalu dan tidak kurang 30 ribu lebih siswa sudah berhasil dididik selama kurun waktu 23 tahun dari berbagai jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA). Menariknya, murid-murid Sinotif bukan hanya dari Indonesia, namun juga dari luar negeri karena sedikitnya ada 13 negara yang dilayani Sinotif.


Sinotif berbeda dengan bimbel online pada umumnya. Sinotif mengedepankan keterlibatan interaktif antara murid dan pengajar, sehingga proses transfer ilmunya tidak membosankan. Komunikasinya dua arah, sehingga bisa memastikan siswa benar-benar paham dengan apa yang sedang dipelajari.


Menyambung soal kurikulum sekolah formal yang kerap berubah ubah seperti yang sudah saya singgung di awal tulisan, Sinotif rupanya cukup kompeten menangani apapun kurikulum yang dipakai siswa. Tidak hanya kurikulum yang berlaku nasional saja, namun juga kurikulum internasional.


4 Pilar Sinotif yang Efektif

Sinotif punya formula khusus dalam menghadapi keberagaman murid-murid yang dididik. Sinotif menerapkan Sinotif Learning Method yang memuat 4 pilar yang terbukti efektif memaksimalkan potensi dan kemampuan siswa, yakni :


1. Specialize
Para siswa Sinotif belajar dengan guru-guru yang ahli di bidangnya


2. Personalized
Pengajar Sinotif fokus pada kebutuhan dan target siswa


3. Systemized
Sinotif menerapkan cara belajar efektif dan efisien yang sistematis


4. Limitless
Sinotif membuka layanan belajar 24 jam untuk website e-learning dan platform tanya jawab yang bisa diakses kapan saja.


Learning Method Sinotif menerapkan metode belajar yang sistematis dan mampu mengidentifikasi setiap kebutuhan siswa dengan tepat dan sesuai kebutuhan. Metode belajar ini terbukti mampu membantu meningkatkan nilai siswa karena siswa benar-benar menikmati setiap proses belajarnya.


Sinotif juga menawarkan layanan belajar yang privat dan eksklusif untuk mengakomodir kebutuhan siswa yang kesulitan belajar jika terlalu banyak siswa dalam kelas.


Adapun produk Sinotif Premier yang bisa dipilih yakni :


Sinotif Premier Diamond : live interactive, privat, eksklusif, dan bergaransi

Sinotif Premier Platinum : live interactive, semi privat, 3-5 siswa

Sinotif Premier Gold : live interactive, 6-15 siswa, 1 kelas 1 tingkatan

Sinotif Premier Silver : interaktif, belajar mandiri, bebas pilih kelas.


Selain Sinotif Premier, juga ada produk Sinotif Mobile untuk memfasilitasi seluruh siswa Indonesia yang ingin belajar kapan pun, di mana pun. Produk ini hadir dalam bentuk Seratus Institute—sebuah website belajar online spesialis mata pelajaran eksakta—dan Tanya Jawab Soal, sebuah website dan aplikasi tanya jawab.


***


Menurut saya, Sinotif benar-benar solusi bagi siswa dan orang tua seperti saya yang merasa membutuhkan tambahan pembelajaran di luar lembaga formal. Dengan Sinotif, tak ada lagi sekat ruang dan waktu yang bisa membatasi kegiatan belajar.


Perkembangan zaman, termasuk digitalisasi bukanlah untuk dihindari apalagi ditakuti. Sebaliknya, digitalisasi malah harus dimanfaatkan dengan maksimal, bijak, dan sebaik-baiknya karena menawarkan banyak kemudahan, termasuk dalam soal belajar mengajar.


Semoga di masa depan, tidak ada lagi siswa yang punya trauma atas jeleknya nilai yang didapat karena akses belajar yang kian dimudahkan oleh perkembangan zaman.




1 komentar:

Baca juga

Mimpi 15.529 Km

Tulisan ini dibuat dengan rasa rindu yang sangat, pada sosok manusia paling kontradiktif yang pernah kukenal : Papa. Mimpi 15.529 km | kuc...