Menu


Ragi Story : Sudah siap lepas kondom kah?

"Gimana? Udah siap lepas kondom kah?" tanya saya ke Nugi kapan hari.

(Btw, sebelum melanjutkan baca postingan si Emak Kucing Kampung kali ini, better baca tulisan Nugi soal kondom di sini dulu ya biar agak nyambung).

Saya nanya begitu karena waktu detoks saya udah selesai. Dengan kata lain, secara fisik, saya sebenarnya sudah siap hamil.

Tapi seperti yang saya duga, Nugi menggeleng dan menjawab "belum" sambil nyengir. Saya ketawa. Ya, saya emang udah tau jawaban Nugi sebelum nanya karena udah sering disisipkan di pillow talk rutin kami. Dan, ya, saya juga sama. Belum siap. Secara fisik mungkin sudah, tapi secara mental belum.

Meski begitu, saya dengan berbahagia pengen ngabarin kalau kami berprogress, tentu saja. Sudah jauh lebih siap jika dibanding awal-awal pernikahan kami.

Soal finansial, Puji Tuhan sudah ga ada kekhawatiran lagi (bukan karena duit udah tidak berseri, tapi setidaknya kami udah nabung dan percaya Tuhan yang akan mencukupkan sisanya). Pun dengan kondisi fisik, baik saya sama Nugi ngerasa ok. Meski belakangan ngerasa butuh stok koyo lebih banyak 😅

Paling hanya sedikit PR untuk mengganti faskes 1 di BPJS karena baru bisa diproses bulan April besok. FYI, faskes 1 saya masih tercatat di sebuah puskesmas di Palembang. So, kalau ini beres, harusnya tidak ada kendala yang aneh-aneh lagi.

Satu-satunya masalah kami memang masih di sisi mental. Belakangan ini, kami merasa sangat stress dengan tangisan anak tetangga (maklumlah, masih tinggal di kontrakan yang cuma berbatas dinding). Kami memang ga sampai marah-marah atau mengeluh ke tetangga. Sekali lagi sangat maklum. Tetangga kami didominasi keluarga muda dengan anak yang masih kecil-kecil. Tapi ya itu, tidak bisa membohongi diri juga kalau saya dan Nugi merasa sangat frustrasi ketika para bocil itu kompak menangis di jam jam ajaib, sementara kami sangat butuh ketenangan.

Semua kondisi ini menyadarkan kami kalo kami sungguh belum siap dengan salah satu konsekuensi sebagai orang tua : mendengar tangisan bayi setiap hari, setiap saat.

Saya tahu, mungkin ada banyak yang akan bilang "Itu kan anak tetangga. Nanti kalau anak sendiri akan terbiasa, naluri keibuan pasti akan muncul dengan sendirinya dan akan membantumu..."

Ya. Ya. Ya. Saya tahu teorinya. Tapi kalau sesederhana bisa selesai dengan naluri keibuan, saya rasa ga akan pernah ada kasus baby blues atau Post Partum Depression (PPD) di dunia ini. Ga bakal ada cerita ibu gorok leher anaknya atau ngelempar bayinya sendiri ke sumur kek yang bersileweran di berita dan timeline sosmed akhir-akhir ini.

Dengan riwayat kesehatan mental yang bisa dibilang tidak terlalu bagus, wajar dong kalau saya khawatir dengan kondisi saya sebagai ibu?

"Ah, lu mah terlalu khawatir. Terlalu takut untuk hal yang belum tentu terjadi ... Kaya ga punya Tuhan aja..."
Yep. Benar. Mungkin saya takut. Saya tidak akan menyangkal pernyataan itu. Tapi menurut saya, ketakutan juga bukan sebuah kesalahan ye kan?

Saya memang takut, tapi saya juga tidak yang diam saja. Saya takut, tapi juga berusaha mengatasinya.

Saya banyak memperhatikan tetangga, bagaimana cara dia menenangkan anaknya yang nangis ... gimana cara dia mengalihkan emosi dan rasa frustrasi. Saya juga rajin ikut webinar parenting dan kelas persiapan kehamilan. Membekali diri juga dengan banyak bacaan. Well, semua itu belum tentu kepakai di saya emang (karena saya tau bahwa setiap ibu, kehamilan, dan anak itu unik), tapi setidaknya, dengan melakukan segala persiapan itu, saya jadi merasa punya bekal atau kisi kisi.

Selain itu, banyak malam juga yang saya habiskan buat menyerahkan semua ketakutan ini ke Tuhan. Saya percaya, akan ada titik dimana Tuhan akan kasih keyakinan bahwa saya sanggup menjadi ibu, sama seperti saat DIA kasih keyakinan bahwa saya sanggup jadi istrinya Nugi.

Namun yang perlu diingat di sini, menjadi orang tua itu bukan cuma tugas ibu lho. Ayah juga besar perannya. Kapan hari ada seorang temen yang cerita, ada saudaranya yang baru 3 hari jadi ayah tapi sudah bersungut-sungut ga keruan mengeluh kurang tidur, dll. Ini menunjukkan kalau sebenernya dia belum siap mental jadi ayah, bukan? Belum siap sama konsekuensi punya anak bayi gitu ...

Nah, saya tidak mau itu terjadi sama Nugi. makanya saya mau pastiin dulu kesiapan mental dia juga. Dan kalaupun Nugi ternyata memang belum siap juga ya nggak papa ... Better jujur begitu ketimbang memaksakan diri.

Selain itu, saya dan Nugi merasa perlu membereskan beberapa "urusan kami" dulu sebagai pasangan, tanpa "direcoki" anak. Yah, sedikit ini dan sedikit itu. Mudah-mudahan, setelah semua selesai, kami akan siap lahir batin untuk dititipin anak sama Tuhan.
"Lha kalian aja nunda-nunda momongan begitu, yakin bakal dikasih emang?"
Yakin kok. Dia kan Sang Maha Pemberi. Meski saya sama Nugi sejak masih pacaran sama-sama melihat kalau anak bukan tujuan pernikahan. Buat kami, anak hanya pelengkap. Dikasih dari rahim sendiri (amin), Puji Tuhan. Enggak pun bisa adopsi dan tetep Puji Tuhan.

So, tidak masalah sama sekali buat kami (paling nanti yang masalahin keluarga besar, tetangga, sama netijen 🤣🤣🤣)

Dan kalau misalnya kesiapan punya anak bisa diukur pakai skala angka 1-10, saat baru menikah kesiapan saya sama Nugi mungkin di angka minus 4, tapi sekarang udah naik di angka 6. Kami tidak berencana menunggu sampai siap 100% di angka 10 kok, karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan (tsaaaahhhh). Tapi setidaknya ada di angka 8 lah kira-kira, syukur-syukur bisa mencapai 9.

Dari 6 ke 8 atau 9 harusnya tidak akan terlalu lama lagi. Seharusnya.
Doakan kami ya, teman-teman terkasih ... Agar pada waktuNya nanti kami betul-betul siap dititipin anugerah terindah dari Tuhan.

Sekian postingan si emak kucing kampung malam ini,
Salam dari Jogja yang kalo siang puanas dan kalo malem dingin 😘

Bonus :

Ossas Markosas digendong mommy

2


Tulisan ini berisi review pemakaian Pond's Triple Glow Serum untuk kulit saya yang kuning langsat. Apakah serum ini mampu wujudkan kulit cerah, sehat, dan merona? Baca sampai habis ya!


Pond's Triple Glow Serum


Saya sudah lama sadar kalau tone kulit saya itu bukan putih, tapi lebih ke tanned. Warna aslinya kuning langsat, tapi sempat jadi sawo matang karena hobi kelayapan dan malas perawatan. So, frasa "pengen putih" ga pernah ada di kamus hidup saya sih. Tapi kalo "pengen cerah" iya banget. Gimana ya, apapun warna kulitnya, kalau terlihat cerah ga kusam tuh enak aja pasti lihatnya. Saya tidak mau kembali dekils seperti dulu.

Aku yang dulu



Dibanding saat masih single, saya cenderung lebih telaten merawat diri sekarang setelah menikah. Lagi seneng nyobain banyak produk skincare juga. Targetnya sih biar kulit sehat dan ternutrisi aja, kalau bisa dapat hasil cerah merona ya itu bonus banget. Skincare paling baru yang dicoba adalah Triple Glow Serum dan Triple Serum Mask dari Pond's.

Berikut penampakannya, sengaja beli yang kemasan mini biar ga rugi-rugi amat misalnya ga cocok. Terus, biar semangat, saya juga ajakin Nugi, suami buat nyobain juga. 

Nah, gimana hasilnya setelah pakai Triple Glow Serum Pond's yang dipercaya sebagai serum pencerah wajah terbaik ini? Simak terus reviewnya ya...




Pond’s Triple Glow Serum : Warna, Aroma, Tekstur


Dari segi warnanya yang putih bening ini, Pond's Triple Glow Serum sebenernya ga terlalu istimewa. Nyaris sama aja kaya serum-serum pada umumnya. Tapi aroma wangi lembut elegan khas produk Pond's selalu jadi nilai plus. Wanginya lembut dan sopan masuk ke hidung. Saya suka.

Tekstur Pond's Triple Glow Serum


Dari teksturnya, serum Pond's ini lebih kental dari serum pada umumnya yang cenderung berupa cairan encer. Dengan tekstur yang kental seperti ini, 3 tetes saja sudah sangat cukup untuk diaplikasikan ke seluruh bagian wajah. Nah, saya suka nih tekstur yang begini karena langsung merata, cepat menyerap dan nggak meninggalkan kesan lengket sama sekali.

But honestly, sempat ada sensasi nyelekit agak perih gitu saat baru dipakai. Well, ini reaksi yang biasa saya alami kalau cobain produk baru pertama kali. Nggak ngerti juga kenapanya. Entah kulit saya tipe yang sensitif atau gimana. Tapi mungkin perlu adaptasi aja kali ya, soalnya biasanya sensasi ini akan berkurang dan memudar dengan sendirinya di pemakaian ketiga dan seterusnya.


Efek Pemakaian Pond’s Triple Glow Serum


Pond's Triple Glow Serum



Efek pertama yang langsung terlihat sesaat setelah Pond's Triple Glow Serum diaplikasikan adalah, kulit auto lembap. Hasil browsing-browsing baca review di internet, efek lembap ini berkat kandungan Hyaluronic Acid yang mampu menyerap dalam ke setiap lapisan kulit. Ga hanya lembap, tapi juga tampak berkilau.

Soal klaim yang mampu mencerahkan gimana?

Well, belum langsung kelihatan sih di satu dua hari pemakaian. Tapi setelah pemakaian rutin 2 minggu, lumayan kelihatan bedanya. Meski warna kulit saya memang nggak putih putih amat, kelihatan sih kalau makin cerah dan ga kusam lagi.

Kandungan Pond's Triple Glow Serum


Selain kandungan hyaluronic acid yang saya singgung sebelumnya, Pond's Triple Glow Serum ini juga menggunakan formula Gluta-Boost-C yang mengandung glutathione, yakni antioksidan yang dikenal efektif mencerahkan kulit. Nggak cuma itu, ada kandungan Gluta-Boost-C juga yang ampuh menyamarkan flek hitam.

Dengan kekuatan 60x lebih efektif dari Vitamin C yang dilengkapi vitamin B3+, Pond’s Triple Glow Serum adalah salah satu serum pencerah wajah terbaik di Indonesia. Punya kulit kuning langsat yang cerah, sehat, merona bukan lagi angan-angan.

Oh iya, serum pencerah wajah dari Pond’s ini juga mampu menyamarkan bekas-bekas jerawat lho. Pas nih buat kalian yang butuh serum untuk say goodbye sama jerawat.


Lengkapi Perawatan dengan Pond’s Triple Glow Serum Mask


Pond's Triple Glow Serum Mask



Untuk hasil yang lebih sempurna, saya juga aplikasikan Pond's Triple Serum dalam wujud sheet mask. Kalau Pond's Triple Glow Serum pakenya rutin tiap hari, yang Pond's Triple Glow Serum Mask ini pakenya cukup seminggu sekali. Saat weekend, sekalian quality time bareng suami. Enak kan bisa tetep happy meski belum bisa kemana-mana.

Sama dengan produk serum pencerah wajah, Pond’s Triple Glow Mask ini juga punya khasiat mencerahkan, melembabkan, dan melembutkan. Masker ini mengandung Gluta-Boost-C, vitamin B 3+, dan Hyaluronic Acid. Tiga kekuatan skin care terbaik ini lah yang oke banget buat pancarkan triple action glow.


Pond’s Triple Glow Serum Mask yang Super Praktis

Maskeran dulu



Yang saya suka dari Triple Glow Serum Mask ini karena super praktis dan sangat mudah diaplikasikan. Tinggal tempelkan saja ke wajah yang sudah dibersihkan terlebih dahulu. Habis itu didiamkan selama kira-kira 15-20 menit. Nah, saya sih disambi baca buku.

Kalau udah, jangan buru-buru dibilas. Msker Pond's ini kan mengandung banyak serum, bahkan mengandung 100x Niacinamide lebih banyak dari sheet mask Pond's lainnya. Sayang ye kan kalau langsung dibilas, mending sisa sisa serum yang menempel itu diratakan sambil dipijat-pijat lembut. Saya bahkan sampai ngusapin sisa serumnya ke siku dan lutut saking ga mau terbuang gitu aja.




Hasil setelah rutin pakai 2 minggu


Menulis ini, saya merasa jauh lebih bersyukur dan lebih menerima diri saya sendiri. Saya ga mau terobsesi jadi putih karena saya bangga dengan tone kulit saya yang kuning langsat begini. Masih dalam rangka memperingati International Women's Day, saya juga berharap perempuan-perempuan lain juga lebih bisa mencintai keunikan dalam diri, termasuk warna kulitnya. Bukan warnanya yang penting, tapi bagaimana terus merawat dan menyehatkannya.

Percayalah, apapun warna kulitmu, tetap bisa terlihat cerah, sehat, segar dan merona lho. Yuk, lebih rajin skincarean!




***








1

Baca juga

Mimpi 15.529 Km

Tulisan ini dibuat dengan rasa rindu yang sangat, pada sosok manusia paling kontradiktif yang pernah kukenal : Papa. Mimpi 15.529 km | kuc...