Menu
Tampilkan postingan dengan label Yamaha palembang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yamaha palembang. Tampilkan semua postingan



Alasan pilih Yamaha LEXI

Halo semua, selamat datang kembali ke kenyataan. Haha ... lebaran baru usai. Ada yang THR-nya masih bingung mau diapain?

Gaji ketigabelas masih utuh?
Beli motor baru aja, gih! Biar akses transportasi tetap lancar meski jalanan sering macet.

Lha, kok motor, Ra?
Iya. Soalnya kan weekend kemaren habis nongkrong di acara akbarnya Yamaha di BKB bertajuk Yamaha Maxi Day 2019.

Sesuai judulnya, pengunjung disuguhi macem-macem tipe motor yang jadi bagian dari seri Maxi yang sudah dirilis sejak 3 tahun lalu. Saya sering dengar NMax, dan sudah pernah ngereview Aerox di sini , tapi sebenernya ada satu lagi yang tidak kalah kece, yakni tipe LEXI yang sampai saat ini punya 3 varian yakni Lexi Standar, Lexi S, dan yang terbaru : Lexi S ABS.

Ada 5 alasan utama kenapa Yamaha Lexi layak banget buat jadi pilihan untuk motor barumu. Berikut ulasan lengkapnya :

1. Desain dan pilihan warna kece

Yamaha Lexi

Namanya juga seri MAXI, body motor ini jelas lebih besar dari matic-matic pada umumnya, jadi terlihat kuat dan kokoh. Tampilannya terlihat seksi dan elegan, terutama dengan lampu LED dan tambahan lampu Hazard yang berguna untuk kondisi darurat.

Selain warna standar merah dan hitam, Yamaha Lexi ini juga punya varian warna yang unik yakni Matte Red, Matte Blue dan White Metallic.

2. Fitur Canggih

Asyik menyimak penjelasan

Nah, ada banyak banget fitur canggih yang ditawarkan. Lexi seri S dan S ABS telah mengusung Sistem Kunci Pintar (Smart Key System) untuk menyalakan motor. Dengan adanya sistem ini, Lexi bahkan dapat dihidupkan dengan menggunakan remote kontrol (wohooo, nggak kalah sama mobil cuyyy). Untuk manusia pelupa kaya saya, sangat tertolong dengan adanya fitur alarm yang akan berbunyi jika motor ditinggalkan dalam keadaan menyala.

Seri Lexi ini juga dilengkapi dengan Electronic Power Socket bagi kalian yang kehabisan daya gadget. Dengan EPS ini, kita bisa charge ponsel bila ada kebutuhan yang mendadak. Hari gini, kebutuhan pokok manusia memang ada 4 kan? Sandang, pangan, papan, dan casan 😹

Tampilan speedometer digital Yamaha Lexi

Seolah belum cukup, speedometer digitalnya juga kece badai. Kita bisa tahu informasi apa saja terkait kendaraannya. Misal, kecepatan, konsumsi bahan bakar, waktu, hingga mesin. Plus, indikator ini juga bisa diubah tingkat kecerahannya sesuai lingkungan sekitar. Beuh, macem bunglon aja gaesss….

Seri ini juga punya Stop Start System. Bagian ini berguna untuk menghemat bahan bakar. Kalau pas lagi ketemu lampu merah yang lama, kendaraan akan berhenti. Menyalakannya pun gampang. Tinggal gas seperti biasa dan ngeeengg!

3. Bagasi Luas

bagasi super luas Yamaha Lexi

Seiring kebutuhan yang makin banyak, kapasitas bagasi 12.8 liter ini membantu banget. Bisa buat nyimpan tas bahkan helm. Asyik nih kalau buat pergi berhari-hari dan agak jauh. Selain itu, motor ini punya kapasitas tangki bahan bakar sebesar 4,2 liter.

4. Mengutamakan Kenyamanan

Cobain dulu Yamaha Lexi-nya

Tempat duduk yang nyaman dan lega bikin motor ini enak banget dipakai. Baik sendirian maupun berboncengan. Terus bagian pijakan kaki di bagian depan juga cukup lega … bisa sekalian buat naro barang 😹

Kenyamanan dalam menghadapi medan apapun juga terjamin dengan performa terbaik mesin. Ada Bluecore Valve Variable Acquitition (VVA) yang memberikan tenaga saat aktif di 6000 RPM. Lalu DiASil Cylinder & Forged Piston yang diadaptasi langsung dari motor balap sehingga memungkinkan kendaraan memiliki performa bagus hingga 50.000 KM. Plus sistem pendingin dengan cairan yang memungkinkan suhu kendaraan tetap stabil.

5. Harga Bersaing

Untuk semua keunggulan yang ditawarkan, harga Rp 20 jutaan tetap worth it lah ya. Khusus buat yang di Palembang, banyak promo yang ditawarkan lho. Termasuk tawaran layanan service langsung dari bengkel resmi Yamaha. Cusss, tinggal main dan tanya-tanya langsung ke dealer resmi Thamrin Brothers


Palembang Bloggers

0


Teman-teman saya di Palembang, rata-rata punya motor sendiri. Ya nggak salah sih, kondisi jalanan kota pempek ini memang lebih bersahabat sama kendaraan roda dua ketimbang empat. Titik macet yang nggak bisa diprediksi itu lho … Kalau pakai motor kan masih bisa nyelip sana sini.

Buat cewek, pilihannya akan jelas jatuh ke skuter matic (skutik). Alasannya? Simpel dan mudah dioperasikan. Tinggal gas dan rem saja. Nah, untuk tipe motor seperti ini, ada dua merk yang bersaing merajai pasar yakni Honda Beat dan Yamaha Mio.

Dalam postingan kali ini, saya coba membandingkan keduanya. Tipe yang saya pilih yakni Honda Beat dan Yamaha Mio S. Soalnya kedua motor ini yang paling banyak dipakai oleh teman-teman saya.

Yuk… check it out!

Yamaha Mio S


Honda Beat


Fitur Hemat BBM

Produk keluaran Honda kerap dipilih karena terkenal hemat BBM. Tidak heran, karena Honda Beat sudah dilengkapi dengan fitur ISS (Idling Stop System) selaku fitur penghemat BBM. Ini yang bikin motor akan mati setelah berhenti selama 3 detik. Motor akan hidup kembali hanya dengan memuntir grup gas.

Sementara itu, Yamaha Mio S belum dilengkapi fitur ini. Meski demikian, Yamaha Mio S punya teknologi forged piston. Forged piston itu piston yang dibuat pake besi yang udah ditempa. Ini lebih kuat dibanding dibanding piston konvensional yang cuma dicetak. Teknologi forged piston banyak digunakan pada mesin balap karena tahan panas. Ini juga nih yang bikin mesin Yamaha Mio S ga berisik karena bahannya yang kuat dan ringan bikin gesekan berkurang.

Hal ini berimbas ke mesin yang bekerja jauh lebih enteng dan mencegah piston macet sehingga efisiensi bertambah. Dalam hal ini, bakal berimbas juga ke keiiritan bahan bakar.

Spesifikasi Mesin

Diintip dari data spesifikasi mesin di website resmi masing-masing, Honda Beat pakai mesin sebesar 108. 2 cc. Sedangkan Yamaha Mio S 125 cc. Selain itu, Honda Beat menyemburkan power sebesar 8,68 PS / 7500 rpm dan torsi sebesar 9,01 Nm / 6500 rpm. Sedangkan Yamaha Mio S memiliki power sebesar 9,51 PS / 8000 rpm dan torsi sebesar 9,6 Nm / 5500 rpm.

Dengan begitu, dari segi mesin Yamaha Mio S lebih unggul serta powerful dibanding Honda Beat. Lebih nyaman digunakan karena tarikan gasnya lebih enteng.

Kapasitas Bagasi dan Tanki Bensin

Cewek suka peduli dengan hal-hal remeh, seperti ukuran bagasi motor. Dalam hal ini, Honda Beat lebih unggul karena punya bagasi sebesar 11 liter. Meski demikian, bedanya tidak terlalu jauh dengan Yamaha Mio S yang punya bagasi sebesar 10,1 liter.

Jalanan Palembang yang titik macet dan jam macetnya sukar diprediksi, sering bikin was-was kehabisan BBM. Dalam hal ini, Yamaha Mio S lebih diuntungkan dengan kapasitas tangki bensin yang lebih besar dibanding Honda Beat. Honda Beat punya kapasitas sebesar 4 liter, sedangkan Yamaha Mio S 4,2 liter.


Ramah Lingkungan

Yamaha Mio S dilengkapi dengan teknologi DiAsil Cylinder yang ga dimiliki Honda Beat. DiAsil sendiri merupakan singkatan dari Die Aluminium Silicon, yang berarti material logam campuran aluminium dan silikon yang memiliki kemampuan pendinginan lebih baik, namun sifatnya keras dan tahan aus.

Teknologi DiAsil diklaim lebih ramah lingkungan, karena tidak menggunakan lapisan nikel total Die-Cast Aluminium, sehingga mudah didaur ulang. Bukan cuma murah, teknologi ini rupanya juga bikin mesin jadi lebih beperforma, ringan, ”dingin”, tidak berisik dan awet.

Tampilan

Urusan penampilan, kalo dari segi panel meter, Honda Beat sepertinya lebih cakep. Ini karena panelmeter Honda Beat merupakan perpaduan antara sistem analog dan digital. Sementara Yamaha Mio S masih pakai sistem full analog.

Meski begitu, kalau dilihat dari tampilan keseluruhan, Yamaha Mio S terlihat kece dengan fitur lampunya. Jika Honda Beat masih menggunakan lampu bohlam sebagai lampu utama, Mio S sudah pakai lampu utama LED. Jelas dong jauh lebih modern, terang, dan awet ketimbang bohlam.

Ga perlu khawatir kalau misalnya pulang sudah gelap karena terjebak macet.



Kesimpulan
 
Pada dasarnya memang bakal kembali lagi ke selera dan pilihan masing-masing. Skutik Honda Beat dan Yamaha Mio S punya keunggulan sendiri-sendiri. Tapi tidak ada salahnya sih mempertimbangkan Yamaha Mio S, karena jelas punya lebih banyak fitur unggulan.
_____________________________

Baca juga ulasan saya yang tentang motor Yamaha di sini

5



Yamaha GT 125 (dokumentasi pribadi)

Tidak terasa, empat tahun sudah saya tinggal di Kota Pempek, Palembang. Untuk keperluan mobilitas terkait kesibukan sehari-hari saya sebagai fulltimer blogger merangkap penulis konten di sejumlah website, sepeda motor masih menjadi pilihan utama. Selain lokasi event kegiatan yang harus diliput sering tidak tentu jaraknya (dan kadang tidak terjangkau angkutan umum), Palembang yang sudah masuk kota metropolitan ini mulai terkenal macetnya. Sepeda motor jelas lebih efisien dari segi waktu karena masih bisa menyelip sana sini di sela kemacetan.


dilengkapi fitur keamanan

Ngomongin motor, saya punya Yamaha GT 125 yang sudah dibeli sejak 2014 silam lewat Yamaha Thamrin Brothers Karena warnanya hitam dengan sedikit hiasan silver, saya namai dia Si Kuro. Sepeda motor tipe matic memang jadi pilihan saya. Biasalah, namanya juga cewek. Pasti memilih tipe yang gampang dioperasikan. Tinggal gas dan rem tanpa ribet oper-oper gigi. Model Yamaha GT 125 ini juga OK punya. Meski ukurannya mungil, namun wujudnya tidak terlalu "girly". Sesuai banget dengan kepribadian saya yang rada tomboy.

Yang paling asyik dari motor kesayangan saya ini, perawatannya nggak ribet blass. Bayangkan, empat tahun dengan pemakaian rutin setiap hari muterin Palembang, Yamaha GT 125 punya saya ini belum pernah mengalami kerusakan parah. Eh, pernah ding. Satu kali sekitar 2 tahun lalu karena kecelakaan (ditabrak mobil dari belakang). Namun setelah diservis di bengkel resmi Yamaha, performa kembali baik. Selebihnya ya hanya perawatan rutin di bengkel model ganti oli, mengencangkan rantai, atau ganti ban.


Si Kuro sedang mandi (dokumentasi pribadi)


Oh iya, saya ini kan penyandang ADHD (Attention Deficit Hiperactivity Disorder) alias Gangguan Fokus dan Hiperaktivitas. Saya suka lupa hal-hal remeh seperti mengunci motor dengan benar misalnya. Namun berkat fitur keamanan yang sudah terpasang di Yamaha GT 125 benar-benar sangat membantu. Seperti Smart Stand Switch yang berguna ketika mesin mati namun kunci belum dalam posisi off, maka akan ada nada tanda berkedip pada lampu spidometer. Demikian pula dengan mesin yang otomatis akan mati jika standar samping dibuka saat mesin hidup.


Ready? Go!!!

Yang paling penting, Yamaha GT 125, seperti halnya motor keluaran Yamaha lainnya benar-benar sangat irit. Sejak hari pertama pembelian, Si Kuro ini hanya saya “minumi” pertamax. Dengan selalu menggunakan bahan bakar berkualitas, performa, kecepatan , dan kestabilannya jadi lebih terjamin.

Kesimpulannya, setelah 4 tahun memakai Yamaha GT 125 ini saya belum pernah dikecewakan. Saya tidak tahu apa tipe ini masih diproduksi apa tidak. Sepertinya tidak lagi. Namun banyak tipe Yamaha keluaran terbaru yang bisa dipilih. Untuk matic bisa dicoba tipe Nmax yang body-nya lebih bongsor. Mau yang lain? Cek saja sendiri di Thamrin Brothers.
Yamaha semakin di depan!

1

Baca juga

Mimpi 15.529 Km

Tulisan ini dibuat dengan rasa rindu yang sangat, pada sosok manusia paling kontradiktif yang pernah kukenal : Papa. Mimpi 15.529 km | kuc...