Menu

Kencan 2 Hari Bareng Nugisuke di Palembang, Ngapain Aja? (1)


Catatan Mommy Ossas kencan bareng Nugisuke, owner thetravelearn di Palembang (Bagian pertama )

#RagiStory : Our First Date


"Aku ingin lebih banyak mencintai. Lebih, lebih, dan lebih lagi. Sampai nggak punya waktu lagi untuk membenci." Arako (2020)

Buat yang mantengin akun sosmed saya, pasti udah tahulah ya kalau saya ini lagi kasmaran berat sama Matius Teguh Nugroho alias Mas Nug alias Nugisuke . Kesan lebay saking berbunga-bunganya itu jelas banget pasti. Haha, iyaaa ..., saya sendiri kadang berasa enek juga kok lihat diri yang begini ini :D  Bucin banget, asli! 

Tapi untuk saya yang butuh waktu 7 tahun lebih untuk move on dari mantan yang ituuuuu (ditambah drama perjalanan panjang berdamai dengan banyak luka plus kepahitan masa lalu), mendapati fakta masih bisa dimampukan mencintai kembali di usia nyaris kepala 3 adalah sesuatu yang --menurut saya-- memang patut dirayakan. Toh, nggak melanggar hukum ini, kan? 😹

Dan, berhubung saya ini random blogger yang nggak peduli niche kaya Mas Nug, saya sama sekali nggak merasa rugi kok menuliskan our love story di blog. Kali aja bisa naikin viewers dengan memanfaatkan popularitas pacar 😹😹😹

Well, cerita saya dan mas ini, sama kaya curhatan di facebook, bakal diposting underlabel "#RagiStory". 

Semoga cerita kami ini bisa lanjut terus sampai maut memisahkan. Amin. Amin. Amin.


Sebelum ketemuan ...

Saya dan Nugi, si mas mas Jogja yang stay di Bandung itu udah dekat dan (katakanlah) jadian sejak akhir tahun lalu, sebetulnya. Tapi mengingat saya punya 2 sohib cowok yang ngejagain banget biar otak ini tetap mampu berlogika meski dimabuk cinta, saya tegaskan ke Mas Nugi kalau nggak ada komitmen apapun sebelum ketemuan. Yah, takutnya kan deket di dunia maya, tapi kecewa Dan iilfil di dunia nyata. Maklum lah, hari gini gitu lho, kamera dan filter HP lebih banyak jahatnya. 

Janjinya 3-6 Bulan 😝


Untung Mas ngerti. Jadi jelang natal kemarin dia bilang bakal segera nemuin saya di Palembang dalam kurun waktu 3-6 bulan ke depan. Eh, ndelalah kok belum juga sampai sebulan dia udah muncul. Inikah yang dinamakan the power of love? #tsaaaahhhh 

Kepastian dia bakal datang ke Palembang itu saya terima tepat 10 hari sebelumnya. Tahu? Momen countdown 10 hari itu rasanya kek sejuta tahun. Berasa jauh, jauuuuuhhh lebih lama ketimbang nunggu ikhlas move on selama nyaris 8 tahun 😝😝😝  sungguh menghabiskan seluruh stok kesabaran saya.

Oh iya, mana pakai drama ramalan cuaca yang bilang bakal ada badai petir selama 2 hari Mas di Palembang pula. Ya ampun ... Sudahlah … tinggal berserah saja lagi pada Sang Pemilik Segala Tetes Air Hujan. Saya benar-benar pasrah kalau first date kami bakal dikacaukan cuaca buruk.

Lalu ketika tanggal 18 Januari yang lama ditunggu itu pun akhirnya tiba ...


Asrama Haji LRT Station, I'm In Love


Stasiun asrama haji, tempat menyatukan dua
hati 😝😝😝 (foto : nugisuke)

Mas Nug landing di Sultan Mahmud Badaruddin cukup pagi sebetulnya. 6.50 WIB. Tapi baru dapat kereta yang nyaris jam 8 pagi. Saya sih santai. Stasiun LRT-nya toh ga sampe 10 menit dari kosan. Modal helm hitam pinjem tetangga dan Akashi yang terlihat agak ganteng sedikit karena habis dicuci dan ganti oli kemarin sorenya, saya meluncur ke stasiun Asrama Haji. 

Ga perlu nunggu lama, kereta yang membawa kesayangan saya itu akhirnya tiba. Saya yang di kursi ruang tunggu melihat Mas pertama kali ketika dia melangkah menuju palang pintu keluar. Saya lalu beranjak mendekatinya. Melangkah setenang mungkin, namun mantap ke arahnya. (Hadeeehhh, padahal hati ini udah pengen teriak-teriak nggak keruan 😹😹)

Saya ngeliatin wajah mas, menaksir-naksir ekspresi dan emosi apa yang terpeta di sana. Tapi belum sempat semua analisis itu diterjemahkan otak, tahu-tahu kami sudah berpelukan. Begitu saja. Entah siapa yang memulai.

Nggak ada tuh adegan dramatis kaya' di film-film atau drama Korea. Hahaha… Dan seingat saya, kami bahkan juga nggak ngomong apa-apa. Seperti sibuk dengan pikiran sendiri-sendiri.

Well, ada tiga hal yang bikin otak sibuk di momen kami pelukan itu. Pertama, wangi tubuh Mas itu enak banget. Perpaduan sempurna wangi sebuah produk deodoran dan bau keringat cowok belum mandi, yang entah kenapa jadi sangat menggoda sekaligus bikin nyaman. 

Kedua, baru nyadar postur tubuh Mas itu ternyata nggak terlalu tinggi untuk standar cowok (sedikit berbeda dengan yang selama ini saya bayangkan kalau mantengin feed IG dia), tapi baik bentuknya, ukurannya, lekuk-lekuknya (apa sih ini :D)  kok bisa pas banget sih di badan saya. Maksud saya, kok berasa enak banget gitu meluknya. Kan ada lho orang-orang yang susah atau nggak enak dipeluk karena dia ketinggian atau terlalu besar (atau sebaliknya, terlalu kecil) lingkar tubuhnya. Nah, Mas ini klik banget sama badan saya. Paaaassss banget.

Ketiga, ya ampun … Mas ternyata manusia beneran. 

Di saat berbarengan, Mas terus bilang "Tuh kan, I'm real, Ra. Bukan cuma khayalanmu aja …" 

Saya yang bingung mau ngomong apa, akhirnya malah diambil alih sisi insecure yang bilang, "Mas, say. Are you dissapointed?"

"Absolutely not," sahutnya buru-buru. "Nggak lah … Kan aku udah tahu, kamu memang begini, kan? Kalau kamu lupa, Ra... kita kan juga udah pernah video call lho …"

Saya, seumur hidup sudah banyak melewati berbagai ujian, tes, maupun interview. Tapi belum pernah merasakan kelegaan sebesar itu saat melihat senyum mas yang segitu semringah kala intens menatap saya. 

Is this … love?


Mie Celor dan Standar Keramahan Berbeda

Dari stasiun Asrama Haji, kami bergerak ke pusat kota, ga jauh dari Ampera. Menemui Kak Yayan yang udah nunggu di Mie Celor 26 buat ngajakin sarapan. 

Saya sebetulnya tim nggak suka mie celor. Tapi demi yayang apa sih yang nggak? (Dasar bucin!) Mas yang bawa Akashi, saya nangkring di boncengan. Tahu, rahang saya sampe pegel dan nyaris kram saking cuma pengen senyum di sepanjang perjalanan.

Mie Celor time bareng Omnduut


Sampai sana, kami makan sambil ngobrol. Mas pesan mie celor dan kopi item. Sempet ada momen yang lumayan bikin geli saat mas bilang pelayannya jutek, padahal menurut saya dan kak Yayan biasa saja. 

"Yah, harap maklum, Mas. Di sini orang ngajak makan bareng atau nraktir aja kaya ngajak berantem kok. Jangan disamain sama Jogja atau Bandunglah. Orang Sumatera karakternya cenderung lebih blak-blakan, satu sisi terkesan lebih jutek jadinya memang. Tapi kami ini (bersikap)  ke orang juga bakal jauh lebih tulus dan apa adanya karena memang nggak ada yang ditutupin. So, ga boleh gampang baper kalo di sini, ya?" kata saya menenangkan.

Mas manggut-manggut saja. Mencoba memahami dan beradaptasi dengan standar keramahan yang berbeda.


Kamar Kosan, Our Deep Conversation


Jangan lepasin ya, sayang ...


Mas naik travel tengah malam dari Bandung untuk ngejar penerbangan pagi di Soeta. Awalnya sehabis sarapan, saya berencana ngajakin mas main ke Jakabaring Sport City. Tapi ngeliatin muka mas yang kecapekan dan kurang tidur, jadi khawatir. Mas wajib istirahat dulu pokoknya. Kesehatan dia lebih prioritas.

Tapi mau ke hotel juga belum bisa check in karena masih pagi. Ya sudah, saya ajak mas ke kosan saya yang berupa bedengan. Teman-teman saya sebelumnya udah banyak sih yang sering main, jadi tetangga atau ibu Kos santai saja. Ibu Kos malah ngasih ikan dan ayam goreng begitu tahu mas yang datang.

Mas tidur di kamar saya selama hampir 2 jam sebelum akhirnya saya bangunkan. Yah, sebetulnya saya tahu sih mas masih butuh istirahat lebih lama. Cuma saya nggak betah lihat dia tidur. Habis bosen kan? Mau diapa-apain belum bisa …, eh, belum boleh lebih tepatnya 😹😹😹 (sabar, Raaa… tahun depan sah 😝😝😝)

Di sisi lain, ada hal lebih penting yang perlu kami bicarakan. Topik-topik mahaberat yang ga mungkin dibahas lewat chat, telepon, maupun video call. Dan dimulailah momen emosional saat kami benar-benar "menguliti" diri kami sendiri.

Ngomongin detail masa lalu yang kelam dan berliku, ngomongin masalah hidup masa kini dan nanti, ngomongin yang paling dikhawatirkan dari sebuah komitmen, ngomongin hal yang paling ditakutkan "kalau sampai pasanganku tahu aku aslinya begini", dan bla bla bla lain yang jelas nggak ada manis-manisnya blass untuk disebut kencan perdana. 

Meski beberapa topik sudah pernah dapat spoiler di telepon, membicarakannya secara langsung dengan ekspresi masing-masing kelihatan jelas itu ternyata nggak gampang banget. Ada malu, sakit, takut, bingung, marah, sesal, dan campur aduklah pokoknya. 

Tapi kami sama-sama tahu, untuk sebuah hubungan jangka panjang … keterbukaan itu mutlak. Terlebih buat saya yang masih struggling dengan mental illness, saya benar-benar lebih pilih kejujuran yang pahit ketimbang disenangkan oleh kebohongan. 

Setelah nyaris 3 jam "menyiksa", yang tersisa cuma kelegaan. Lega karena masing-masing ternyata bisa berdamai dengan semua itu. Lega karena setelah tahu aib dan kekurangan masing-masing ternyata masih nggak sanggup menghapus perasaan yang terlanjur ada.

Ya, rasanya dicintai dari kekurangan itu ternyata benar-benar semelegakan itu. Mas sempat bilang begini, "Cewek yang lebih cantik dan lebih baik dari kamu memang banyak, Ra. Tapi aku nggak yakin ada yang mau terima jelek-jeleknya aku kaya kamu gini. Jadi kenapa aku harus repot cari orang lain kalau yang aku paling butuhkan dalam hidup udah kutemukan? Hatiku udah milih kamu...aku cuma mau kamu jadi partner hidupku."

Yah … Saya pun demikian. Betul-betul sudah nggak mau sama orang lain lagi kalau bukan Mas Nugi. Tapi tetep, kami cuma bisa balikin lagi ke Tuhan. Kami cuma bisa berusaha, sisanya terserah DIA mau bikin hubungan kami kaya' mana. Kami percaya DIA punya rencana indah buat kami, buat cinta kami ini ...


Tour de LRT


"Mas, kumisnya tolong dicukur yaa..."



Setelah plong bicara hati ke hati, lanjut makan siang, dan singgah sebentar di hotel buat mas check in dan nungguin dia mandi (asli, mas lelet buangeett mandinya. Luluran kali di dalam sana), akhirnya bisa nge-date beneran. 

Nge-date murah meriah tapi sudah pasti romantis dan mas suka : NAIK LRT. Kami pilih rute Bumi Sriwijaya - DJKA karena stasiunnya deket lokasi janjian sama temen malam harinya. 

Dengan harga tiket Rp 5000 saja/orang sekali jalan, menikmati view Palembang sore hari asyik juga ternyata. Mas lumayan sibuk foto-foto dan ngerekam video (maklum, pengabdi konten). Tapi satu hal yang jelas, saat jalan tangan ini nggak pernah lepas digandengnya. 

Yang kece tuh pas perjalanan pulangnya, pas banget bisa nikmatin sunset. Apalagi sewaktu tepat melintasi Ampera. Beuuhh, kece badai. Cuma nggak tahu mas Nug sempat dapat fotonya atau nggak. Soalnya aku lebih pilih motoin dia 😹 Mas lebih indah dari sunset manapun deh pokoknya ... (Ara buciiiinnn, Ara buciiinnnnn 😹)

Wahai lelaki pemburu senja, aku padamu 😘



Tapi tetep ya. Bukan Ara atau Nugi kalau nggak pake drama. Karcisnya Mas Nug hilang, jadi nggak boleh keluar.

Nah, jadi gaes, untuk yang beli karcis langsung di stasiun (bukan pake tapcash), kertasnya itu nggak boleh hilang karena bakal buat scan di pintu masuk menuju ruang tunggu sebelum ke peron, sama buat scan sekali lagi di pintu keluar.

Dan, karcis mas hilang ntah kemana. Alhasil setelah lapor ke petugasnya dibilang harus beli dulu tiket penalti senilai Rp 10.000. Bagus! Tiket aslinya aja cuma Rp 5000 😹😹😹 Yah, harga sebuah keteledoran.

Tapi ya nggak bisa ngomel juga sih. Lha wong saya sendiri pernah dengan songongnya ninggalin Akashi di parkiran mall dan pulang ke kosan pake gojek. Jadi …, sepertinya drama ketinggalan, kehilangan, atau kelupaan bakal banyak mewarnai hari-hari kami di masa depan. 


Jumpa Blogger dan Traveller Palembang


Akhirnya, direstuin juga 😹


Dari sebelum jumpa, saya bilang ke Mas kalau tugas dia itu bukan cuma meyakinkan saya dan keluarga, tapi juga dua teman satu gugus saya. Sebab selama ini, dua cowok inilah yang paling "menentang" hubungan kami. kak Yayan si Gordon Levitt, dan Bimo si Tom Holland.

Bukan yang menentang atau ngelarang-ngelarang banget gitu sih nggak. Mereka cuma mati-matian menjaga saya untuk nggak jatuh lagi ke pelukan laki-laki yang salah. Jadi ketemu 2 cowok ini bakal jadi agenda wajib selama mas di Palembang. Semacam fit n proper test-nya Nugi dulu gitu deh.

Sabtu malam seperti yang sudah disepakati, kami jumpa. Bareng Heru yang udah pernah ketemu Mas Nug sebelumnya, dan ga sengaja jumpa Ce Trisna yang kebetulan lagi ngumpul sama teman-teman backpackernya. 

Standar meet up perdana lah, haha hihi, makan, poto-poto. Suasana lumayan cair sebetulnya, tapi saya malah gelisah berat. Saya merasa ada yang nggak beres sama Mas Nug. Entah apa. Tapi ketika berulang kali saya tanya Mas kenapa, dia meyakinkan kalau dia baik-baik saja. Aneh sekali.

Tapi di titik saya sudah nggak tahan lagi dan menyerah sama kegelisahan, sesaat setelah adzan isya saya ajak mas pulang. Rencananya Mas antar saya dulu ke kosan, baru dia bawa Akashi ke hotel dan jemput saya kembali esok harinya sebelum ke gereja di dusun mama. Tapi di perjalanan, saya berubah pikiran. Saya tepuk punggung mas …

"Mas, nggak usah ke kosanku. Kita langsung ke hotel!"

"Eh, kenapa?"

"Langsung. Ke. Hotel!" ucap saya dengan nada jangan-ngebantah-gue.

Mas menurut. Lebih tepatnya, tak kuasa menolak. Dan … alih alih melaju lurus ke arah kosan, Akashi pun berbelok ke mulut gang menuju hotel.


:: To be continued …


Kenapa saya begitu maksa
mas langsung ke hotel malam itu?
Apa yang terjadi selanjutnya?
Akankah kencan kami
berlanjut di dalam kamar? 

Tunggu kelanjutannya di bagian kedua ya 😝




35 komentar:

  1. Aku cuma bisa senyam-senyum baca ini, Ra. Satu hal yang kamu nggak tau, saat berjalan keluar kereta LRT dan menghampirimu itu, aku diam-diam menenangkan diriku yang canggung.

    Btw, aku kok nggak inget tiket LRT-ku hilang ya? xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahahaa....deg degan banget ya, Masku?

      Serius nggak inget?
      -.-

      Ini mas yang ingatannya payah, atau aku yang salah inget? 😹😹😹

      (Makanya, Raaa...lain kali langsung ditulis. Jangan nunggu sebulan ...banyakan lupanya pasti 😹😹😹)

      Hapus
  2. So cuit nian, pengen hujat bucin. Tapi tenang, tenang, belum waktunya menghujat. Dahlah Ara speechless aku tuh nak Ngomongin apo lagi.

    Apolagi bahas perihal honey honey. Eh tahun depan, galak di undang jugo aku Yo.

    Masih kondangan di dusun kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwkwk....#AraBucin2020

      Kondangan Dak di dusun agek, Lim....jauuuhhhh

      Hapus
  3. Aku slama ini suka baca blog nya mas Nugi. Banyak belajar dr sana, Krn dia penulis review hotel dan traveling yang bagus banget :). Tapi ga nyangka kalo pasangan mas Nugi sama2 blogger, sama2 enak dibaca tulisannya :).

    Bikin penasaran aja akhir ceritanya mba :). Btw ikut seneng ngeliat kalian berduaaa :D. Langgeng sampe hari H nanti mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haloo, Kak Fanny ....wohooo.
      .emak kucing juga nih bau-baunya :D

      Strategi saya memanfaatkan popularitas Pacar berhasil nih kaya'nya 😹😹😹

      Makasih atas kunjungan dan doanya ya, Kakak Fanny ...
      Ditunggu BW baliknya yaaaa ...salaamm

      Hapus
  4. Tulisan orang jatuh cinta tuh beda hehe. Semoga di sini yang muncul tulisan kasmaran terus. Amin :D

    BalasHapus
  5. Ya Allah...
    Aku mbaca doang ikut kasmaraaan ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi kasmaran itu menular ya, Kak Ros? 😹😹

      Hapus
  6. Sungguh tidaaaa kuath wkwk, kasmaran dan LRT menjadi saksi bisuuu. Bakalan berlanjut, semoga terus kasmaran ya Mba Araaa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha....jangan muntah ya, Rumi 😹😹😹

      Hapus
  7. aku kok jadi senyum senyum sendiri baca tulisan ini. berasa inget masa2 pacaran sama suami dlu. gemes2 manja. bimooo..pasti kamu bahagia ya liat sahabatmu bahagia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwkwkwkwk...Bimo yang paling susah dibujukin .... Ga percaya dia sama Nugi, Mbak Aya 😹😹

      Hapus
  8. Mbak ceritanya sumpah bikin penasaran bangeeeettt!!! Aku sampe ngepoin akun Mas-nya terus ada foto kalian berduaaa so sweet bangeeeeettttt!!! Langgeng yaaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penasaran part hotelnya ya, Kakak? (21 ++ kaya'nya) 😹😹

      Hapus
  9. Ih, ini beneran kisah nyata ya? Serasa baca novel romance, tepatnya cerbung kali ya. Semoga langgeng hubungannya. Semoga sampai ke pernikahan. Menua bersama. Continued-nya jangan lama-lama ya 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi...iyaaa...kisah nyata ini, Kak ...

      Makasih doanya ya 😊

      Hapus
  10. aiih...aiihhh, bacanya ikut berasa bahagia. feelnya bikin ikutan sumringah, padahal yg lagi kasamaran sapa? :D

    semoga cerita ini terus berlanjut, ditunggu kabar baiknya ke jenjang yang tentunya lebih istimewa , cihuuyy....aamiinn

    BalasHapus
  11. Huahahahaha suka deh bacanya. Eh tapi ini memang bener yaaa kalau aku ngelihat wajah Ara semakin kinclong, sumringah, bercahaya gituuu hahaha. Mungkinkah karena efek Endorfin, Serotonin, Dopamin dan Oksitosin seseorang yang tengah jatuh cinta? hahahaha. Semoga niat baiknya kesampaian ya Ra, jangan lupa buat undang-undang kita semua :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha....efek kasmaran gitu banget ya, Mbak?

      Makasih doanya, Mbak. Semoga ntar dimampukan untuk ngundang ngundang...amiiinn

      Hapus
  12. Ibu2 baca kisah cinta anak muda jadinya mesem mesem sendiri deh hahaha berasa baca novel remaja wkwk
    Ku doain semoga segera sah yaaa aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha...novel based on true story, Mbak ...hihihi...

      Amiiinn, terima kasih banyak doanyaa

      Hapus
  13. Nah kan jadi senyum-senyum sendiri kali baca tulisan orang yg lagi berbunga-bunga. Aduhay manisnya virus merah jambu. Langgeng terus ya kak hihi

    BalasHapus
  14. Dua cowok yang 'menentang' yakni kak Yayan si Gordon Levitt, dan Bimo si Tom Holland, berarti aku gak termasuk yah, Ra? Aku soalnya selalu suport kalian berdua, apalagi Ara dan Nugi se-Iman. Semoga kalian saling menutupi kekurangan masing-masing dengan kelebihan masing-masing. Tuhan tahu yang terbaik untuk kalian berdua :)

    BalasHapus
  15. Dua cowok yang 'menentang' yakni kak Yayan si Gordon Levitt, dan Bimo si Tom Holland, berarti aku gak termasuk yah, Ra? Aku soalnya selalu suport kalian berdua, apalagi Ara dan Nugi se-Iman. Semoga kalian saling menutupi kekurangan masing-masing dengan kelebihan masing-masing. Tuhan tahu yang terbaik untuk kalian berdua :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yoaaaa.... Heru emang supporter setia dari awal 😹

      Makasih ya Heru untuk doa dan supportnya dari awal. Berarti banget buat kami...

      Hapus
  16. Hahahahahha ada nama akyu! Happy for both of you! Tapi itu di hotel mau ngapain?!?! Mana part 2 nya?!?! Bikin penasaraaaaan!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you, Bimoooooo 😘😘😘
      Sudah tayang nah..awas Dak dikomen 😝

      Hapus
  17. Akhirnya kakakkuu tak zomblo lagi awowkwowkk, endingnya gitu bet yaa wkwk, rada2 clickbait wkwk, but semoga langgeng kak hehehe

    BalasHapus
  18. Araaa... ngikutin kisah cintamu membuatku terenyuh. Seneng akhirnya pujaan hati datang dengan ijinNYA yaaa. Yang terbaik buat kalian 😘😘😘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Alma, terima kasih sudah mampir... makasih juga nyempetin doain kami ...

      Salam buat dedek Faraz...

      Hapus

Baca juga

Mimpi 15.529 Km

Tulisan ini dibuat dengan rasa rindu yang sangat, pada sosok manusia paling kontradiktif yang pernah kukenal : Papa. Mimpi 15.529 km | kuc...