Menu

Kenapa Kucing Domestik?

My boy Ossas

  Pertanyaan ini udah mampir di kuping saya sejak masih ngeblog di platform gratisan sebelah. Soal kenapanya sih nggak terlalu jelas. Tapi kucing domestik yang merupakan kucing ras asli Indonesia alias kucing kampung ini memang tidak bisa lepas dari kehidupan saya, terutama si Ossas.

  Siapa Ossas?

  Ossas ini anak jantan saya satu-satunya. Saat diadopsi persis pada lebaran tahun 2017 lalu, Ossas masih bayi kurus kerempeng dan giginya belum tumbuh semua. Waktu itu saya sudah punya punya dua anak lain sebetulnya, Kittun dan Momon. Naas, nggak lama kemudian dua-duanya tewas diracun orang dan hanya Ossas yang bertahan. Sejak itu saya jadi agak posesif sama si boy putih-oranye ini.
  Kenapa namanya Ossas?

  Asli kalau bisa ganti aja saya pengen namain dia Matsumune atau Michaelangelo gitu biar keren. Yang namain bukan saya, tapi sepupu jauh yang saat itu nge-fans banget sama cowok Afrika yang nama lengkapnya Uvuvwevwevwe Onyetenyevwe Ugwembubwem Ossas. Dan jadilah namanya Ossas sampai sekarang. Dia nggak mau lagi dipanggil pakai nama lain.

  Ossas ini tipikal kucing domestik biasa. Nggak rewel, lincah, jago berburu. Tapi dia agak picky eater. Yah, salah saya sendiri juga sih nggak biasain dia makan makanan kampung. Dari kecil makannya whiskas dan ngemil fellybite. Minimal banget ikan sarden kalengan. Mau gimana lagi, namanya juga sayang sama anak sendiri.

  Yang saya heran dari Si Ossas, dia sering banget dikira kucing cewek. Waktu masih kecil wajar lah ya, belum terlalu kelihatan. Lha sekarang dua biji kembar di selangkangan dia udah segede apa, masa masih pada salah identifikasi gender gitu sih?

  Menurut temen yang suka main ke kosan (dan selalu ngira Si Ossas itu cewek), Ossas itu kelihatan cantik. Lebih terkesan anggun ketimbang macho. Huuffhh, jangan-jangan ini faktor maminya yang ngefans sama banyak cowok cantik pula!

Ossas dan Embul, Kisah Cinta Beda Kasta


  Ossas sekarang sudah punya istri, namanya Embul. Kucing keturunan persia abu-abu punya tetangga. Pas masih zaman pedekate dulu ya, Si Ossas sering hilang tengah malam. Pas saya cari-cari, ternyata dia udah melungker di depan kandang Si Embul. Mungkin yang punya Embul terkesan dengan kesetiaan si Ossas apa gimana, direstuin dah itu akhirnya. Padahal banyak pejantan lain yang naksir Embul. Yah, mungkin itu yang namanya love will find the way ...

  Ngomongin Ossas mah nggak akan ada habisnya. Dan meskipun saya ada di team #kucingdomestik , bukan berarti saya anti kucing ras. Pada dasarnya saya suka kucing (dan anjing dan hampir semua binatang) apa saja. Namun untuk kesibukan saya saat ini, dimana kalau lagi ada kerjaan di luar suka ninggalin kosan sampai berhari-hari, kucing domestik memang pilihan tepat. Perawatannya nggak ribet, dan mereka nggak manja kalau ditinggal. Yang penting makanan, minuman, sama pasir pup-nya disiapin. Mau dibiarin keluyuran di luar juga santai aja, nggak bakalan ada yang mau nyulik.
 
  Yosh, sekian dulu perkenalan dari Os sas dan maminya. Pantengin terus blog ini, bakal banyak banget catatan harian yang sebetulnya tidak penting-penting amat, namun sayang untuk dilewatkan. Semoga saya nggak males ya buat update. Untuk yang blognya minta di-follow, tinggalin jejak aja. Pasti saya follow kok.
  

2 komentar:

  1. Hai Ara, salam untuk Ossas. Salam jg untuk Embul. Mereka imut-imut nian yo. Pengen tak uwel-uwel pipinyo. :D

    BalasHapus
  2. tanpa mereka hampa nian hidup di kosan, Kak... hehhe

    BalasHapus

Baca juga

Mimpi 15.529 Km

Tulisan ini dibuat dengan rasa rindu yang sangat, pada sosok manusia paling kontradiktif yang pernah kukenal : Papa. Mimpi 15.529 km | kuc...