Menu

KBA Suntenjaya : Komitmen Lestarikan Alam Kini, untuk Bekal Masa Depan Nanti


Kampung Berseri Astra Suntenjaya (dokpri)


“Bumi Pasundan Lahir Ketika Tuhan Sedang Tersenyum”


Saya sepakat dengan omongan M.A.W Brou­wer, seorang rohaniawan dan dosen asal Belanda itu. Kemolekan alam Bumi Pasundan memang tak perlu diragukan lagi. Saking cantiknya, kekayaan, keindahan, serta kesuburan tanahnya pun sudah tersohor sampai ke belahan bumi yang lain.


Hal itu telah dipikirkan jauh-jauh hari oleh warga Kampung Pasir Angling Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Diinisiasi oleh salah satu warganya, Gunawan Azhari –atau yang biasa disapa Kang Gun–, Kampung Pasir Angling Desa Suntenjaya fokus memaksimalkan potensi alam di wilayahnya. Mereka memilih sumber daya berkelanjutan sebagai mata pencaharian dan ketahanan pangan.

Masalahnya adalah, bagaimana caranya menjaga “senyuman Tuhan” itu tetap lestari dan bisa dinikmati oleh anak cucu di kemudian hari.


Sebanyak kurang lebih 1000 warga dari 200 KK dari kampung setempat mengandalkan sektor pertanian, peternakan, dan perkebunan untuk bekerja. Tak heran wilayah kampung ini tampak sangat hijau dan asri. Sejauh mata memandang, hamparan hijau membentang di kontur tanahnya yang berbukit-bukit khas daerah Lembang.


Peternakan di KBA Suntenjaya


Menariknya, dalam menjalankan usaha pertanian, peternakan, dan perkebunannya, warga Kampung Pasir Angling menerapkan sistem peternakan dan pertanian terintegrasi. Limbah dari kotoran ternak (terutama sapi) dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. Sementara limbah dari hasil pertanian juga dimanfaatkan sebagai makanan ternak.


Hasilnya bukan hanya lebih ramah lingkungan karena tak menyisakan limbah, sistem ini juga terbukti ekonomis karena bisa memangkas banyak biaya yang biasa dipakai untuk pupuk dan pakan ternak.


Berkat komitmen melestarikan alam dan menjaga lingkungan, KBA Suntenjaya pernah terpilih menjadi destinasi Workshop Lingkungan 2022 yang digelar PT Astra International Tbk.

Komitmen Lestarikan Alam, Sebuah Jalan Terjal dan Jawaban Kegelisahan



Meski saat ini warha KBA Suntenjaya sudah nyaman hidup berdampingan dengan alam, diakui Kang Gun prosesnya sungguh tidak mudah. Kang Gun yang saya temui langsung di kediamannya mengaku tidak mudah memulai semuanya.


Kang Gun pernah mendapati desa kelahirannya yang semula asri dengan sungai mengalir jernih itu menjadi kotor penuh sampah dan tercemar. Terutama oleh sampah limbah pertanian dan peternakan.


Hal itu membuatnya sedih, dan berkomitmen untuk mengembalikan keasrian kampung halamannya itu. Kang Gun memulainya dengan mengedukasi warga tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan agar dapat tetap dinikmati anak cucu nanti.


Bak semesta mendukung (mestakung), komitmen Kang Gun itu mendapat jalan ketika ia dan perangkat desa lainnya mengajukan Pasir Angling sebagai salah satu penerima program Kampung Berseri Astra. Program corporate social responsibility (CSR) dalam bentuk bantuan dana dari PT Astra International Tbk itu dimanfaatkan untuk membuat program-program yang bisa membantu kesejahteraan masyarakat setempat.


Adapun “Berseri” sendiri merupakan singkatan dari “Bersih, Sehat, Cerdas, dan Produktif”. Nama ini sejalan dengan 4 pilar yang menjadi penopang setiap Kampung Berseri Astra, yaitu: kewirausahaan, pendidikan, lingkungan, dan kesehatan.


Meski demikian, mengedukasi warga desa agar lebih peduli lingkungan rupanya tak semudah itu. Warga desa, khususnya dari generasi yang lebih tua cukup sulit diajak berkomunikasi.


Namun Kang Gun tak patah arang, beliau memilih jalan langsung mencontohkannya. Untunglah, warga malah jadi lebih bisa menerima arahan dan menjalankan program sesuai anjuran.


Kang Gun berharap, ia dapat mengawal Kampung Pasir Angling ini agar tetap bisa hidup berdampingan dengan alam. Tak masalah warga menjadi peternak atau petani, namun dengan cara menjalankan sistem yang ramah untuk lingkungan dan keberlanjutan, serta tidak merusak alam.


Karena hanya dengan melestarikannya kini, alam bisa terus dinikmati untuk bekal masa depan nanti. Juga menjadi warisan tak terhingga untuk generasi selanjutnya nanti.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca juga

Mimpi 15.529 Km

Tulisan ini dibuat dengan rasa rindu yang sangat, pada sosok manusia paling kontradiktif yang pernah kukenal : Papa. Mimpi 15.529 km | kuc...