Menu



ASUS ROG Phone 7 Series hadir dalam balutan warna hitam dan putih


Sejak hamil hingga menjadi ibu menyusui saat ini, praktis opsi hiburan saya berkurang. Kalau dulu saya dan suami bisa leluasa
staycation, nongkrong di café, sampai traveling buat healing, sekarang sudah tak begitu lagi. Alhasil, gawai menjadi pelarian favorit karena selalu ada dalam genggaman. Belakangan saya juga akhirnya install game Plants vs Zombie agar semakin banyak opsi hiburan di hape.

Niat hati sih install game-game lain yang lebih seru, apa daya keterbatasan memori handphone saya nggak mendukung 😅 Makanya, saya seneng banget begitu denger kabar ASUS ROG Phone 7 Series mau segera rilis di Indonesia.

Sebagai ibu menyusui dengan sepasang putri kembar yang baru berusia 3 bulan, lingkup aktivitas saya biasanya berputar-putar di antara rumah, gereja, dan rumah sakit. Yah, ditambah sesekali ke pasar/minimarket buat belanja dan ke café saat udah terlalu suntuk. Sisanya, saya lakukan di rumah. Dari kerjaan-kerjaan freelance, bikin konten, nonton, scroll media sosial, sampai main game.

Baca-baca info dan speknya, ASUS ROG Phone 7 Series bakal jadi ponsel gaming dengan performa tanpa kompromi! Itu artinya, fitur-fitur lain dari smartphone ini juga akan mumpuni. Emang ada apa aja yang ditawarkan?

2



Di dusun orang tua saya, di salah satu desa di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, kusta (atau dikenal juga dengan lepra) masih dianggap sebagai tulah atau penyakit kutukan juga guna-guna. Penderitanya sering dijauhi, dikucilkan, atau malah diisolasi keluarganya sendiri karena malu. Tidak heran jika penderita kusta yang ada malah jadi enggan berobat akibat masih suburnya stigma negatif yang berkembang di masyarakat.

Stigma negatif terhadap penyakit kusta ini tidak boleh dibiarkan. Menurut data WHO, Indonesia saat ini menempati peringkat ketiga kasus kusta terbanyak di dunia setelah India dan Brasil. Total penderitanya mencapai 18.000 kasus.

Padahal, kusta bukanlah jenis penyakit yang menular dengan mudah. Kusta tidak bisa ditularkan lewat jabat tangan, berpelukan, duduk bersebelahan, bahkan tidak menular antara ibu dan bayi lewat persalinan.

Butuh waktu untuk kusta dapat menular karena masa inkubasinya tidak sebentar. Juga butuh bersinggungan dengan penderita secara intens untuk bisa menular. Sehingga, seharusnya masyarakat tidaklah perlu mengucilkan penderita dengan alasan takut tertular.


Untuk memerangi stigma negatif kusta di masyarakat agar penderitanya tidak terus bertambah akibat enggan berobat, perlu keterlibatan semua pihak untuk bekerja sama. Salah satunya seperti yang belum lama ini dilakukan NLR (No Leprosy Remains) yakni dengan menggelar roadshow di Slawi, Tegal, dan Cirebon. Roadshow tersebut terselenggara pada awal Juni 2023 lalu dengan menggandeng BABINSA (Bintara Pembina Desa) dan ibu-ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga).






Saya mengetahui informasi ini setelah menyimak live show bertajuk "Gaung Kusta Bersama Babinsa dan PKK) di Ruang Publik KBR (Kantor Berita Radio) lewat siaran langsung di Youtube pada 14 Juni 2023 lalu. Hadir sebagai narasumber, Kapten Inf. Shokib Setiadi (Pasiter Kodim 0712/Tegal) dan Ibu Elly Novita, S.KM, MM (Wakil Ketua Pokja 4, TP PKK Kabupaten Tegal) yang kemudian banyak berbagi cerita terkait peranan pihaknya dalam memerangi stigma penyakit kusta di masyarakat.

Anggota Babinsa dan PKK adalah garda terdepan yang banyak berinteraksi langsung dengan masyarakat. Mereka telah mendapat edukasi dan penyuluhan seputar kusta dalam roadshow yang digelar NLR sehingga bisa meneruskan informasinya kepada masyarakat di wilayah masing-masing.

Pak Shokib Setiadi menyatakan pihaknya menyambut baik adanya roadshow leprosy tersebut. "Roadshow tersebut menjadi bahan edukasi tim untuk nanti diteruskan melalui penyuluhan dan pendampingan ke masyarakat," kata Shokib.

Babinsa sebagai perangkat keamanan di desa-desa memang punya kewajiban menjaga kondisi di desanya masing-masing termasuk dari bahaya penyakit menular. Dalam hal ini, babinsa punya kesempatan lebih dalam mengedukasi masyarakat terkait penyakit kusta. Termasuk meluruskan kesalahpahaman atau stigma negatif yang terlanjur beredar di masyarakat.

Shokib menambahkan, sebagai wujud komitmen Babinsa untuk NLR Indonesia, pihaknya juga rutin menggelar komunikasi sosial sebagai wadah diskusi dengan warga. "Harapannya jika warga sudah terbiasa ngobrol bersama kami, nantinya warga akan lebih terbuka. Sehingga keluhan-keluhan akan gejala penyakit kusta bisa diketahui lebih awal sebelum menjadi lebih parah," jelas Shokib.

Tidak hanya itu, Babinsa menurut Shokib juga masih konsisten menggelar kegiatan-kegiatan lintas sektoral yang membahas berbagai aspek di wilayahnya, dari politik hingga kesehatan. Dengan demikian, Babinsa juga punya wewenang untuk menggandeng tenaga kesehatan untuk melakukan edukasi langsung di masyarakat.

Sementara itu Ibu Elly Novita, S.KM, MM selaku Wakil Ketua Pokja 4, TP PKK Kabupaten Tegal menyoroti akibat buruk stigma negatif tentang kusta di masyarakat. Penderita menjadi takut dan malu untuk berobat sehingga malah mempertinggi tingkat penularan.

Padahal, dijelaskan Elly, jika sudah memiliki tanda-tanda penyakit kusta, penderita harus segera melaporkan diri ke puskesmas tedekat untuk mendapat penanganan. Jika betul terkonfirmasi kusta, maka keluarga yang tinggal serumah dan tetangga terdekat bisa turut mendapatkan obat untuk mencegah penularan.

Dikatakan Elly, meski ibu-ibu PKK punya kesempatan lebih untuk mengedukasi masyarakat terkait kusta karena langsung bersinggungan dengan masyarakat, pihaknya berharap tokoh-tokoh masyarakat seperti pamong desa dan pemuka agama bisa turut ambil bagian dalam memerangi kusta ini. "Tokoh masyarakat, pamong desa atau pemuka agama adalah sosok yang dihormati di masyarakat. Suara mereka cenderung lebih didengar. Akan sangat membantu jika ada keterlibatan tokoh-tokoh ini dalam mengedukasi warga," kata Elly.

Saya tidak tahu apakah roadshow yang penuh edukasi dan penyuluhan ini dilakukan di wilayah lain atau tidak. Namun saya pribadi berharap, roadshow semacam ini bisa dilakukan merata di daerah-daerah lain di Indonesia. Termasuk di dusun orang tua saya di Banyuasin dan tidak hanya mencakup wilayah pulau Jawa saja.

Dengan demikian, pemahaman terkait kusta ini bisa menjangkau lebih banyak masyarakat. Semakin masyarkat tahu dan teredukasi, tentunya diharapkan bisa turut menurunkan bahkan menghapuskan kasus kusta di Indonesia dan menjadikan negeri ini bebas kusta sepenuhnya.
0


Aku di Hutan Bengkulu

Lahir, besar, dan menghabiskan lebih dari separuh hidupku di Provinsi Bengkulu membuatku cukup akrab dengan hutan. Tidak heran, karena Provinsi di pesisir Selatan ini 43% wilayahnya adalah hutan.

Komoditas hutan Bengkulu yang paling mudah dinikmati langsung adalah durian. Aku sampai dapat julukan "hantu durian" oleh teman-temanku saking nge-fansnya sama buah satu ini. Rekor terbaikku adalah menghabiskan durian sebanyak satu karung ukuran beras 20 kg dalam waktu sehari semalam 🤣

Aku dan Durian

Setelah kemudian pindah ke Palembang, Jogja, dan sekarang akhirnya menetap di Bandung, aku masih merindukan masa-masa berburu durian di Bengkulu. Aku sungguh rindu menikmati durian yang baru jatuh dari pohon langsung di kebunnya. Dengan hanya membayar sekian puluh ribu rupiah saja, boleh makan sepuasnya selama tidak dibawa pulang.

Siapa yang menyangka, kegilaanku terhadap durian itu rupanya berpengaruh terhadap mitigasi perubahan iklim. Lho, kok bisa?

Dalam online gathering bareng #EcoBloggerSquad akhir Mei lalu bertajuk “Peran Komunitas untuk Menjaga Hutan dalam Mitigasi Perubahan Iklim", saya baru tahu kalau pohon durian dapat menyerap karbondioksida (CO2) dan mengurangi efek rumah kaca. Satu pohon durian bisa menyerap sekitar 1,42 ton CO2 setiap tahunnya. Bayangkan, ada berapa ribu pohon durian di hutan-hutan Bengkulu?

Rajin mengonsumsi dan membeli durian berarti turut menjaga kelangsungan pohon-pohon tersebut. Bapak Nasiun dari Desa Air Tenam, Bengkulu Selatan bahkan saat ini masih setia menjaga pohon-pohon durian di desanya yang totalnya mencapai 1677 hektar. Wow!

Hutan dan Perubahan Iklim

Pemanasan global dan perubahan iklim adalah sesuatu yang nyata. Sudah dan sedang terjadi saat ini di seluruh belahan Bumi, termasuk di Indonesia. Pasti kita semua sudah mulai merasakannya, mulai dari cuaca yang makin labil, badai lebih hebat, air makin langka dan kekeringan semakin sering, sampai mulai banyaknya penyakit yang aneh-aneh.

Salah satu upaya untuk mengurangi dampak perubahan iklim ini adalah dengan menjaga kelestarian hutan. Indonesia sebetulnya negara dengan jumlah luas hutan yang tidak sedikit, bahkan menjadi nomor tiga sedunia. Totalnya mencapai 125,76 juta hektare (ha) pada 2022.

Sayangnya, seperti yang disampaikan Manager Program Hutan Itu Indonesia, Christian Natalie, Indonesia juga menjadi negara dengan laju kerusakan hutan paling cepat sedunia. "Indonesia tercatat di World Guinness Book of Records sebagai negara dengan tingkat laju kerusakan tercepat nomor satu di dunia. Dalam lima tahun terakhir saja, Papua telah kehilangan hutannya seluas 3,5 kali pulau Bali,” ujarnya.

Duh, sayang sekali ya? Padahal tidak sedikit masyarakat kita yang menggantungkan hidup dari keberadaan hutan. Belum lagi kalau bicara soal keanekaragaman hayati yang ada di dalam hutan Indonesia. Tak terhitung flora dan fauna langka yang menjadikan hutan Indonesia sebagai habitat alaminya, seperti bunga rafflesia arnoldi misalnya.

Kalau terus-terusan dirusak oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab dan hanya memikirkan kepentingannya sendiri, bukan cuma mengancam kehidupan di sekitar hutan saja, tapi juga seluruh Indonesia bahkan dunia karena dampak perubahan iklim tak lagi bisa dikendalikan.

Langkah Kecilku, Untukmu Bumiku

Terkadang sudah muncul kesadaran dan kepedulian akan nasib Bumi di dalam diri. Sudah ingin berbuat sesuatu agar dampak perubahan iklim bisa teratasi. Sayangnya, kesadaran tersebut kadang terhenti hanya sebatas niat karena merasa tidak punya cukup power untuk memperbaiki kerusakan yang sudah sangat masif.

Namun, terkait menyelamatkan bumi sebetulnya tidak melulu bicara hal-hal besar kok. Untuk masyarakat awam dan "orang biasa" seperti kita, tidak perlu langsung mereboisasi sekian ribu hektare hutan atau menjadi aktivis peduli lingkungan.

Banyak hal lain berupa langkah-langkah kecil sederhana yang bisa dilakukan siapa saja untuk menyelamatkan Bumi kita. Saya sendiri sudah memulainya dari rumah. Sesimpel mematikan lampu yang tidak dipakai, memilah sampah, menghemat penggunaan air, membawa tumblr air minum sendiri, atau membawa tas kain sendiri saat berbelanja.


Belakangan, saya juga rajin memanfaatkan sampah kemasan plastik dari pemakaian sehari-hari, menjadi media pot untuk tanaman. Lumayan lho hasilnya, saya jadi tidak perlu membeli cabai, tomat, atau bumbu-bumbu perdapuran lainnya karena cukup memetiknya dari halaman rumah.

Nah, kalau kalian, punya langkah apa saja untuk menyelamatkan Bumi kita? Share di kolom komentar dong!

1

Peran masyarakat adat, selamatkan bumi yang sekarat



Perkenalan saya dengan sebuah komunitas adat adalah sekian tahun lalu saat masih menjadi jurnalis di sebuah koran lokal di Bengkulu. Tepatnya ketika berkunjung ke Desa Sungai Lisai di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Jika saya tidak keliru, saat ini desa tersebut sedang diperjuangkan statusnya untuk menjadi desa adat atau Komunitas Adat Terpencil (KAT).

Selebihnya, pengetahuan saya tentang masyarakat adat sangatlah minim. Hanya sebatas memahami bahwa mereka adalah sekumpulan masyarakat asli suatu daerah yang mempertahankan gaya hidup berdampingan dengan alam.

Namun rupanya saya salah. Masyarakat adat rupanya memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kelestarian alam. Di saat masyarakat lain di seluruh dunia seolah berlomba-lomba merusak dan mengeksploitasi, masyarakat adat khususnya yang ada di Indonesia tengah berjuang menyelamatkan bumi yang kian sekarat.

Hal tersebut baru saya pahami ketika mengikuti mengikuti Online Gathering #1 Eco Blogger Squad bertajuk "Peran Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal dalam Menjaga Bumi." Dalam agenda tersebut, turut hadir Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Rukka Sombolinggi sebagai narasumber.

Lalu, apa dan bagaimana masyarakat adat itu sendiri?

Menurut Rukka, masyarakat adat adalah sekelompok orang yang terikat secara geneologis yang secara teritorial menyejarah, turun temurun lintas generasi. Measyarakat tersebut punya ikatan budaya sama dan ikatan batin kuat terkait suatu ruang geografis tertentu sebagai rumah mereka.

Rumah itulah yang kemudian dijaga, dirawat, dikelola, dan kuasai dari generasi ke generasi sebagai wilayah kehidupan dari leluhurnya.

Menariknya, Masyarakat adat rupanya tidak sekadar merasa punya ikatan dengan sesama manusia, namun juga dengan alam dan segala makhluk di dalamnya. Bahkan, bukan cuma terbatas hewan atau tumbuhan saja, namun juga termasuk "makhluk" yang tak kasat mata.

Sayangnya, kehidupan masyarakat adat yang perannya sangat lekat dengan alam, rupanya menghadapi banyak tantangan. Terutama dengan banyaknya pihak yang justru merusak alam dengan dalih pembangunan wilayah atau pembukaan lahan untuk tujuan komersil.

"Sampai sekarang banyak sekali tokoh-tokoh masyarakat adat yang berurusan dengan hukum. Padahal mereka hanya mempertahankan rumah mereka, mempertahankan apa yang sudah dijaga leluhur mereka selama ini," ujar Rukka.

Tidak adanya payung hukum terkait hak-hak masyarakat adat membuat situasi dirasa genting untuk keberlangsungan alam juga masyarakat adat itu sendiri yang hidupnya sangat bergantung dengan kelestarian alam. Terlebih, jika sudah berhadapan dengan hukum melawan pihak-pihak swasta.

Dua contoh kasus yang disebut Rukka di antaranya adalah kasus Masyarakat Adat Sabuai (Maluku) yang harus puas dengan vonis hukuman pelaku penebangan liar di tanah adatnya yang hanya 2 tahun saja. Begitu pula dengan Masyarakat Adat Kinipan (Lamandau) yang hutan adatnya dirusak perusahaan sawit. Mereka malah berakhir dipolisikan ketika menggelar aksi protes demi membela haknya.

Padahal, dengan banyaknya jasa masyarakat Indonesia untuk pelestarian alam di bumi pertiwi, sudah selayaknya semua lapisan masyarakat dan tentunya pemerintah untuk mendukung dan membela hak-hak masyarakat adat. Salah satu caranya adalah dengan segera #SahkanRUUMasyarakatAdat.

Entah mengapa, RUU Masyarakat Adat yang sebenarnya sudah mulai dibahas sejak Prolegnas DPR RI 2009-2014 lalu, hingga saat ini belum jelas kelanjutannya.

Sementara itu, UU Cipta Kerja yang memudahkan perusahaan (termasuk perusahaan sawit) berinvestasi di berbagai wilayah Indonesia justru sudah disahkan. Hal ini membuat RUU Masyarakat Adat semakin bersifat urgent untuk disahkan.

Mengesahkan RUU Masyarakat Adat , lanjut Rukka, berarti menyelamatkan Indonesia dari berbagai hal yang merugikan, seperti perusakan lingkungan. "Sudah lebih dari satu dekade RUU ini mengendap di DPR, perlu segera ditindaklanjuti agar setiap warga negara Indonesia memperoleh haknya secara utuh," pungkas Rukka.
0


Tahun 2022 adalah salah satu tahun yang nggak akan pernah saya lupakan. Selain fakta bahwa di tahun inilah saya akhirnya mengandung sepasang janin kembar buah cinta saya dengan mas Nugi, di tahun ini jugalah saya akhirnya berhasil mewujudkan 2 mimpi kecilku: mengecap paspor dan naik maskapai merah berinisial AA.

Paspor saya sebenarnya sudah jadi dari tahun 2019. Saya pun sudah berencana untuk melakukan perjalanan internasional secara mandiri. Apa daya, awal tahun 2020 pandemi COVID-19 menyerang dunia, sehingga baru 3 tahun kemudian saya "memerawani" paspor saya sendiri 😅 Tapi nggak apa-apa, karena sekalinya ngecap paspor langsung dapat 3 negara. Saya pun melakukan perjalanan ini bersama mas suami tercinta. Berkat bantuan dan inisiatifnya jugalah impian kecil saya terwujud. Makasih ya, bebeb 😘

Perjalanan ini juga semakin menguatkan analisis saya kalau gaya traveling kami berdua ini memang berbeda. Jadi, biar sama-sama pergi ke satu destinasi, kami punya ketertarikan sendiri-sendiri. Ada yang bisa menebak perbedaan kami?
0

Kalau sebelumnya saya sudah mengulas Scarlett Happy Body Serum, maka sekarang giliran body cream-nya yang saya review. Sama seperti serumnya, Scarlett Happy Body Cream adalah produk keluaran terbaru dari Scarlett. Makanya saya penasaran juga nih, apalagi serasi banget sama Scarlett Body Serum, biar perawatan tubuh bumil ini makin afdol, hehe. Apakah sesuai namanya, Scarlett Body Cream mampu membuat saya happy?

Sebagai mental health fighter, kebahagiaan dan suasana hati adalah sesuatu yang harus saya jaga baik-baik. Sedikit saja diusik, wah… mood saya bisa berubah 180 derajat dan membutuhkan waktu yang lama lagi untuk mengembalikannya. Suasana hati ini lebih tricky lagi untuk dilestarikan (halah) sejak berumah tangga. Kadang-kadang adaaa aja ulah suami yang bikin gregetan! Hehe. Kalau dulu pas masih sendiri bisa dengan mudah menenangkan diri di kamar kost, sekarang nggak bisa persis kayak gitu lagi.

Syukurlah, saya ini orangnya nggak ribet juga buat disenengin. Dijajanin siomay, diajak makan di pinggir rel, atau minum es kelapa aja udah bikin saya seger! Belakangan karena memang lagi nyaris nggak bisa ke mana-mana sehubungan dengan kondisi fisik, saya pun lari ke hal-hal yang bisa mudah saya lakukan dari rumah, salah satunya ya dengan self-pampering alias memanjakan diri dengan produk-produk Scarlett.

Eh, produk-produk Scarlett saya udah cukup lengkap lho, baik face care maupun body care. Dari lulur, body scrub, sampai body serum. Tapi di tulisan kali ini, saya khusus membahas Scarlett Fragrance Happy Body Cream dengan Hyalu Sheamide.


Ketika Pesanan Tiba

Seperti biasa, setiap produk Scarlett yang saya pesan dari https://linktr.ee/scarlett_whitening tiba dengan kualitas pengemasan yang baik. Ukuran kardusnya pas, dibalut bubble wrap, paket datang dalam kondisi baik. Nggak ada penyok apalagi sobek-sobek tuh. Kamu yang tertarik juga silakan order dan membeli produk Scarlett-nya di link tadi ya.

Begitu paket dibuka dan memastikan kesesuaian pesanan, saya verifikasi keaslian produknya di https://verify.scarlettwhitening.com/ . Tinggal isi data diri sesuai kolom yang diminta dan masukkan serial code yang berada di bawah barcode. Klik “Cek Kode Serial Produk Anda” dan selesai. Saya sarankan kamu semua juga cek keaslian produk Scarlett-mu di website tadi. Bukan karena lagi marak penipuan atau gimana sih, tapi sebagai bentuk tanggung jawab dan komitmen Scarlett buat pelanggan aja.


Desain dan Kemasan

Hampir sama dengan Scarlett Happy Body Serum, Scarlett Body Cream hadir dengan desain berbentuk tabung dengan penutup berupa pump di atasnya. Bedanya, badan Scarlett Body Cream ini lebih ‘gemuk’ daripada Scarlett Body Serum. Isinya juga lebih banyak, yaitu 300 ml.

Kemasan Scarlett Happy Body Cream


Meski sama-sama memiliki penutup bergaya pump, tapi ‘moncong’ Scarlett Body Cream ini lebih panjang dari Scarlett Body Serum sehingga lebih nyaman ketika kita pencet. Tidak ada penutup kaca seperti produk body serum. Sebagai gantinya, ada penjepit dan mode lock di bagian leher tutup. Perlindungan ganda dari insiden tumpah atau kepencet ini udah lebih dari cukup untuk menenangkan saya.


Tekstur, Warna, dan Aroma

Sama seperti Scarlett Body Serum, Scarlett Body Cream memiliki warna putih dengan sedikit kemerahan. Yang berbeda adalah teksturnya, di mana Scarlett Body Cream memiliki tekstur yang lebih kental seperti pasta. Sewajarnya produk body lotion atau body cream lah ya.

Wanginya itu elegan klasik! Nggak terlalu nyegrak, lembut banget buat hidung bumil trimester 1 yang lagi sensi-sensinya, hihi. Wanginya bikin happy dan nenangin, pas banget buat sesi singkat memanjakan diri usai mandi.


Manfaat dan Kandungan Scarlett Body Cream

Secara umum, Scarlett Happy Body Cream membantu menjaga kelembaban area kulit yang kering. Manfaat ini diperoleh berkat kandungan Hyaluronic Acid dan 5 Phyto Oil. Hasilnya, kulit saya yang kering ini jadi terasa lembut deh. Selain itu, 5 Phyto Oil juga menjaga kesehatan kulit. Nah, manfaat ini didukung sama Shea Butter yang mampu merawat keremajaan kulit, membuatnya terasa lebih kencang! Makanya, elastisitas kulit jadi terjaga.

Tekstur Scarlett Body Cream yang agak kental


Berikutnya, ada Aloe Vera Extract alias ekstrak lidah buaya yang membantu menyejukkan kulit karena iritasi ringan. Nggak di Jogja nggak di Palembang, sinar mataharinya ganas-ganas euy. Syukurnya lagi ada kandungan Titanium Dioxide yang menjaga kulit dari dampak buruk sinar ultraviolet (UV).

Dengan kandungan-kandungan di atas, nggak heran sih kalo Scarlett Happy Body Cream ini 4x  LEBIH MELEMBABKAN!

Selain manfaat melembabkan, Scarlett Body Cream juga tetap membantu mencerahkan kulit dan menyamarkan noda gelap berkat kandungan Niacinamide. Cerahnya kulit badan juga jadi lebih rata karena ada Glutathione.


Scarlett Happy Body Cream ini saya rekomendasikan buat temen-temen yang lagi mencari body care yang khusus melembabkan karena udah terbukti manfaatnya! Nggak usah khawatir sama keamanannya, karena udah terdaftar di BPOM kok. Produk-produk Scarlett juga bebas dari Merkuri dan Hydroquinone. Share testimoni kamu di sini kalo udah cobain juga ya :)

0

Rangkaian produk Scarlett Happy Body series


Belakangan ini Jogja panasnya ampun-ampunan! Panas terik, yang keluar sebentar aja udah bikin saya kliyengan dan berkunang-kunang. Pake jaket kegerahan, nggak pake jaket kulit menghitam, dilema sekali ya bun. Kalau lagi harus keluar-keluar, misalnya belanja atau nemenin suami kerja di café, saya akan minta buat berangkat sore-sore minimal jam 5 biar udah nggak panas. Tapi, saya lalu sadar saya nggak bisa terus menerus menghindari cahaya matahari. Akhirnya saya beli Scarlett Happy Body Serum dan Scarlett Happy Body Cream untuk berani menghadapi teriknya matahari.

Dengan kekuatan bulan glutathione, niacinamide, dan glycolic acid, Scarlett Happy Body Serum diklaim mampu 3x lebih mencerahkan! Apakah benar demikian? Mari kita lihat dan buktikan. Scarlett Happy Body Serum ini saya pilih karena manfaatnya yang mencerahkan, menjaga kekencangan, merawat keremajaan, menyamarkan hiperpigmentasi, dan meratakan warna kulit.

Setelah paket dari Scarlett diterima, saya verifikasi dulu keaslian produknya dengan cek di link https://verify.scarlettwhitening.com/ . Saya sih saranin kamu semua buat cek keaslian produk Scarlett yang dibeli di link tadi, caranya gampang kok. Ikuti aja instruksinya dengan mengisi data diri singkat dan masukkan kode di bawah barcode. Yah meski udah beli di channel resmi Scarlett, nggak ada salahnya tetap berjaga-jaga.

2

Proses membeli sepeda motor secara cash di rumah tangga yang baru seumur jagung memberi banyak pelajaran buat Ara dan Nugi. Selengkapnya dalam Ragi Story, it's our story, a journey to stay happy 


Membeli Sepeda Motor Cash

Di awal pernikahan dan memulai hidup baru di sebuah kontrakan di Jogja, saya dan Nugi tidak langsung berpikir ingin membeli sepeda motor. Apalagi secara cash. Kondisi keuangan kami belum memungkinkan saat itu karena nyaris semua tabungan terkuras untuk biaya pernikahan. Kami juga masih memiliki beberapa cicilan, termasuk pengeluaran rutin tiap bulannya untuk membayar kamar kos Nugi di Bandung meski sudah lebih dari setahun tidak lagi ditempati.


Keinginan membeli sepeda motor baru timbul dan kian menguat setelah "mengaudit" buku kas rumah tangga kami. Pengeluaran untuk transportasi kami per bulan rupanya menyentuh angka Rp 700 ribu lebih. Padahal, mobilitas kami sebetulnya terbatas. Nugi juga masih work from home. Yang rutin paling biaya untuk ojol saat ke gereja PP setiap minggunya. Ditambah jika ada event/job ngeblog offline atau butuh belanja sesuatu sesekali, yang sungguh bisa dihitung dengan jari frekuensinya.


Sepeda motor yang tadinya kami anggap hanya sebatas keinginan, ternyata mulai berubah menjadi kebutuhan. Kontrakan kami yang terletak di Jogja coret, tepatnya di kawasan Godean yang sudah masuk kabupaten Sleman, membuat kami kerap kesulitan mendapat akses angkutan. Tidak ada angkutan umum yang proper, sementara jasa angkutan online juga tak sebanyak di dalam kota.


Seringkali kami harus menunggu lama setelah memesan, dan berakhir di-cancel drivernya. Terlebih jika hari hujan, nyaris tidak ada yang mau pick up. Driver Jogja ini rupanya belum semilitan driver Bandung, yang standby kapanpun dalam kondisi apapun.


Kami pernah pulang ke kontrakan sampai larut malam karena tidak ada yang pick up orderan kami untuk diantar ke Godean. Ketika akhirnya bisa pulang, itu pun karena sudah diakali untuk membagi jarak tempuh. Jadi misal total 10 km, kami pesan 2 kali untuk masing-masing jarak per 5 km agar tidak dicancel lagi.


Kami kadang juga terpaksa menolak sejumlah ajakan meet up teman-teman blogger Jogja karena memang sesulit itu untuk kemana-mana. Mungkin beberapa teman blogger masih ada yang menganggap kami sombong karena sekarang nyaris nggak pernah diajak-ajak ngumpul lagi 😅😅


Ah, nyesek memang kalau ingat masa itu. Tapi ya itulah asem-asemnya kehidupan manten baru yang mau ga mau harus dinikmati.



Motor Baru VS Motor Bekas


Ketika menyadari bahwa sepeda motor adalah kebutuhan yang harus segera dipenuhi (karena jika tidak, anggaran kami akan semakin membengkak tiap bulannya), kami langsung memasukkan itu ke skala prioritas. Lupakan dulu perabotan atau keinginan ini itu yang masih bisa ditunda.


Masalahnya, duit dari mana?

Semurah-murahnya motor, jelas tidak bisa didapat dengan uang 1-2 juta. Kecuali kalau mau beli motor bekas.


Nugi sempat melontarkan opsi ini, karena menurutnya, yang penting punya motor dulu. Tidak harus baru, yang penting bisa dipakai.


Tapi saya menentang, saya semasa gadis sudah beli 2 sepeda motor. Baru semuanya, meski 2-2nya kredit. Mohon maaf, saya tidak mau downgrade. Pernikahan harusnya membawa kualitas hidup lebih baik, jangan malah turun.


Alasan kedua, saya dan Nugi benar-benar "buta" soal otomotif. Siapa yang menjamin kami akan membeli motor yang layak meski bekas? Kalau yang terjadi sebaliknya bagaimana? Niat ingin hemat dan untung malah buntung karena uangnya habis untuk biaya reparasi di bengkel. Teman saya ada yang begini, beli motor bekas yang terjangkau dompet, tapi nyaris setiap minggu harus masuk bengkel karena adaaa saja yang bermasalah.


Di mata saya, opsi motor baru tetap yang terbaik untuk kami yang sama-sama tidak mengerti dunia motor. Kalau beli baru, ada garansi perawatan sampai berbulan-bulan. Kami hanya cukup meluangkan waktu untuk "check up" rutin di bengkel resmi.



Cash VS Kredit


Opsi pembelian sepeda motor secara kredit atau cash sempat menjadi perdebatan Jika ingin cepat dapat motornya, tentu pilihan kredit lebih mudah. Tapi kalau hitung-hitungan jangka panjang, pembelian secara kredit sungguh melelahkan. Bukan hanya harganya yang akan jauh berlipat ketimbang pembelian secara cash, namun juga membayangkan tagihan yang harus dibayar tiap bulannya sementara masih ada tagihan lain yang perlu diselesaikan apa tidak bikin kepala meledak? Bisa-bisa tak tersisa lagi anggaran untuk sekadar jajan es duren atau nonton di bioskop.


Saya bilang ke Nugi, sudah cukup saat masih single saya berurusan dengan utang dan tagihan. Saya lelah. Saya ingin hidup tenang. Saya ingin upgrade kondisi finansial saya. Kalaupun memang harus kredit, saya pilih kredit properti, bukan kendaraan.


"Ya sudah, kalau kamu memang yakin. Mari kita imani, kalau kita bisa membeli secara cash… Soal duitnya dari mana urusan nanti, mari kita minta sama Tuhan dulu," jawab Nugi yang menandai komitmen kami untuk membeli sebuah sepeda motor secara cash.



Rutin Berdoa


"Makin spesifik kita minta ke Tuhan, makin spesifik pula Tuhan menjawab."


Entah benar atau tidak, tapi saya sudah membuktikan sendiri soal ini saat meminta jodoh dari Tuhan. Super spesifik. Dan …, Tuhan menjawab tepat seperti apa yang saya minta. Makanya nggak ada keraguan sedikit pun soal Nugi adalah tulang rusuk. Karena memang se-spesifik itu Tuhan menjawab. Kapan-kapan saya cerita sendiri soal ini.


Lanjut ke motor, saya juga merasa perlu spesifik saat minta Tuhan. Setelah riset sedikit soal harga dan tipe-tipe motor, serta memperhitungkan kondisi finansial kami, kami pun memutuskan mulai berdoa untuk sebuah sepeda motor Honda Revo Fit. Warna merah. Persis seperti Akashi milik saya di Palembang yang masih mulus dan tidak pernah rewel meski sudah dipakai 6 tahun.


Harga cashnya Rp 15.000.000 , meski ada dealer yang memberikan harga Rp 14.750.000. Bukan nominal yang sedikit, tapi kami cukup optimis sudah bisa membelinya dalam setengah tahun. Tentang caranya, biarkan Tuhan yang urus.


Pada November 2021, kami mulai rutin menyelipkan permohonan kami untuk sebuah sepeda motor Honda Revo Fit Merah cash di setiap mezbah keluarga kecil kami setiap malam (Yah, mungkin semacam doa bareng keluarga setelah salat magrib berjamaah kalau untuk keluarga muslim, kira-kira).


Kami percaya jika Tuhan sudah ACC, kami akan mendapatkannya di waktu yang tepat. Tugas kami sebagai manusia adalah berusaha. Ya, menabung!



Bertahan dari Serbuan Badai


Sekilas rencana kami untuk menabung rutin sambil tetap berdoa terkesan sangat mudah dan bikin optimis. Kenyataannya setelah dijalani adaaaa saja serbuan badainya.


Mulai dari pengeluaran-pengeluaran tak terduga yang lebih prioritas, job sampingan yang seret-lancar silih berganti, rasa frustrasi dan tidak sabaran karena masih harus naik ojol kemana-mana dengan segala dramanya, mulut-mulut nyinyir tetangga dan netijen, hingga yang paling sulit dilawan yakni serbuan brosur dan iklan promo pembelian secara kredit.


Sistem kredit yang ditawarkan sungguh menggiurkan, bahkan ada yang hanya butuh DP ratusan ribu rupiah dengan cicilan cukup ringan (meski harus ambil yang 3 tahun). Tapi saya dan Nugi saling mengingatkan dan menguatkan, bahwa kredit itu jebakan betmen. Kami gantian saja saling mengingatkan untuk bertahan dalam komitmen membeli secara cash.


Terkesan sangat mudah dituliskan, tapi yang kami alami berbulan-bulan lalu rasanya sungguh berat. Puji Tuhan, kami bertahan



Ao, Sang Jawaban Doa


Pada akhir tahun sebetulnya tabungan kami sudah cukup untuk membeli sepeda motor cash, terutama dengan tambahan THR Nugi yang diterima jelang Natal. Namun terpakai untuk biaya mudik kami Palembang dan Bengkulu, lalu lanjut ke Bandung.


Di Bandung kami banyak pengeluaran, namun memang harus dilakukan demi misi mengakhiri "tagihan" kosan Nugi. Sudah waktunya kami menutup keran pengeluaran tak berguna. Kalaupun suatu saat nanti Nugi harus kembali masuk kantor dan kami pindah lagi ke Bandung, biarlah itu urusan nanti.


Singkat cerita, baru pada pertengahan Februari dana kami terkumpul. Itupun berkat bantuan Ibu Ratu yang mentransfer dana nyaris ⅓-nya. Terima kasih, Yang Mulia. Mohon maaf, kami belum mampu ngasih yang terbaik malah dikasih terus ini😭😭😭


Saya sudah semangat 45 mau ke dealer untuk mengambil motor kami, ndelalah sales yang selama ini berhubungan dengan kami mengabari stok Revo Fit warna merah kosong. Bukan hanya di dealer setempat, namun bahkan Se-Jogja Raya ini kosong.


<To be continued
Tulisan belum selesai. Wkwkwk..lanjut besok ya



0



Asuransi Kesehatan Masa Kini, Bayarnya Cashless Sesuai Tagihan


Belum lama ini saya masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebuah rumah sakit swasta di Jogja. Penyebabnya asam lambung naik dan mengiritasi saluran pernafasan. Bikin saya jadi mual hebat, batuk-batuk parah, juga sesak nafas.

Beruntung, kondisi saya segera membaik setelah mendapat penanganan yang tepat. Setelah menunggu beberapa jam, saya diperbolehkan pulang dengan "dibekali" 7 macam obat sekaligus. Saya lega karena cukup dengan rawat jalan saja, tidak sampai rawat inap karena pasti akan sangat merepotkan.

Namun ketika harus membayar tagihan rumah sakitnya, saya dan suami sama-sama nyengir kuda. Bukan mau mengeluh sih, tapi nominalnya bukan kaleng-kaleng. Cukup untuk staycation di hotel bintang 4 atau makan di restoran mewah sampai kenyang. Ini saya "hanya" rawat jalan lho, bayangkan jika harus rawat inap dan otomatis menambah biaya kamar per malamnya.

Maka benarlah, kesehatan itu sungguh nikmat Tuhan yang tidak murah harganya. Jangan tunggu sakit baru menyadarinya, ya!


Pentingnya Asuransi untuk Proteksi Diri

Kejadian mendadak berurusan dengan rumah sakit itu membuat saya dan suami langsung berbicara serius soal asuransi kesehatan. Sebetulnya kami sudah punya BPJS, namun faskes 1 kami cukup jauh dari kontrakan yang kami tempati sekarang. Kami butuh proteksi ekstra untuk bisa dipakai di mana saja dan kapan saja tanpa khawatir.

Sebagai generasi milenial yang (merasa) sudah cukup melek finansial, kami menyadari betul pentingnya memiliki asuransi kesehatan. Sebelum menikah sudah dipikirkan dan direncanakan, namun memang belum terlaksana karena banyaknya kebutuhan ini itu khas pengantin baru. Masuknya saya ke IGD seolah bak kode kecil dari Tuhan agar kami segera mengurus asuransi kesehatan demi proteksi diri ke depannya.

Perlunya proteksi diri untuk saat-saat terkapar di RS begini

By the way,  banyak teman dan kerabat saya yang masih berpikir asuransi itu hanya buang-buang uang. Rugi jika sudah membayar namun tak terpakai karena sehat terus alias tidak pernah sakit.

Ini pemikiran yang keliru, menurut saya. Membayar premi asuransi itu bisa diibaratkan seperti menyewa jasa satpam untuk rumah atau kantor kita. Memangnya kita akan merasa rugi jika keadaan aman-aman saja dan tidak terjadi tindak pencurian atau perampokan? Tentu tidak, bukan? Kita akan bersyukur karenanya.

Sebaliknya, jika amit-amit terjadi hal yang tidak diinginkan, kita bisa sedikit lega karena sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari untuk sebuah proteksi atau perlindungan.

Pilihan Asuransi Digital untuk Keluarga Milenial

Pandemi Covid-19 telah mempercepat digitalisasi di setiap sendi kehidupan masyarakat. Nyaris segala hal sudah bisa dilayani dalam genggaman. Semua sudah serba online dan cashless.

Tidak terkecuali dengan asuransi. Saya ingat saat saya masih bekerja kantoran nyaris satu dekade lalu, produk-produk asuransi hanya bisa diakses secara konvensional melalui agen atau sales-sales marketing-nya. Tapi rupanya sekarang sudah bisa diakses dengan mudah secara online lewat gadget.


Flexi Hospital & Surgical Protection, Bayar Asuransi Cashless Sesuai Tagihan

Tepat ketika saya dan suami asyik berunding memilih asuransi pada pertengahan Juni lalu, Astra Life rupanya baru meluncurkan Flexi Hospital & Surgical Protection yang merupakan asuransi kesehatan dengan manfaat penggantian biaya perawatan di Rumah sakit di Indonesia.

Kami tertarik dengan produk asuransi ini karena memberikan penggantian biaya rawat jalan darurat dan penggantian biaya perawatan lengkap di Indonesia di Rumah Sakit Indonesia dengan pembayaran manfaat sesuai tagihan. Maksudnya, kita bisa memilih dan menentukan sendiri besaran premi yang harus dibayarkan sesuai dengan kebutuhan dan manfaat yang diinginkan.

Biar lebih jelas, bisa langsung ke tautan ilovelife.co.id untuk mencoba sendiri kalkulator premi dan manfaat dari Flexi Hospital & Surgical Protection seperti yang sudah saya coba ini. 

Hasil kalkulator premi (screenshot pribadi)

Asuransi Flexi Hospital & Surgical Protection dari #AstraLife ini juga merupakan solusi untuk para pasien yang membutuhkan penggantian biaya rawat jalan kanker (radioterapi dan kemoterapi) dan Cuci Darah. Termasuk juga penggantian biaya fisioterapi yang mencakup terapi okupasi dan terapi Wicara.

Untuk pembayarannya no ribet-ribet club. Semua bisa dibayar dengan non-tunai karena adanya fasilitas cashless dengan e-card di Rumah Sakit rekanan di Indonesia. 

Manfaat asuransi Flexi Hospital & Surgical Protection dari Astra Life


Ah, andai saja saya dan suami sudah membeli produk asuransi ini sebelum saya terkapar di IGD, pasti tidak perlu pusing dengan tagihannya. But better late than never. Tidak ada kata terlambat untuk mulai sadar memproteksi diri.


Fasilitas MCU Flexi Hospital & Surgical, Lebih Baik Mencegah daripada Mengobati

"Lebih baik mencegah daripada mengobati"
Hampir semua orang tahu adagium atau peribahasa ini. Namun pada kenyataannya lebih banyak orang yang baru sibuk berobat ketika sudah kadung terserang penyakit ketimbang mencegahnya.

Mahalnya biaya disinyalir sebagai salah satu faktor penghambat sehingga banyak orang enggan melakukan Medical Check Up (MCU). Padahal, MCU adalah langkah penting untuk dilakukan sebagai pencegahan.

Mengutip detikHealth dot com, MCU rutin perlu dilakukan karena dari hasilnya bisa diketahu kondisi medis seseorang secara keseluruhan. MCU juga berguna untuk mendeteksi penyakit dalam tubuh, terutama jika terserang sejumlah penyakit yang tidak bergejala. Selain itu, MCU juga bisa digunakan untuk mengetahui risiko penyakit seseorang yang mungkin terjadi di masa depan.

Flexi Hospital & Surgical Protection dari #AstraLife agaknya memahami benar pentingnya MCU ini. Bukan hanya berfokus membuat #TagihanRSjadiRingan semata, asuransi ini juga memberikan fasilitas MCU gratis setiap 2 tahun terhitung sejak tanggal polis aktif lho.

Lebih detail terkait fasilitas MCU ini, bisa dilihat pada gambar berikut :

Fasilitas MCU di Flexi Hospital & Surgical Protection (sumber : ilovelife.co.id)

Hmm, sepertinya Flexi Hospital & Surgical Protection ini asuransi kesehatan masa kini banget, ya?! Sudah preminya terjangkau dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan, bayarnya bisa cashless sesuai tagihan mengikuti perkembangan zaman era digital, manfaatnya juga maksimal. Sungguh jawaban kebutuhan asuransi keluarga milenial. 

Untuk info lebih lanjut terkait Flexi Hospital & Surgical

And last but not least,
please protect yourself,
protect your familiy,
protect everyone that you loved,
So you can live your life and love your life then ...
#LoveLife

_____________________________________

Untuk info lebih lanjut terkait Flexi Hospital &Surgical Protection, bisa kunjungi website dan follow media sosial berikut ini :

Website :
Facebook : AstraLifeID
Twitter : @AstraLifeID



1

 Tulisan kali ini berisi pengalaman saya mengatasi rambut lepek dengan menjajal rangkaian haircare Scarlett Yordanian Sea Salt Shampoo & Conditioner. Apakah berhasil? Baca terus sampai habis ya!


Scarlett Yordanian Sea Salt Shampoo & Conditioner

Berbagai cara sudah saya coba lakukan demi mengatasi masalah rambut saya yang super lepek, berminyak dan awut-awutan ini. Mulai dari menjajal berbagai merk shampoo dan conditioner, sampai mencoba rutin melakukan perawatan di salon. Namun sepertinya semua upaya saya masih belum memberikan hasil maksimal.


Rasanya rambut saya hanya bagus selama beberapa saat saja setelah keluar dari salon, selebihnya ya kembali lepek, berminyak, dan awut-awutan. Sedih sih ya, rasanya udah habis akal banget mengatasi rambut yang begini ini. Padahal katanya rambut itu mahkota wanita. Huhuhu...


Untunglah, belum lama ini saya dapat kabar kalau Scarlett baru saja mengeluarkan produk hair care. Wah info baru ini, soalnya yang saya tahu, Scarlett selama ini terkenal dengan rangkaian produk skin care dan body care-nya yang nyaris semuanya sudah saya coba. 


Berbekal rasa kepo dan hasil membaca review teman-teman sesama blogger, saya pun memutuskan mencoba hair care produksi Scarlett ini. Saya sih belum tahu ada varian yang lain atau tidak, namun yang saya coba saya pakai adalah Scarlett Yordanian Sea Salt Shampoo & Conditioner.


So, berikut review lengkap rangkaian Scarlett Yordanian Sea Salt Shampoo & Conditioner versi si Emak kucing kampung untuk atasi rambut lepek dan berminyak.


Kemasan, Aroma, dan Tekstur Scarlett Yordanian Sea Salt Shampoo & Conditioner

Beruntunglah Scarlett karena saya ini bukan tipe orang yang memilih produk dari kemasannya. Andai cuma lihat dari packagingnya, sudah pasti saya tidak akan beli.

Kemasan Scarlett Sea Salt Shampoo & Conditioner

 Ini masalah selera sih, tapi saya betul-betul kurang suka dengan packaging Scarlett Yordanian Sea Salt Shampoo & Conditioner ini. Desain kemasan botol plastik transparan ini, terlebih tempelan kertas labelnya mengingatkan saya dengan shampoo-shampoo buatan UMKM lokal atau buatan anak-anak sekolah untuk project wirausahanya.  


Ayolah, untuk perusahaan milik Felicya Angelista yang bahkan mampu menjadikan Song Joong Ki dan Twice Ambassadornya, seharusnya Scarlett bisa membuat kemasan yang lebih elegan. (Jangan baper ya, Scarlett! Ini masukan dari pelanggan setia kok 😘)


Untungnya, kelemahan packagingnya langsung terlupakan begitu saja begitu tutupnya dibuka. Sebagai pecinta pantai banget, saya hafal aroma aquatik nan segar yang langsung menyeruak dari dalam botol shampoonya ini. Warnanya yang biru segar juga mengingatkan saya dengan warna air kolam renang. Menariknya, ada tambahan wangi bunga magnolia yang lembut juga. Kebayang nggak sih perpaduan sempurna aroma fresh dan lembut itu? 


Sementara itu, aroma conditioner-nya terasa lebih kuat meski masih sama-sama enak dan sopan masuk hidung. Conditioner Scarlett ini punya wangi bunga-bunga yang manis gitu, lebih tepatnya kaya bunga evening primrose alias bunga sedap malam.


Lanjut ke tekstur. Scarlett Yordanian Sea Salt Shampoo berupa cairan agak kental berwarna biru cerah. Teksurnya biasa saja seperti layaknya shampoo pada umumnya. Tapi cairan shampoonya tidak mudah tumpah bahkan jika botolnya terguling. 

Shampoo yang biru, conditioner yang pink

Sementara untuk conditionernya yang berwarna baby pink ini lebih pekat ketimbang shampoonya, namun lebih ringan ketimbang conditioner pada umumnya. Saya suka tekstur conditioner Scarlett Yordanian Sea Salt Shampoo ini karena tidak lengket dan sangat mudah dibilas.

Kandungan Scarlett Yordanian Sea Salt Shampoo & Conditioner

Hasil baca-baca label kemasan dan beberapa artikel review, produk Scarlett Yordanian Sea Salt Shampoo & Conditioner ini mengandung sea salt alias garam laut yang punya fungsi utama mengurangi kadar minyak berlebih di kulit kepala. Cocok banget kan buat yang punya rambut lepek kaya saya?


Selain itu, bersama kandungan bahan-bahan lainnya yang aman, shampoo dan conditioner Scarlett ini juga diklaim bisa mengatasi penumpukan kotoran di permukaan kulit kepala, serta membuka kutikel kulit rambut sehingga penyerapan perawatan selanjutnya bisa lebih maksimal.

Selain fungsi pembersihan maksimal, produk Shampoo dan Conditioner Scarlett ini juga bermanfaat menguatkan akar rambut, memberikan volume, mencegah rambut bercabang dan rontok, serta bikin rambut shining shimering splendid.

Wohoo, paket lengkap banget ya. Apakah hasilnya sejalan dengan klaimnya? 

Kesan Setelah Pemakaian Rutin Selama 2 Minggu

Sebetulnya tidak 2 minggu full banget sih ya, karena saya tidak keramas setiap hari. Cukup 2-3 hari sekali saja biar tidak boros shampoo 🙂

Meski agak kesulitan menuangkan cairan shampoo-nya karena desain botol 250 ml ini cukup besar di genggaman saya, tapi saya lumayan menikmati keramas dengan shampoo Scarlett ini. Mungkin sebagian orang tidak terlalu suka karena sensasi busanya kurang melimpah, namun efek kulit kepala langsung bersih dan segar langsung berasa.

Dan saya suka sekali dengan conditionernya. Cukup tuang secukupnya ke telapak tangan setelah keramas, lalu usapkan ke bagian tengah hingga ujung rambut dan diamkan selama beberapa menit sebelum dibilas bersih. Saya suka karena conditioner ini sangat mudah dibilas sehingga hemat air.

Nugisuke, suami saya, selalu memuji rambut saya wangi sekali setiap kali habis keramas. Macem orang mandi kembang saja, katanya sambil menghujani saya dengan ciuman. Hehehe...

Bye rambut lepek, welcome rambut bervolume 😘

Hebatnya lagi, rambut saya yang biasanya lepek parah langsung terlihat mengembang dan bervolume bahkan dari pemakaian pertama. Minyak minyak yang selama ini yang juga kerap bikin saya ketombean auto lenyap seketika.

Kalau klaim bikin rambut berkilaunya sih belum terlalu kelihatan sih ya, tapi Shampoo ini sangat layak untuk diteruskan pemakaiannya. Setidaknya untuk saya.

Apakah kalian tertarik nyobain juga? 




0

Baca juga

Mimpi 15.529 Km

Tulisan ini dibuat dengan rasa rindu yang sangat, pada sosok manusia paling kontradiktif yang pernah kukenal : Papa. Mimpi 15.529 km | kuc...