Menu


Forest Talk with Bloggers - Palembang

“Manusia mencintai bumi seperti Sangkuriang mencintai Dayang Sumbi. Manusia memang masih menyayanginya, namun tak lagi menghormatinya sebagai ibu.”
Itu kata teman saya, Yoga Palwaguna. Dia memang suka bikin sajak dengan kalimat aneh-aneh. Sering bermakna dalam nan mak jleb. Tapi sekali ini, saya benar-benar sepakat dengannya.

Ibu Bumi, Bapa Angkasa. Nenek moyang kita telah sejak lama menyebut bumi sebagai ibu. Karena memang di sanalah kita –para manusia—memperolah kehidupan. Lahir, tumbuh, berkembang, beranak-cucu, hingga tiba saatnya jasad kembali pada pelukan tanah.

Manusia dulu demikian menghormati, bahkan nyaris memuja bumi. Sampai meludah langsung ke tanah pun adalah sesuatu yang pantang dilakukan. Sejumlah upacara macam Sedekah Bumi atau Bersih Desa rutin dilakukan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas kebaikan-kebaikan yang telah diberikan bumi.

Namun sekarang, tampaknya ada yang berbeda.

Penyebab Bumi makin panas (dok. Forest Talk)

Manusia memang masih mengasihi bumi bahkan bergantung padanya. Namun tak lagi memandangnya dengan penghormatan, melainkan penuh nafsu. Pun tak segan lagi melakukan perbuatan tak senonoh terus menerus. Sampah, limbah, eksploitasi lahan, pertambangan, polusi … Hal-hal yang kemudian mendorong terjadinya pemanasan global yang kemudian berujung pada perubahan iklim.

Jika Sangkuriang dan Dayang Sumbi mungkin hanya dipercaya sebatas legenda, maka perubahan iklim adalah sesuatu yang riil. Nyata tengah terjadi saat ini.

Manajer Climate Reality Indonesia, Ibu DR. Amanda Katili Niode membenarkan terjadinya perubahan iklim yang terjadi di muka bumi saat ini. Hal itu dibuktikan dengan perubahan ketinggian permukaan air, peningkatan suhu global, memanasnya samudera, melelehnya es di kedua kutub bumi dan wilayah sekitarnya, memanasnya suhu di samudera, juga pengasaman samudera.

Ibu Amanda Katili Niode (dok. Forest Talk)

“Ada 60 juta orang di seluruh dunia yang terdampak cuaca ekstrem. Tak terkecuali di Indonesia. Dari 2481 bencana yang terjadi di negeri kita akhir-akhir ini seperti kekeringan, banjir, kebakaran hutan, gelombang panas dan dingin, badai, serta puting beliung, 97%-nya disebabkan oleh perubahan iklim. Tak kurang 10 juta masyarakat kita terdampak dan mengungsi karena ini,” jelas Bu Amanda.

Berkaca pada data-fakta tersebut, tak heran kalau Bu Amanda bilang kalau bumi kita sedang sekarat. Ya, bumi kita memang tengah sakit parah dan menderita menuju ajal.

Lalu, akankah kita berpangku tangan menunggu bumi tutup usia dengan sendirinya? Yang berarti akan menjadi akhir bagi setiap kehidupan yang masih dikandungnya.

Tidak. Tentu saja tidak. Kita bisa mulai merawat ibu kita yang telah renta ini dengan berbagai cara , seperti :

1. Tidak buang sampah sembarangan
2. Memilah sampah organik dan anorganik agar lebih mudah didaur ulang.
3. Mengurangi penggunaan plastik (bawa tas sendiri saat belanja, stop pakai sedotan plastik sekali pakai, dll)
4. Mengurangi polusi

Itu cuma contoh. Masih banyak cara lain yang bisa terapkan untuk merawatnya, tentu. Dan ada satu hal lagi yang rupanya punya efek paling besar untuk memperpanjang asa bumi kita, yakni : Lestari Hutan.

Lestari Hutan? Makanan apa itu?

Simak terus ulasan berikut ini, ya?!


Menuju Pengelolaan Hutan Lestari Demi Masa Depan Bumi

Moderator dan Narasumber Forest Talk with Palembang Bloggers

Beruntungnya saya dan rekan-rekan blogger Palembang saat dapat undangan acara Forest Talk with Blogger di Kuto Besak Theatre pada Sabtu (23/3) lalu. Acara bertajuk “Menuju Pengelolaan Hutan Lestari” tersebut diselenggarakan oleh Yayasan Doctor Sjahrir dan The Climate Reality Project Indonesia. Di sini, saya benar-benar belajar banyak hal, terutama soal hutan dan kaitannya dengan kelangsungan nasib bumi kita.

Dr. Atiek Widyawati, salah satu pembicara dari Tropenbos Indonesia menjelaskan, hutan kita kian hari nasibnya kian memprihatinkan. Banyak areal hutan menjadi berkurang bahkan hilang karena aktivitas manusia. Mulai dari pembalakan liar, hingga alih fungsi lahan menjadi area perkebunan, pertanian maupun pemukiman.

Deforestasi, degradasi, dan konversi hutan (dok. Forest Talk)

“Jika ini dibiarkan, akan menimbulkan banyak masalah. Termasuk dampak bencana yang terjadi seperti banjir, kebakaran lahan dan kabut asap. Terjadinya bencana-bencana ini sudah diprediksi. Semua terjadi karena deforestasi. Untuk itu, perlu adanya solusi terkait hal ini, yakni mengembalikan lagi fungsi hutan dalam berbagai aspek,” kata Dr. Atiek.

Selain mencegah pembalakan liar, reboisasi, dan reklamasi lahan, kelestarian hutan bisa dijaga dengan cara memanfaatkan produk-produk hasil hutan non-kayu. Jadi guys, komoditas hutan itu nggak melulu kayu. Ada banyak produk hutan lain yang bisa dimanfaatkan tanpa harus menebang pohon-pohonnya yang butuh puluhan tahun lagi untuk kembali tumbuh besar.

Narasumber lainnya, Ir. Murni Titi Resdiana, MBA yang merupakan Asisten Utusan Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim menjelaskan, ada begitu banyak potensi dari pohon-pohon di hutan untuk pengembangan ekonomi kreatif.

Daun nanas bisa dijadikan serat untuk produksi tekstil

Mulai dari sebagai pewarna alam, bahan kerajinan, makanan, sumber minyak atsiri, hingga fashion. “Semua itu akan menjadi komoditas yang sangat menjanjikan. Namun tentunya, harus dibarengi dengan proses produksi maksimal dari segi kualitas dan strategi pemasaran yang tepat,” beber Bu Titi.

Saya sebagai model produk fashion hasil hutan

Dalam pengelolaan sumber daya hasil hutan, tentunya diperlukan peran aktif dari masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar area hutan. Salah satu pihak yang peduli dengan pemberdayaan masyarakat tersebut adalah perusahaan APP Sinar Mas. Melalui program CSR Desa Makmur Peduli Api (DMPA), sedikitnya ada 284 desa yang telah diberi pendampingan.

Head of Social Impact & Community Development APP Sinar Mas, Janudianto mengatakan, dana yang telah digelontorkan untuk ratusan desa tersebut adalah wujud komitmen APP Sinar Mas dalam menangani perubahan iklim. Adapun pengelolaan diserahkan ke masing-masing desa melalui bumdes atau koperasi.

Produk makanan hasil binaan program DMPA APP SInarmas (dok. Forest Talk)

"Ini sebagai wujud nyata kontribusi kami dalam menangani perubahan iklim global. Namun tentunya kami tidak bisa bergerak sendiri. Perlu adanya kerjasama dengan masyarakat. Dengan ini, selain bagian upaya dari mengedukasi masyarakat agar tidak lagi membakar hutan, bisa sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di masing-masing desa,” demikian Janudianto.

Keseruan Lainnya

Stand Pameran Meillin Gallery
Agenda Forest Talk with Blogger nggak cuma diisi dengan diskusi seru yang sarat ilmu. Sebanyak 40 peserta yang semuanya blogger itu juga disuguhi pameran produk hasil hutan yang begitu memanjakan mata. Ada produk-produk makanan dari stand DMPA, produk kerajinan tangan dari Meillin Gallery yang bahan bakunya berasal dari limbah kayu, dan yang paling menarik perhatian saya yakni pameran produk tekstil dari Galeri Wong Kito.

Jadi model (lagi), kali ini bareng Eka
Jadi produk-produk kain yang dipamerkan, semuanya dibuat menggunakan bahan alami, termasuk pewarnanya. Saya dan teman-teman juga berkesempatan praktik langsung ecoprint, yakni teknik membuat motif di kain menggunakan daun-daun.

Serunya praktik langsung ecoprint

Proses pembuatannya cukup mudah, namun diperlukan kesabaran terutama saat memukul-mukul daun dengan palu kayu agar motifnya tercetak sempurna.

Umek Elly terbuai aroma chicken wings Chef Taufik

Seolah belum cukup, peserta juga menyaksikan demo masak langsung oleh Chef Juna Taufik. Menyaksikan dari awal proses masak Mushroom in Paradise dan Chicken Wings Korean Sauce itu benar-benar bikin ngiler. Jadi nggak sabar pengen nyoba resepnya sendiri di rumah.

Last but not least ...

foto bersama sebelum pulang
______________________________________
Saya amat terkesan dengan acara Forest Talk with Blogger Palembang ini. Benar-benar cara sempurna untuk berakhir pekan. Di atas semua ilmu dan keceriaan (plus goodie bag) yang dibawa pulang, acara ini telah menyadarkan saya akan satu hal penting. Bahwa kekurang-ajaraan dan ketidaksenonohan kita dalam memperlakukan bumi memang harus segera diakhiri.

Sudah saatnya kita kembali menghormati bumi laiknya ibu sendiri. Kini, ibu yang sudah tua, penyakitan, dan sekarat itu membutuhkan kita, anak-anaknya. Melestarikan hutan mungkin ibarat memberinya obat. Barangkali tak cukup ampuh untuk mengembalikan vitalitasnya seperti semula, namun jelas sudah lebih dari cukup untuk sekadar memperpanjang nafasnya.

Salam lestari!

 _________________________________
Bonus :






Sebagai emak kucing kampung, bertemu mereka Kuto Besak Theatre benar-benar sebuah kebahagiaan tersendiri. 😊
________________________________

Tulisan ini juga tayang di lestarihutan.id

8


Launching All New Ertiga Sport

Kalian kalau punya mobil pengennya yang bagaimana, sih?
Saya pengennya yang pas buat keluarga. Lega, dan bisa muat lebih banyak orang. Desainnya tentu yang sporty. Biar tetap bisa gaya melaju di jalanan Palembang. Plus harganya juga nggak kemahalan.

Nah. Akhir pekan kemarin, saya dan rekan-rekan blogger Palembang dapat undangan spesial. Bukan acara blogger biasa, tapi peluncuran mobil baru dari Suzuki.

Ga pake banyak mikir, saya dan pasukan (Bimo, Nindy, Kak Ridho, Selvy, Dina, Paci, dan Mbak Fainun) langsung merapat ke Jade Restaurant di kompleks Palembang Indah Mall untuk menghadiri konferensi pers sore itu.

Jadi guys, ceritanya ada seri baru All New Ertiga yakni All New Ertiga Sport Series yang baru di-launching akhir Maret ini. Saya beruntung, mendengar pemaparan terkait mobil ini, A sampai Z-nya langsung dari pihak Suzuki. Mereka adalah Elysa Din Thamrin (Presiden Director PT Nusa Sarana Citra Bakti), Harold Donnel (4W Head of Brand Development and Marketing Research PT Suzuki Indomobil Sales), dan Ignatius Felix (Area Sales PT SIS).

Apa dan bagaimana sih All New Ertiga Sport Series ini? Baca terus tulisan ini ya …


Menjawab Tantangan Pasar


Didesain khusus untuk keluarga milenial

Seri All New Ertiga Sport ini bukan diproduksi begitu saja. Semua untuk menjawab tantangan pasar, di mana masyarakat saat ini sangat menginginkan adanya mobil MPV yang pas untuk kalangan keluarga muda dari generasi milenial.

Bukan hanya mengutamakan kenyamanan, namun desain sporty-nya juga memastikan seri mobil ini memiliki tampilan kece dan sesuai dengan selera masyarakat muda.

Fitur Unggulan

Seri All New Ertiga Sport memiliki sejumlah fitur unggulan. Dijelaskan Arfani selaku Trainer Suzuki, seri terbaru Ertiga ini masih tetap mempertahankan keunggulan teknologi lamanya sekaligus menambahkan sejumlah fitur baru.

Performa maksimal untuk perjalanan malam hari

Suzuki All New Ertiga Sport menggunakan lampu Daytime Running Light dan Defogger alias penghalau kabut. “Fitur ini membantu pengemudi saat berkendara di malam hari sekaligus membantu di saat kondisi jarak pandang sempit karena cuaca buruk,” kata Arfani.

Selain itu, terdapat pula Rear Camera Parking yang berguna sekali saat memarkir mobil. Dari segi tampilan, baik eksterior dan interior sudah nggak perlu diragukan. Makin terlihat kece dengan hadirnya layar 6.8 inch di dashboard yang benar-benar sukses memberikan kesan mewah. Tersedia pula 3 varian warna yang bisa dipilih, yakni Cool Black, Metallic Magma Grey, dan Pearl Snow White.

Sudah cocok punya All New Ertiga Sport?

Soal harga, bohong kalau saya bilang murah. Kalau mau murah mah beli mobil-mobilan aja sana. Tapi dengan kualitas yang ditawarkan, harga Rp 257 juta untuk tipe manual dan Rp 269 juta untuk yang matic jelas besainglah ya. Ga bakal rugi kok memilikinya.

Jadi buat kalian, para keluarga millennial yang pengen punya mobil baru. Sudahlah, nggak usah kebanyakan mikir. All New Ertiga Sport Aja!

Terima kasih Ertiga yang udah bikin malam minggu kami ceria 😘


___________________________________________________

Mommy Ossas berterima kasih pada
Kak Ridho Arbain untuk foto-fotonya.
Dan Bimo Rafandha atas ajakannya 😘

7


Nannerl Mozart * wikipedia.org

Sebelum ini, saya tidak pernah tahu Mozart punya kakak perempuan. Namanya Maria Anna Mozart atau yang lebih dikenal dengan nama kecilnya : Nannerl.

Saya tahu Nannerl dari sebuah channel Youtube Twoset Violin. Dalam salah satu episodenya, duo violinist yang hobi membuat konten lelucon ini memparodikan para komposer ternama seandainya masih hidup di era modern.

Di sini dua cowok Twoset Violin secara tidak langsung memberi tahu saya kalau Mozart ternyata punya saudara perempuan.

Nannerl lahir di Salzburg, Austria pada 30 Juli 1751 dan 4,5 tahun lebih tua dari adiknya, Wolfgang Amadeus Mozart. Dilansir dari theguardian.com, sepasang kakak beradik ini dikenal sebagai bocah ajaib. Sejak masih kanak-kanak, kemampuan bermusik mereka sering “dipamerkan” ayahnya, Leopold Mozart dalam sejumlah tour ke banyak tempat seperti Munich, Vienna, Paris, London, Jerman, hingga Swiss.

Potret keluarga Mozart * theguardian dot com

Kemampuan Amadeus Mozart jelas sudah tidak diragukan lagi, namun siapa menyangka jika bocah jenius ini semula terinspirasi oleh kakaknya. Pada usia 3 tahun, Mozart mulai tertarik belajar musik karena memperhatikan ayahnya mengajari Nannerl alat musik harpsichord (cikal bakal piano).
________________________________________

Mozart dan Nannerl dalam film Mozart's Sister (2010) - thecultureconcept dot com

Sebagai orang awam di dunia musik dan hanya menyukai beberapa piece klasik terkenal, nama Nannerl seperti sihir. Saya penasaran dengan perempuan ini. Bukan sebagai kakak-nya Mozart, namun sebagai pribadi Nannerl sendiri.

Bakat Nannerl mengalir dari sang ayah yang juga seorang komponis sekaligus violinist terkenal pada masanya. Gadis ini begitu mencintai musik yang sudah dipelajarinya sejak usia 8 tahun. Dia dikenal sebagai pemain harpsichord dan fortepianist andal. Bersama adiknya, Mozart, Nannerl telah memukau banyak orang dari berbagai tempat.

Sayang, karir bermusik Nannerl harus terhenti di usia 18 tahun. Ayahnya melarang gadis itu bepergian dan mengasah bakatnya lagi karena sudah memasuki usia wajib menikah. Mulai tahun 1769, Nannerl tak lagi bermusik ke tempat-tempat yang jauh, namun tinggal di rumah saja di Salzburg bersama ibunya.

Nannerl tipikal gadis penurut dan baik-baik. Dia selalu tunduk pada keinginan ayahnya, termasuk soal pasangan hidup. Nannerl semula mencintai seorang kapten dan guru privat bernama Franz d’lppold, namun tak mendapat restu. Ayahnya memaksa gadis itu menolak lamaran. Hal ini sempat membuat adiknya meradang. Mozart ingin kakaknya berjuang membela keinginannya sendiri.

Namun toh Nannerl tetap menikah dengan pria lain. Seorang hakim duda 5 anak bernama Johann Baptist Franz von Berchtold zu Sonnenburg. Selain anak bawaan dari suaminya, Nannerl kemudian punya 3 anak lagi dari rahimnya sendiri : Leopold Alois Pantaleon, Jeanette, dan Maria Babate.

Meski punya kehidupan rumah tangga yang luar biasa normal, Nannerl tak serta merta melupakan bakat alamnya. Dari surat-surat yang dikirim Mozart untuk Nannerl, adiknya itu memuji beberapa komposisi musik yang ditulis Nannerl. Hal ini menunjukkan, perempuan ini sebetulnya tak pernah menyerah untuk berkarya. Sayang, tak satu pun komposisi buah karya Nannerl yang terselamatkan.

Kisah Nannerl membuat sedikit banyak menjawab pertanyaan saya, mengapa nama komposer klasik perempuan tak pernah terdengar gaungnya. Bukan tidak ada, bukan tidak mampu yang jelas. Mereka hilang dan tenggelam oleh diskriminasi gender untuk kemudian dilupakan begitu saja oleh sejarah.

Perempuan, sejak dulu hanya diperlakukan sebagai warga negara kelas dua. Ah, kasihan Nannerl. Dia hidup di era yang salah. Andai dia hidup di masa kini, dia sepertinya bukan sekadar jadi manusia bayangan di channel youtube adiknya. Mungkin musiknya dipakai dalam film-film fenomenal atau bahkan mencetak rekor di grammy awards.
Mungkin.

Nyatanya, Nannerl sudah meninggal hampir 200 tahun yang lalu. Dan selamanya dia hanya akan dikenang sebagai Nannerl, la Soueur de Mozart.
_____________________________

Setelah menulis ini, saya jadi tidak sabar menonton film Amadeus yang direkomendasikan Kak Yayan a.k.a Om Nduut . Adakah yang sudah nonton film peraih Oscar ini?
2

Alkitab atau Alki-Tab?  | pict : shutterstock.com



Malam minggu lalu, saya mengikuti ibadah pemuda gabungan di Gereja Baptis Kentan, Palembang. Sebuah ibadah gabungan khusus, edisi Valentine yang dipercepat. Seperti biasa, mulainya ngaret sekira setengah jam. Tapi berlangsung cukup khusyuk dan lancar sampai selesai.

Ada satu hal yang menarik perhatian saya, tepatnya saat Firman Tuhan disampaikan alias khotbah. Rupanya masih cukup banyak anak-anak muda yang bertahan membawa Alkitab versi buku, meski yah tetap kalah banyak juga dengan mereka yang pilih pakai aplikasi Alkitab yang terinstal di ponsel pintar atau tab. Sejak tiga atau lima tahun terakhir, memang makin jarang terlihat orang kristen (khususnya usia pemuda-remaja) yang membawa Alkitab versi buku saat ke gereja maupun persekutuan doa. Termasuk saya.


Aplikadi MySword Bible | kucingdomestik.com

Ya. Saya memang lebih pilih aplikasi Alkitab karena alasan kepraktisan. Selain itu, saya pakai aplikasi MySword Bible. Mungkin bukan aplikasi Alkitab terbaik pilihan sejuta umat, tapi aplikasi ini menyediakan layanan Alkitab versi bahasa asli. Bahasa Ibrani untuk perjanjian lama, dan Bahasa Yunani untuk perjanjian baru. Menemukan kosakata baru atau sekadar membandingkan dengan versi terjemahan Bahasa Indonesia yang selama ini dibaca selalu membawa kebahagiaan tersendiri bagi saya. Seru dan jauh dari kata membosankan.

belajar bahasa Ibrani lewat MySword Bible | kucingdomestik.com


Beberapa tahun lalu, saat penggunaan aplikasi Alkitab dalam gawai belum semasif sekarang, seorang --katakanlah-- pemimpin rohani yang saya kenal sempat melarangnya. Dia tidak mau melihat ada ponsel diaktifkan saat beribadah, termasuk untuk mengakses aplikasi Alkitab. Entah apa yang dia pikirkan, namun saya berpendapat beliau semacam antipati dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman.

Lalu pada satu kesempatan mengobrol santai, saya katakan "Alkitab berwujud buku yang kita pakai sekarang memangnya asli? Bukannya itu wujud perkembangan zaman juga? Kalau mau bertahan asli ya kita harusnya masih pakai papirus atau loh batu sekalian..."

Saya sudah lama tidak bertemu beliau. Tapi pada natal akhir tahun lalu, saya lihat beliau sudah pakai Alki-tab, aplikasi Alkitab dalam tablet yang dibawanya saat berkhotbah.

***

Tentu tidak ada salahnya memanfaatkan teknologi dan mengikuti perkembangan zaman. Namun penggunaan Alkitab digital ini bukan tidak punya efek samping. Dibanding Alkitab versi buku, aplikasi Alkitab lebih rentan gangguan. Pengalaman saya, sekalipun HP dalam silent mode + airplane mode, sulit sekali memaksa diri tetap fokus pada jalannya khotbah. Tangan ini terlalu gatal untuk tidak mengutak-atik aplikasi yang lain. Entah membaca chat-chat lama dalam whatsapp, atau sekadar melirik foto-foto dalam galeri.

Dalam hal ini, jarak antara kekhusyukan ibadah dan kekejaman dunia digital memang hanya sebatas kontrol diri. Seberapa tahan kemampuan diri kita untuk fokus hanya ke Tuhan, dan bukannya aplikasi dalam genggaman.

Saat menulis ini, mendadak saya ingat Firman Tuhan yang berbunyi begini :

"Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.

Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka." Matius 5:29-30


Kedua ayat ini tentunya bukan untuk dimaknai secara harafiah. Namun Yesus sudah dengan tegas mengingatkan, bahwa jangan pernah main-main dengan dosa. Kalau tanya jujur pada nurani sendiri, pasti sebenarnya tahu kok ... bahwa bermain-main dengan ponsel saat beribadah, saat pendeta serius berkhotbah, itu bukan hanya tidak pantas secara etika manusia, namun juga berdosa. Menyepelekan Tuhan.

Tulisan ini saya akhiri dengan omelan ke diri sendiri :

"Hai Arako! Jika HPmu menyesatkan engkau, pecahkan dan buanglah itu, karena lebih baik jika kamu nggak punya ponsel, dari pada tubuhmu harus dicampakkan ke neraka gara-gara itu!"

Hehehe, yuk. Mulai bijak gunakan gawai-gawai kita.






0



Forum Merdeka Barat 9



Selain untuk pembangunan fisik, pemanfaatan Dana Desa banyak dialokasikan untuk pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Dalam jangka waktu 2015-2018, tercatat sebanyak 37.830 unit BUMDes yang terbentuk lewat program kebijakan Dana Desa. Dengan demikian, per 21 Desember 2018, sebanyak 61% desa di Indonesia telah memiliki BUMDes. 

Hal tersebut disampaikan Sekjen Kementerian Desa Pembangunan Daerah  Tertinggal dan Transmigrasi, Anwar Sanusi dalam gelaran diskusi media Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) bertajuk “Pengentasan Kemiskinan Berbasis Pembangunan Desa” di Griya Agung, Palembang, Senin (4/2) kemarin. Saya dan beberapa rekan dari Kompasianer Palembang berkesempatan hadir dalam acara ini.

“Anggaran dana desa yang pada tahun 2015 sebesar Rp 20,67 triliun, meningkat jadi Rp 60 triliun di 2018. Jika di awal pelaksanaannya dana ini banyak digunakan untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat saja, tahun-tahun terakhir mulai banyak dimanfaatkan untuk hal lain, salah satunya pembentukan BUMDes. Dari total 45.549 unit BUMDes yang ada, sebanyak 37.830 unit di antaranya terbentuk melalui program Dana Desa,” kata Anwar. 

Menariknya, keberadaan BUMDes tersebut tak hanya berdampak signifikan pada perekonomian desa, namun juga berhasil menyerap cukup banyak tenaga kerja. Sebanyak 1.074.754 orang tenaga telah terserap lewat keberadaan BUMDes. 

Disampaikan Anwar, hal itu berpengaruh terhadap menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) desa. TPT yang semula berada di angka 4,93% di tahun 2015, saat ini telah turun menjadi 3,72% di akhir 2018. “Sebanyak 1 juta lebih tenaga kerja berhasil terserap lewat keberadaan BUMDes ini. Dan dipastikan semuanya adalah tenaga kerja lokal,” jelas Anwar.  

Wakil Gubernur Sumatera Selatan, Mawardi Yahya yang turut hadir dalam forum tersebut menyambut baik penyerapan  tenaga kerja oleh BUMDes. Menurutnya, hal itu secara tidak langsung telah meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). “Jangan sampai, tenaga kerja kita dieksploitasi untuk kepentingan negara lain. Dengan adanya BUMDes, artinya membuka peluang lapangan kerja di desa sendiri,” kata Mawardi.

Meski demikian, Mawardi mengakui, khusus untuk wilayah Sumatera Selatan, per akhir Oktober 2018 baru empat kabupaten/kota yang menerima kucuran dana desa tahap III. Keempat kabupaten/desa tersebut adalah Kota Prabumulih, Muara Enim, Musi Rawas, dan Banyuasin. Hal ini disebabkan karena sebagian besar desa belum menyerahkan laporan penggunaan dana desa tahap II. Di samping itu, masih ditemui sejumlah kasus penyelewengan terkait pemanfaatan dana desa di lapangan. 

Menanggapi hal ini, Anwar Sanusi mengatakan pihaknya telah menggandeng KPK untuk mengawasi penggunaan dana desa. Selain itu, diharapkan peran masyarakat pula untuk ikut melaporkan penyelewengan atau pelanggaran yang mungkin ditemui di lapangan. “Kita akui hal ini masih menjadi kendala kita. Namun kita sudah upayakan agar hal ini bisa ditekan, salah satunya dengan melibatkan KPK untuk mengawasi. Selain itu, masyarakat juga bisa berperan dengan melaporkan dugaan penyelewengan dana desa ke call center 1500040,” kata Anwar.

Anwar menambahkan, pihaknya berharap peran media untuk lebih menebarkan semangat penuh harapan ketimbang berita bohong. Banyak hal-hal positif yang bisa disampaikan terkait pencapaian pemanfaatan Dana Desa. “Misalnya saja, terdapat 145 BUMDes yang punya nilai omset di atas Rp 1 Miliar. Hal ini kan bisa menjadi contoh untuk diterapkan di BUMDes di tempat lain. Media berperan besar untuk menyebarkan hal seperti ini. Lebih baik menebar semangat hope ketimbang hoax,” demikian Anwar.  

Geng Kompal (Kompasianer Palembang)







0



Ketika Temanmu Aborsi, kucingdomestik.com (pict : helpsharia.com)


Saya menulis ini dengan perasaan tidak keruan. Seorang teman, sebut saja Hanako (25), tadi malam chat dengan kabar amat tidak mengenakkan. Dia bilang ingin menggugurkan janin yang sedang dikandungnya.

Saya benar-benar bingung harus bagaimana atau merespon seperti apa. Saya tahu, idealnya saya harus melakukan apapun untuk mencegahnya melakukan perbuatan itu. Baik dari sisi agama maupun kemanusiaan, aborsi benar-benar sulit untuk diterima. Tapi di sisi lain, saya benar-benar memahami kondisinya yang complicated.

Hanako ini belum menikah. Sedang menempuh pendidikan S2 di salah satu universitas negeri 
ternama. Dia punya pacar, namanya sebut saja Hide. Mereka sudah cukup lama pacaran, sekitar 4 atau 5 tahunan kalau tidak salah ingat. Hanako dan Hide pasangan serasi, sebetulnya. Sayang, cinta mereka terhalang restu. Bukan hanya beda agama, tapi juga beda status sosial.

Hanako anak orang kaya. Cantik, pintar, berkepribadian baik dan terlihat begitu sempurna dari luar. Tapi dia punya rahasia besar. Sebelum ini, dia seorang lesbian. Tapi dia perlahan "sembuh" berkat Hide. Cowok ini benar-benar berhati besar dan menerima Hanako termasuk segala masa lalunya. Hanako juga tidak yakin bisa mencintai laki-laki lain selain Hide.

Tapi orang tua Hanako kan tidak tahu apa-apa. Di mata mereka, Hanako itu putri mereka yang sempurna. Jelas tidak terima kalau dapat mantu "cuma" seorang freelancer.
Hanako gadis cerdas. Dia bukan tidak tahu fungsi alat kontrasepsi. Bahkan dia pun seharusnya tahu kalau berhubungan badan dengan pasangan yang belum sah itu jelas melanggar norma dan aturan agama. Saya merasa sudah mengenalnya cukup dekat untuk menyimpulkan bahwa kehamilan itu memang disengaja ..., agar mereka bisa menikah.

Kesimpulan ini diperkuat dengan isi chat Hanako yang bilang Hide bersedia bertanggung jawab. Masalahnya adalah di diri Hanako sendiri. Dia yang mendadak ingin menggugurkan kandungannya karena mungkin belakangan jadi berbalik ketakutan sendiri. Meski di awal dia terkesan siap, nyatanya dia belum siap untuk jadi ibu. Umm..., bukan belum siap jadi ibu sih sepertinya ... Dia hanya belum siap menghadapi penghakiman orang-orang di sekitarnya.

Saya betul-betul bingung bagaimana menghadapi Hanako. Terlepas dari standar moral dan keagamaan, saya benar-benar khawatir dengan kondisi kesehatannya jika dia sampai benar-benar melakukan aborsi. Saya juga khawatir ancaman hukum (pasal 341 KUHP) yang mengintainya.  Saya sungguh tidak ingin dia aborsi, meski saya juga sangat mengerti betapa pelik situasi yang dia hadapi. Alhasil, saya hanya menemaninya ngobrol semalaman sambil berdoa sepenuh hati agar Tuhan ubahkan pikirannya. Ketakutan terbesar saya adalah, Hanako ini diberkati dengan kondisi finansial yang memungkinkannya dapat melakukan apapun selagi bisa dibeli dengan uang. Termasuk aborsi.
Saya berharap, pikiran itu hanya didorong oleh kekalutan Hanako semata. Dia pasti akan berpikir lebih panjang nanti kalau sudah tenang. Dia cewek pintar dan Hide juga laki-laki yang tidak akan membiarkan hal itu terjadi pada orang yang dia cintai.

Tapi saya salah.

Siang ini, Hanako mengabari kalau segalanya berjalan sesuai rencana.

Janin di perutnya sudah tidak ada lagi.


*

Saya syok. Saya tahu, semua ini di luar kuasa saya.
Tapi saya tetap menyesal dan tidak mampu mengenyahkan rasa bersalah ini.
Saya tahu, ini bukan urusan saya dan seharusnya tidak perlu terbebani karenanya.
Tapi bayang manusia-manusia lain yang saya kenal mendadak melintas.
Mereka yang saya tahu persis bahwa mereka begitu mendambakan kehadiran buah hati. Mereka yang pasti akan dengan senang hati merawat dan membesarkan bayi milik Hanako seperti anak mereka sendiri.
Saya juga memikirkan mereka yang saat ini mendambakan bisa menghirup kehidupan sedikit lebih lama lagi.




Dan saya merasa ...
kosong.


   There are only two ways to live your life. One is as though NOTHING is miracle. The other is as though EVERYTHING is a miracle. - Albert Einstein
1

Raiku Beauty Brightening Series | kucingdomestik.com


Yuhuu, bulan ini Mommy Ossas berkesempatan menjajal salah satu rangkaian produk skin care yaitu Raiku Beauty. Pertama dengar namanya, kesannya seperti agak berbau jepang-jepangan. Padahal maksudnya Raiku itu ya rai-ku alias wajahku (bahasa jawa. Eh, bahasa palembang juga sama ding, rai).

 Yups, Raiku Beauty adalah produk skin care wajah lokal yang bisa jadi pilihan para Ladies karena aman. Raiku Beauty sudah punya sertifikat halal dari MUI dan dapat sertifikasi dari BPOM juga. Termasuk juga sudah punya sertifikat ISO sehingga formulasi bahannya sudah teruji bebas dari kandungan senyawa berbahaya yang merusak kulit.

Sempat bingung memilih antara rangkaian produk Brightening Series atau Anti-aging Series, akhirnya saya memilih brightening series. Alasannya karena saya cukup sering dikira masih berumur awal 20-an (padahal sudah nyaris 30), jadi saya anggap kulit saya sudah cukup awet muda. Belum perlu anti-aging lah ... (evil laugh mode : on)

Tapi berhubung saya tipikal cewek yang malas merawat kulit dan sering bergosong-gosong ria di terik matahari, kulit saya cenderung kusam. Jadi pilihan Brightening Series sepertinya memang yang paling pas.

Rangkaian Raiku Beauty Brightening Series ini terdiri dari 6 macam produk yang akan saya ulas berdasarkan urutan pemakaiannya.

1. Raiku Cleansing Cream (Rp 68.000)
Mengandung ekstrak bunga chamomile dan vitamin E, tekstur Raiku Brightening Cleansing Cream ini mirip balsem yang agak sedikit cair. Fungsinya buat membersihkan wajah dari kotoran atau sisa-sisa make-up. Tapi kandungan bahan aktifnya berkhasiat untuk mengencangkan pori-pori dan mengencangkan pori-pori.
Cara pakainya gampang, langsung oles saja secara merata di wajah, lalu usap menggunakan kapas.
Raiku Cleansing Series


2. Raiku Cleansing Foam (Rp 68.000)
Nah, kalau ini tidak terlalu asing untuk saya. Baik tekstur maupun cara pakainya mirip dengan sabun pencuci muka biasa. Aplikasikan merata pada wajah, usap hingga berbusa dan bilas dengan air hingga bersih.
Raiku Cleansing Foam mengandung ekstrak beras yang di dalamnya ada antioksidan alami. Bisa meminimalisir kerusakan kulit akibat radikal bebas di lingkungan maupun sengatan matahari. Benar-benar pas untuk saya yang cukup banyak kegiatan outdoor. Kandungan ekstrak beras ini juga bisa membantu kulit wajah tampak cerah dan lembab.

3. Raiku Brightening Toner (Rp 98.000)

 
Raiku Brightening Toner

Kalau dua produk di atas masuk kategori cleansing series, yang ini sudah masuk Brightening Series. Kesan pertama sama toner ini adalah wanginya lembut sekali. Biasanya toner itu kan punya aroma cukup menyengat. Teksturnya cair seperti toner pada umumnya.
Raiku Brightening Toner mengandung Niacinimade (jenis vitamin B yang bisa membantu melembabkan wajah sekaligus menyamarkan noda dan keriput), ekstrak beras, AHA (senyawa asan yang bisa membantu masalah pigmentasi dan bikin wajah lebih cerah), dan minyak biji Safflower (mengandung asam linoleat yang bisa mengunci kelembaban sehingga bikin wajah lebih kinclong).
Cara pakainya, tunggu wajah kering dulu setelah pemakaian Raiku Cleansing Foam. Setelah itu, tuangkan Raiku Brightening Toner di sejumput kapas dan usapkan ke wajah. Rasakan sensasi segarnya begitu pakai ini.

4. Raiku Brightening Serum (Rp 148.000)

Raiku Brightening Serum
 
Ini yang bentuk kemasannya paling unik dan mungil. Teksturnya cukup cair, tapi sedikit lebih pekat ketimbang toner. Kandungan utama serum ini sama dengan tonernya yakni Niacinamide, Ekstrak Beras, AHA, dan Safflower. Cara pakainya langsung saja oleskan ke wajah sampai merata. Ada baiknya tunggu sejenak sampai toner yang dipakai sebelumnya kering dan meresap, baru deh dioles serumnya.

5. Raiku Brightening Morning/Night Cream (@ Rp 98.000)

Raiku Brightening Morning/Night cream
 
Ini dipakai paling akhir dari rangkaian produuk Raiku Beauty. Morning Cream untuk pemaiakan pagi hari karena dilengkapi dengan SPF 15, dan Night Cream untuk pemakaian malam hari.

Kesan Setelah 10 Hari Pemakaian ...

1. Nyaman sekali, karena kulit benar-benar terasa lembab dan kenyal. Padahal kulit saya biasanya cenderung kering. Sensasi segarnya juga terasa sekali dan untuk saya pribadi menimbulkan efek semacam kecanduan untuk rajin-rajin merawat kulit. Maklum, sebelumnya saya tipikal cewek cuek yang merasa pakai rangkaian produk skincare adalah ribet dan buang-buang waktu :D

2. Bye-Bye kusam. Wel, Raiku ini bukan produk pemutih, jadi kulit kuning langsat semi sawo matang saya ya warnanya tetap seperti ini meski sudah hampir 10 hari pakai. Tapi yang membedakan adalah, sama sekali tidak ada kesan kusam yang tertinggal. Triiingg ...! kinclong aja gitu. Malah jadi malas pakai make up macem-macem karena bare face saja sudah nyaman. Mungkin cukup tambah pensil alis dan lipstik saja sedikit biar nggak pucat.

3. Tekstur, aroma, dan kemasan ok punya. Ga ada satupun produk yang lengket atau aromanya menyengat dan bikin pusing. Kemasannya juga standar besarnya. Tidak kebesaran atau kekecilan, jadi tidak ribet saat harus dibawa saat bepergian.

4. Cocok di kulit saya. Dalam artian tidak menimbulkan jerawat, bercak merah atau hal-hal pertanda alergi semacam gatal dan sebagainya. Padahal kulit saya termasuk sensitif lho untuk ukuran produk-produk untuk wajah.

5. Kalau memang harus menuliskan minusnya (percayalah, kesempurnaan hanyalah milik Tuhan), saya merasa produk ini kurang cocok kalau kemudian harus ditemplokin make up. Entah karena faktor jenis make up yang saya pakai atau bisa jadi karena faktor lain, rasanya jadi terlihat kurang menyatu. Meski sudah menunggu setidaknya 15 menit sampai produk benar-benar meresap sempurna, masih menimbulkan kesan tidak mengunci pada make up. Kalau pakai produk Raiku Beauty, saya lebih memilih tidak pakai make up sama sekali. Dalam hal ini, pemakaian malam hari benar-benar seperti surga (halah! lebay!).
Pede tanpa make up dan filter kamera dengan Raiku


Nah, demikian review dari Mommy Ossas terkait produk Raiku Beauty Brightening Series ini. Overall Recomended. Sepertinya produk ini memang diformulasikan khusus untuk  kita-kita yang tinggal di daerah tropis.

Buat kalian yang ingin tahu lebih banyak terkait produk ini bisa cek di :





0

Nobar dan Meet n Greet 3 Dara 2


Awal november kemarin, bersama kawan-kawan Blogger Palembang (Mbak Murni, Nindi, Bikcik Kartika, dan Bimo) dapat undangan nonton film 3 Dara 2 (Terima kasih Blogger Crony undangannya). Perjuangan tahu, karena lokasi nontonnya ternyata di OPI Mall yang berjarak 23 km dari kosan saya. Pffftt, iya... ujung ke ujung ini. Tak apalah, saya bisa sekalian nyobain naik LRT.

 Film ini merupakan sekuel dari 3 Dara yang rilis tahun 2015 lalu. Berkisah tentang tiga sahabat yakni Affandy (Tora Sudiro), Jay (Adipati Dolken), dan Richard (Tanta Ginting) yang mendadak mengalami kesulitan keuangan karena tertipu sebuah investasi bodong. Tak hanya uang miliaran, mereka juga harus kehilangan rumah, apartemen, dan kendaraan sehingga terpaksa harus numpang di rumah ibu mertua Affandy, Eyang Putri (Cut Mini).

Hal ini membuat geram ketiga istri mereka, yakni Aniek (Fanny Febriana), Grace (Ovi Dian), dan Kasih (Rania Putrisari). Alhasil, demi menyelamatkan kondisi keuangan keluarga, mereka akhirnya bertukar peran. Para istri bekerja dan para suami dibebankan tanggung jawab mengurus rumah tangga. Dimulailah hari-hari kocak para suami yang terpaksa menjalankan tugas-tugas domestik rumah tangga seperti masak, mencuci, dan beres-beres rumah. Tugas-tugas yang semula dianggap remeh ketiganya mulai terasa seperti neraka. Bagaimana mereka keluar dari situasi sulit tersebut?

Bergenre komedi, film ini cukup sukses mengocok perut. Tora Sudiro jelas menunjukkan kelasnya. Namun yang tak kalah mencuri perhatian adalah  hadirnya sosok tangan kanan Eyang Putri yakni Jentu yang diperankan dengan apik oleh Soleh Solihun. Sosok ini benar-benar menyebalkan dan kemunculannya selalu berhasil mengundang gelak tawa di satu studio. Ceritanya ringan dan menghibur, dan sebetulnya enak dinikmati sampai akhir. Sayangnya, Bimo tanpa sengaja melontarkan prediksi yang sangat tepat terkait twist yang disiapkan film ini. Sehingga keasyikan menkmati film ini di akhir jadi sedikit berkurang (awas ya kamu, Bimo!!!)
Cast 3 Dara 2 | kapanlagi.com


Meski banyak adegan konyol yang mengocok perut, saya pribadi bisa menarik banyak pelajaran penting dan bisa dicatat untuk nanti kalau sudah berumah tangga. Antara lain, tentang bagaimana laki-laki dan perempuan yang memang memiliki peran berbeda namun harus saling mengerti dan memahami. Jangan merasa ingin menang sendiri. Selain itu, bagaimana peremuan juga  harus cerdas dan sigap dalam menghadapi badai rumah tangga di depan mata, khususnya yang terkait dengan masalah krisis finansial di mana faktor ini yang paling banyak jadi penyebab tingginya angka perceraian di negeri kita. Terakhir, meski pasangan bukanlah sosok sempurna dan ada kalanya penuh aib, adalah tugas kita untuk menutupi hal tersebut di depan orang lain. Adalah tugas kita membela belahan jiwa kita jika direndahkan oleh orang lain. (Well, saya benar-benar tersentuh dengan adegan Aniek, yang meski kesal setengah mati dengan Affandy, namun tetap membela suaminya itu di depan Eyang Putri).

Film ini bukan hanya cocok ditonton oleh pasangan yang sudah menikah, namun juga anak-anak muda yang ingin mendapat gambaran bagaimana kompleksnya kehidupan berumah tangga. Biar nggak cuma mikir enaknya saat resepsi doang. :D
Jangan kapok undang kami lagi ya :D

1


Prudential : Pasti dikasih Lebih | kucingdomestik.com

"Buat apa beli polis asuransi? Masih muda ini, masih sehat ini, masih jomblo single gini ... Ntar ajalah kalau udah nikah. Ntar ajalah kalau udah punya anak. Ntar ajalah kalau udah punya penghasilan tetap."

Sebagai anak muda yang hidup di era milenial seperti sekarang, pikiran semacam itu sering sekali mampir di kepala. Terutama kalau lagi disamperin Mbak-Mbak sales asuransi. Adaaa saja alasan untuk menolak atau menunda.Merasa tidak butuh begitu deh.

Tapi ..., benarkah anak muda tidak butuh asuransi?

Yang tepat itu justru sebaliknya lho. Pepatah bilang sedia payung sebelum hujan. Malah saat masih muda inilah seharusnya berani ambil langkah untuk proteksi diri di masa depan.

Mumpung masih muda, mumpung masih sehat, mumpung belum banyak kebutuhan atau tanggungan lain seperti halnya orang-orang yang sudah berkeluarga. Dengan demikian, tidak perlu khawatir jika terjadi hal-hal yang membutuhkan dana besar di masa mendatang. Semua sudah siap.

Selain itu, untuk menjadi nasabah asuransi tidak harus punya pekerjaan tetap kok. Selagi masih bisa menyisihkan pendapatan yang diterima setiap bulannya, anak muda pun bisa menjadi nasabah asuransi.

VP Corporate Communications Prudential Indonesia, Widyananto Sutanto | kucingdomestik.com

Hal itulah yang disampaikan VP Corporate Communications Prudential Indonesia, Widyananto Sutanto, Senin (24/9) lalu di Palembang. Kebetulan saya, dan beberapa teman-teman blogger berkesempatan menghadiri acara launching produk unit link terbaru Prudential, yakni PRULink Generasi Baru dan PRULink Syariah Generasi Baru.

Menurut Widyananto, dua produk ini kemerupakan sebuah inovasi dari Prudential untuk menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia. “Kami terus meningkatkan keahlian kami, dan kali ini menawarkan kepada para nasabah dua inovasi produk unit link terbaru Prudential, yaitu PRULink Generasi Baru dan PRULink Syariah Generasi Baru.”

Nah, buat kalian, generasi milenial yang mulai ingin berasuransi, boleh banget mencoba dua produk ini. Baik PRULink Generasi Baru dan PRULink Syariah Generasi Baru, keduanya menawarkan fitur-fitur
inovatif dan unggulan, yaitu :

1. PRUbooster Investasi

Nasabah akan mendapatkan tambahan Alokasi Investasi yang diberikan sejak polis
terbit sebesar 5% dari Premi Berkala untuk 10 tahun pertama, dan untuk tahun polis selanjutnya akan diberikan sebesar 10% dari Premi Berkala sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Perdana di pasaran, di mana nasabah akan mendapatkan tambahan alokasi investasi setiap tahunnya.

2. PRUbooster proteksi

merupakan pilihan meningkatkan Uang Pertanggungan (UP) Asuransi Dasar dan
Asuransi Tambahan PRUlink term (jika ada) sebesar 5% setiap tahunnya secara otomatis tanpa seleksi risiko kembali sampai dengan Tertanggung berusia 55 tahun.

3. Alokasi investasi terbentuk sejak hari pertama

4. Memperoleh 2x nilai uang pertanggungan apabila terjadi meninggal dunia akibat kecelakaan.

5. Tidak ada biaya administrasi 

 Apabila menggunakan transaksi elektronik: e-policy, e-transaction statement
dan auto debet rekening bank dan autodebet rekening, sesuai syarat dan ketentuan.

6. Beragam pilihan manfaat tambahan (riders) 

termasuk 2 rider baru, PRUtotal dan permanent disablement dan PRUcritical hospital cover, yang keduanya memiliki opsi konvensional maupun syariah, serta dana investasi sesuai toleransi risiko nasabah.


sesi diskusi dengan perwakilan nasabah prudential


Wah, kalau dipikir-pikir, tidak ada ruginya memang untuk gabung dengan asuransi. Kita-kita yang masih muda ini jadi mulai bisa mengatur keuangan untuk persiapan masa pensiun, biaya rumah sakit, pendidikan, atau sekadar untuk investasi. Kalau bingung, ada tim Prudential yang selalu siap membantu kok, langsung konsultasi
saja.

“Masyarakat perlu memahami betul apa kebutuhan masa depan mereka, rencana keuangan jangka panjang dan toleransi mereka terhadap risiko, serta mempelajari jenis-jenis produk asuransi jiwa mana yang sesuai dengan kebutuhan perlindungan mereka sebelum memilih,” jelas Widyananto.

“Dalam hal ini, produk unit link dengan ragam manfaat tambahan serta investasi jangka panjangnya dapat menjadi solusi tepat dalam memenuhi
kebutuhan di tahapan kehidupan berbeda.”

Generasi Milenial yang Siap untuk Proteksi Masa Depan

Kalau kita selalu punya uang untuk nonton bioskop, nongkrong di café, atau beli tiket konser artis kesayangan, kenapa tidak mulai menyisihkan sebagian uang kita untuk asuransi? Buat kalian yang ingin mulai memproteksi diri, ada promo free dua bulan premi untuk nasabah baru PRULink Generasi Baru dan PRULink Syariah Generasi Baru. Tapi harus cepet nih, berlakunya cuma sampai 31 Oktober 2018.

Jembatan Ampera tiangnya tinggi
Sungai Musi airnya berbuih
Ayo kalian, tunggu apa lagi?
Join Prudential, pasti dikasih lebih!

#PRUlinkGenerasiBaru
#PRUlinkSyariahGenerasiBaru
#PastiDikasihLebih


3



Skutik Yamaha Aerox

Beberapa bulan setelah papa meninggal, mama saya di dusun kebingungan untuk akses mobilitas sehari-hari. Di dusun mama yang berjarak 30 km dari Jembatan Ampera itu tidak ada angkutan umum. Beliau juga kesulitan memakai motor tua peninggalan mendiang papa yang berkopling. Saya sendiri tinggal terpisah (ngekos di kota Palembang) dan jelas tidak bisa "mengojeki" mama setiap hari. Dengan berbagai pertimbangan, pun dari pada pusing berkepanjangan, akhirnya kami membeli sebuah motor baru untuk mama pakai.

Walau termasuk orang kampung dengan tingkat pendidikan yang tidak terlalu tinggi, selera mama untuk sepeda motor yang jadi tunggangannya itu rupanya sama sekali tidak kampungan. Bahkan harus saya akui, patut diacungi jempol. Dari sekian banyak jenis dan tipe yang ditawarkan saat menge-check di Thamrin Brothers, pilihan beliau jatuh pada skuter matik Yamaha Aerox 155 Yellow.

Kesan pertama saya, desain skutik berbody lumayan bongsor ini benar-benar sporty. Sepertinya agak kurang pas jika dipakai perempuan, ibu-ibu lagi. Kaum perempuan kan biasanya lebih memilih tipe skutik yang desainnya girly ketimbang sporty. Motor ini jauh lebih cocok dipakai mejeng oleh anak-anak muda karena penampilan luarnya sangat keren. Tapi mengingat mama saya itu tipe wanita yang luar biasa tomboy dan berjiwa muda, jadinya ya cocok-cocok saja sih :D (lagian kualat lho kalau melawan mama, suka-suka beliau lah pokoknya mau pilih motor yang mana).

Awalnya saya pikir Yamaha Aerox 155 ini sama saja dengan skutik biasa. Namun begitu menjajal sendiri, skutik ini terasa sekali bedanya dengan skutik lain. Suara mesinnya saat menyala sangat halus, sampai nyaris nggak kedengaran. Tapi performanya sangat mantap dan bertenaga, tarikannya enteng, dan motor ini juga sangat gesit. Untuk dipakai di jalanan dusun yang tidak rata dan didominasi kecepatan rendah, motor ini stabil. Namun saat dibawa muterin kota Palembang yang jalanannya mulus nan rata dengan kecepatan tinggi juga sama stabilnya.


Stabil di jalanan desa maupun kota

Menariknya, Skutik Yamaha Aerox 155 ini juga dilengkapi fitur-fitur canggih. Di antaranya Stop & Smart System yang berfungsi mengurangi konsumsi bahan bakar yang tidak perlu pada saat motor sedang berhenti. Favorit mama saya adalah desain bagasinya yang luar biasa luas (total 25 liter). Bisa memuat lebih banyak barang seperti belanjaan, helm, atau perlengkapan berkendara lainnya.


Bagasi luas, helm-pun muat

Sebagai generasi milenial, saya sendiri jauh lebih tertarik dengan fitur Electric Power Socket untuk mengisi daya gadget yang ada di laci bagian depan motor. Maklum, hari gini kebutuhan pokok kan terdiri dari sandang, pangan, papan, dan cas-an :D. Asyik deh, kalau dibawa touring ke luar kota pun bisa tenang tanpa perlu khawatir kehabisan daya baterai HP.


Bagasi Charger di bagian depan motor

Tak hanya itu, Yamaha Aerox ini ternyata juga dilengkapi dengan fitur Smart Key System. Smart Key System ini merupakan sistem kunci tanpa anak kunci yang membuat berkendara semakin praktis dan aman karena disematkan fitur immobilizer dan answer back system untuk memudahkan pengendara mencari posisi parkir motor. Wah, untuk penyandang ADHD seperti saya yang sering lupa parkir dimana, fitur ini pastinya sangat membantu.


Fitur Smart Key System

Menurut mama saya (dan saya pribadi), motor ini benar-benar paket lengkap. Gaya dapat, kualitas dapat. Harga memang nggak bohong, sangat sesuai dengan kepuasan yang diperoleh. Tidak menyesal sudah membelinya. Recomended banget pokoknya!
0



Yamaha GT 125 (dokumentasi pribadi)

Tidak terasa, empat tahun sudah saya tinggal di Kota Pempek, Palembang. Untuk keperluan mobilitas terkait kesibukan sehari-hari saya sebagai fulltimer blogger merangkap penulis konten di sejumlah website, sepeda motor masih menjadi pilihan utama. Selain lokasi event kegiatan yang harus diliput sering tidak tentu jaraknya (dan kadang tidak terjangkau angkutan umum), Palembang yang sudah masuk kota metropolitan ini mulai terkenal macetnya. Sepeda motor jelas lebih efisien dari segi waktu karena masih bisa menyelip sana sini di sela kemacetan.


dilengkapi fitur keamanan

Ngomongin motor, saya punya Yamaha GT 125 yang sudah dibeli sejak 2014 silam lewat Yamaha Thamrin Brothers Karena warnanya hitam dengan sedikit hiasan silver, saya namai dia Si Kuro. Sepeda motor tipe matic memang jadi pilihan saya. Biasalah, namanya juga cewek. Pasti memilih tipe yang gampang dioperasikan. Tinggal gas dan rem tanpa ribet oper-oper gigi. Model Yamaha GT 125 ini juga OK punya. Meski ukurannya mungil, namun wujudnya tidak terlalu "girly". Sesuai banget dengan kepribadian saya yang rada tomboy.

Yang paling asyik dari motor kesayangan saya ini, perawatannya nggak ribet blass. Bayangkan, empat tahun dengan pemakaian rutin setiap hari muterin Palembang, Yamaha GT 125 punya saya ini belum pernah mengalami kerusakan parah. Eh, pernah ding. Satu kali sekitar 2 tahun lalu karena kecelakaan (ditabrak mobil dari belakang). Namun setelah diservis di bengkel resmi Yamaha, performa kembali baik. Selebihnya ya hanya perawatan rutin di bengkel model ganti oli, mengencangkan rantai, atau ganti ban.


Si Kuro sedang mandi (dokumentasi pribadi)


Oh iya, saya ini kan penyandang ADHD (Attention Deficit Hiperactivity Disorder) alias Gangguan Fokus dan Hiperaktivitas. Saya suka lupa hal-hal remeh seperti mengunci motor dengan benar misalnya. Namun berkat fitur keamanan yang sudah terpasang di Yamaha GT 125 benar-benar sangat membantu. Seperti Smart Stand Switch yang berguna ketika mesin mati namun kunci belum dalam posisi off, maka akan ada nada tanda berkedip pada lampu spidometer. Demikian pula dengan mesin yang otomatis akan mati jika standar samping dibuka saat mesin hidup.


Ready? Go!!!

Yang paling penting, Yamaha GT 125, seperti halnya motor keluaran Yamaha lainnya benar-benar sangat irit. Sejak hari pertama pembelian, Si Kuro ini hanya saya “minumi” pertamax. Dengan selalu menggunakan bahan bakar berkualitas, performa, kecepatan , dan kestabilannya jadi lebih terjamin.

Kesimpulannya, setelah 4 tahun memakai Yamaha GT 125 ini saya belum pernah dikecewakan. Saya tidak tahu apa tipe ini masih diproduksi apa tidak. Sepertinya tidak lagi. Namun banyak tipe Yamaha keluaran terbaru yang bisa dipilih. Untuk matic bisa dicoba tipe Nmax yang body-nya lebih bongsor. Mau yang lain? Cek saja sendiri di Thamrin Brothers.
Yamaha semakin di depan!

1



Home Credit Indonesia Palembang


Berawal dari notebook saya yang sekarat lantaran tidak sengaja terinjak, kebutuhan "alat perang" baru menjadi sangat mendesak. Penulis tanpa laptop pada zaman sekarang ibarat chef tanpa pisau. Untuk itu, saya yang saat ini tinggal di Palembang akhirnya melakukan pembelian laptop secara kredit melalui jasa pembayaran My Home Credit untuk pertama kalinya. Proses pembelian laptop yang harga cash-nya Rp 3,8 juta itu berlangsung pada bulan Juni 2018 lalu. dan simak ulasan lengkapnya berikut ini :

Syarat Mudah

Saya tahu perusahaan pembayaran ini lewat aplikasi tokopedia. Setelah mendapat nomor telpon salesgirl (eh, apa customer service ya?) bernama Jannah, saya mengonfirmasi syarat apa saja yang dibutuhkan. Ternyata hanya perlu membawa KTP dan KK asli. Selain itu, KK juga bisa diganti dengan SIM/STNK/BPJS/NPWP/dokumen resmi lainnya dengan identitas sama.

Proses Cepat

Menurut pengakuan sejumlah teman dan saudara, jika melakukan pembelian secara kredit melalui jasa pembayaran lain, setidaknya butuh waktu 1 x 24 jam (atau lebih) untuk proses verifikasi (termasuk survey tempat tinggal dan segala macam). Namun melalui My Home Credit prosesnya sangat cepat, hanya berkisar 30-45 menit saja, yang penting syarat lengkap. Sebagai tambahan, calon nasabah perlu memberikan 3 buah nomor saudara/kerabat dan menyebutkan tempat kerja untuk proses verifikasi. Sementara itu, calon nasabah perlu melewati scanner sidik jari untuk memastikan calon nasabah adalah orang yang sama dengan pemegang kartu identitas. By the way, KTP saya kebetulan masuk kabupaten Banyu Asin, namun rupanya pengajuan masih bisa diproses.

Adapun toko yang menjadi mitra Home Credit Palembang adalah MDP IT & Electronic Store Simpang Polda. Untuk barang elektronik seperti laptop dan ponsel, pilihan lama cicilan yang tersedia adalah 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan. Masing-masing pilihan sudah mendapat asuransi untuk tempo 12 bulan. Sementara itu, proses penandatanganan kontrak perjanjian dilakukan secara digital.

MDP Store Palembang

Aplikasi My Home Credit

My Home Credit telah meluncurkan aplikasi mobile untuk memudahkan proses kerja sama yang bisa di-download lewat playstore. Setelah melakukan proses penandatangan kontrak elektronik dan melakukan pembayaran uang muka, aplikasi mobile My Home Credit bisa langsung diaktivasi. Aplikasi ini cukup memudahkan nasabah dalam melakukan pembayaran angsuran. Selain memberi tahu pilihan sistem pembayaran, lokasi pembayaran terdekat, nasabah juga dapat menyetel alarm pengingat sebelum tanggal jatuh tempo. Dengan demikian, nasabah bisa menghindari denda akibat keterlambatan pembayaran.

Selain itu, setiap kali selesai melakukan pembayaran, nasabah akan menerima notifikasi tanda terima. Demikian pula dengan kartu jadwal Pembayaran berjalan yang akan otomatis ter-update.

Aplikasi My Home Credit

aplikasi My Home Credit

Kesan - kesan

Menurut saya, proses pengajuan kredit melalui My Home Credit benar-benar tidak ribet. Tentu saja hal ini menjadi nilai plus di zaman serbasibuk seperti sekarang. Meski demikian, Mbak Jannah mewanti-wanti saya untuk tidak sampai terlambat melakukan pembayaran angsuran. Keterlambatan benar-benar tidak bisa ditolerir dan berujung blacklist. Jika sudah di-blacklist, nasabah akan ditolak jika ingin kembali melakukan pengajuan kredit.

Proses mudah, pelayanan ramah dan cepat membuat saya merekomendasikan My Home Credit untuk warga Palembang dan sekitarnya. Jika ada pembaca yang kebetulan anti dengan sistem pembelian secara kredit dengan berbagai alasannya (termasuk riba, dll), saya menghargai pandangan Anda. Namun bagi sebagian orang lain, pembelian dengan cara menyicil kadang memang jadi satu-satunya pilihan. Entah karena keterbatasan uang sementara kebutuhan akan barang sangat mendesak, atau bisa juga karena sebagai salah satu cara untuk "menabung" saking boros dan tidak bisanya me-manage pengeluaran tiap bulannya. Yang mana pun, semoga kita bisa sama-sama saling menghargai pilihan satu sama lain.


0

Baca juga

Mimpi 15.529 Km

Tulisan ini dibuat dengan rasa rindu yang sangat, pada sosok manusia paling kontradiktif yang pernah kukenal : Papa. Mimpi 15.529 km | kuc...