Menu
Tampilkan postingan dengan label Tugas Negara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tugas Negara. Tampilkan semua postingan

Pucuk Coolinary Festival Palembang

Temukan Rasa Favoritmu !


Bersama teman Internasional di Pucuk Coolinary Festival



Berhubung Palembang nggak punya pantai atau gunung, masyarakatnya menjadikan kuliner sebagai pelampiasan kalau mau rekreasi. Nggak heran kalau kota tua ini kemudian menyimpan potensi kekayaan kuliner dengan cita rasa unik yang diciptakan sendiri oleh warganya yang multietnis.

Atas dasar inilah, PT Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) selaku produsen Teh Pucuk Harum, minuman teh kemasan lokal menggelar sebuah festival kuliner terbesar bertajuk #PucukCoolinaryFestival. Informasi ini saya dapatkan saat menghadiri Media Gathering di Hotel Harper Palembang pada Kamis (5/9) lalu. Kebetulan saya dan rekan-rekan blogger juga turut diundang.



Selain bisa intip-intip persiapan apa saja yang sudah mereka lakukan, ada diskusi bareng dengan pemateri dari  Pak Kitto Kristanto selaku Junior Brand Manager Teh Pucuk Harum dan Mbak Dina Oktaviany selaku foodies yang punya akun kuliner di Palembang yaitu makanpakereceh.plg. Oh, ada juga mini kontes makan mie pedas dengan hadiah voucher belanja ratusan ribu.

Jadi Pak Kitto bilang, Palembang ini kota ketiga yang didatangi Pucuk Coolinary Festival setelah sebelumnya sukses digelar di kota Yogyakarta dan Medan. “Kota Palembang kami pilih karena perkembangan usaha kuliner di kota Palembang sedang berkembang pesat. Ini terbukti dengan kian maraknya pelaku usaha kuliner lokal yang muncul, baik kuliner legendaris maupun  yang hits kekinian di kalangan masyarakat,” jelas Kitto.


Mengusung tagline Temukan Rasa  Favoritmu, Pucuk Coolinary Festival diselenggarakan selama 2 hari yakni tanggal 7-8 September di lapangan parkir Palembang Trade Center (PTC) Mall. Ada lebih dari 100 tenant yang ikut serta dan terbagi dalam tiga zona yakni Manis, Pedas, dan Gurih.




Wow. Pasti seru tuh. Kapan lagi coba bisa mencicipi begitu banyak  makanan di satu tempat saja? Mbak Dina dari @makanpakereceh.plg pun sepakat, dia bilang, dengan adanya festival kuliner ini, kita dapat mengetahui dan mencicipi kuliner dengan beragam pilihan rasa yang mungkin belum kita ketahui. “Selain itu, Pucuk Coolinary Festival juga mendorong para UMKM makanan untuk terus berinovasi dalam menyajikan makanan. Bisa membuat masyarakat mengenal lebih dekat apa saja kuliner kebanggaan Palembang yang mungkin selama ini belum diketahui kelezatan Dan keunikannya,” kata Dina

Waduh, benar-benar bikin nggak sabar untuk segera hadir ke festivalnya.


Hari yang ditunggu itu akhirnya tiba …

Pengguntingan pita : Pucuk Coolinary Festival resmi dibuka


Yuhuu, weekend juga akhirnya. Sabtu (7/9), saya bersama teman-teman dari Blogger Palembang sudah tiba di TKP sejak pagi. Kemeriahan langsung berasa dengan area festival terbuka yang didominasi warna merah, padahal acara belum dimulai karena masih mau menunggu sejumlah pejabat yang akan membuka festival secara resmi.

Baru sekira pukul 10 acara dimulai, dengan sederet agenda ceremonial seperti kata sambutan, pengguntingan pita, dan penekanan bel sirine pertanda Festival resmi dibuka. Hadir dalam agenda tersebut kepala Dinas Perindustrian Provinsi Sumatera Selatan, Ir. Hj. Ernila Rizar, MM mewakili Gubernur Provinsi Sumatera Selatan, Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, H. Isnaini Madani, dan National Sales & Promotion Head PT. Mayora Indah Tbk., Henry David Kalangie.

Henry David Kalangie memberikan kata sambutan


Saya sendiri sudah tidak sabar menjelajah area festival. Diawali dengan gerbang utama, sejauh mata memandang cuma terlihat stand-stand makanan di kiri dan kanan lorong. Aroma lezat yang tercium mulai menerbitkan liur.

Terus terang saya bingung mau pilih mencicip makanan yang mana. Ya, saking banyaknya. Lagipula, kapasitas perut dan kantong saya kan terbatas. Untunglah, pembagian zona rasa yang ada sangat membantu. Tinggal pilih di zona gurih dan manis karena sudah pasti sesuai selera. Sementara zona pedas, mungkin bakal dilirik saja. Saya kurang bisa makan pedas soalnya. Eh, tapi belum tentu ding. Siapa tahu justru lebih berselera.



Seperti namanya, di zona gurih terdapat stand-stand makanan bercita rasa gurih. Makanan khas Palembang seperti pempek, pindang, dan mie celor ada di sini. Ada pula cilok, soto, onigiri, pizza dan sederet makanan lainnya. Saya sendiri akhirnya pilih Tahu petis dan kepiting crispy.

Di zona manis, pilihan makanan didominasi snack dan minuman. Kue-kue, cake, dan aneka es menunggu dicicipi. Ada pula yang jual buah dan salad.


Sementara di zona pedas didominasi makanan “berat”.  Nasi, bakso, mie ayam diantaranya. Ada pula snack-snack yang tentunya pedas dan rujak buah.

Semua makanan itu, kalau beli pake dompet digital DANA, bisa dapat cash back 50% lho. Hoho, asyik kan? Ga bikin kantong kempes.


Yang seru di festival ini, pengunjung bisa mendapatkan pempek gratis dengan hanya menunjukkan 2 kemasan botol Teh Pucuk Harum. Boleh yang masih ada isinya ataupun sudah kosong. Tidak usah khawatir bakal kehabisan, karena panitia menyiapkannya ga tanggung-tanggung : 10.000 porsi!




Nggak usah bingung juga cari Teh Pucuk Harum-nya. Tinggal beli sama mbak-mbak SPG yang tersebar di sepanjang area, atau beli di Pucuk Harum Centre yang berada tepat di tengah-tengah lokasi festival.

Terus juga nggak melulu soal makanan, di panggung utama juga ada live music sebagai hiburan. Hamparan bean bag yang ada di depan panggung enak buat duduk-duduk, sekadar melepas lelah kalau capek berkeliling. Eh, ada berbagai lomba juga lho kaya lomba makan mie pedas sama intagram photo contest. Dan yang paling heboh tentunya ada undian dengan hadiah utama berupa 2 sepeda motor NMax.



Apa semua keseruan ini cuma berlaku buat pengunjung? Nggak dong, Teh Pucuk Harum juga kasih apresiasi buat para tenant sebagai bagian dari UMKM Indonesia lewat agenda “Pemilihan Tenant Favorit”. Ada hadiah jutaan rupiah buat tenant yang pemenangnya dipilih langsung oleh pengunjung.


Sarana Promosi Kekayaan Kuliner Lokal ke Lidah Internasional




Meski di awal diniatkan sebagai event berskala lokal, namun Pucuk Coolinary Festival Palembang rupanya mampu menarik perhatian orang asing juga lho.

Saya bertemu sejumlah teman dari luar negeri di festival ini. Beberapa di antaranya sudah saya kenal terlebih dahulu seperti Xiao Chen dari Cina dan Dilumi dari Sri Lanka. Namun pada hari kedua festival, Minggu (8/9), mereka mengajak lebih banyak lagi teman-teman mereka yang sama-sama ikut semacam program pertukaran pemuda.

Saya lalu mengenal Janel dari Filipina, Hisyam dari (kalau tidak salah dengar) Aljazair , dan Kho (aduh, bener nggak tulisannya ya?) dari Vietnam. Kesempatan banget tuh mengenalkan kuliner lokal ke mereka.

Kebanyakan sih mereka masih belum berani mencoba yang pedas. Namun untuk yang gurih dan manis, mereka suka lho. Entah berapa banyak makanan yang pindah ke perut selama kami ngobrol malam itu.




Xiao Chen yang baru pertama mencoba cilok (kalau pempek udah sering dia), langsung jatuh hati. Rasa dan baunya mengingatkan dia pada salah satu makanan tradisional di negaranya. Dia juga mengungkapkan kekagumannya pada keberagaman kuliner Indonesia. “Saya tidak pernah tahu ada begitu banyak jenis makanan di Indonesia,” ujarnya dalam Bahasa Inggris.

Sayang, Pucuk Food Coolinary ini cuma dua hari saja. Belum puas rasanya menikmati. Tapi bersyukur banget bisa menjadi bagian keseruannya. Semoga tahun tahun mendatang bisa kembali lagi ya ...

Eh, setelah Palembang, bakal ada Kota lain juga lho yang akan menyusul didatangi Pucuk Food Coolinary. Kalian bisa pantengin terus update-nya di website atau akun medsosnya Teh Pucuk Harum 😉


Teh Pucuk Harum, karena teh terbaik ada di pucuknya.

0



Alasan pilih Yamaha LEXI

Halo semua, selamat datang kembali ke kenyataan. Haha ... lebaran baru usai. Ada yang THR-nya masih bingung mau diapain?

Gaji ketigabelas masih utuh?
Beli motor baru aja, gih! Biar akses transportasi tetap lancar meski jalanan sering macet.

Lha, kok motor, Ra?
Iya. Soalnya kan weekend kemaren habis nongkrong di acara akbarnya Yamaha di BKB bertajuk Yamaha Maxi Day 2019.

Sesuai judulnya, pengunjung disuguhi macem-macem tipe motor yang jadi bagian dari seri Maxi yang sudah dirilis sejak 3 tahun lalu. Saya sering dengar NMax, dan sudah pernah ngereview Aerox di sini , tapi sebenernya ada satu lagi yang tidak kalah kece, yakni tipe LEXI yang sampai saat ini punya 3 varian yakni Lexi Standar, Lexi S, dan yang terbaru : Lexi S ABS.

Ada 5 alasan utama kenapa Yamaha Lexi layak banget buat jadi pilihan untuk motor barumu. Berikut ulasan lengkapnya :

1. Desain dan pilihan warna kece

Yamaha Lexi

Namanya juga seri MAXI, body motor ini jelas lebih besar dari matic-matic pada umumnya, jadi terlihat kuat dan kokoh. Tampilannya terlihat seksi dan elegan, terutama dengan lampu LED dan tambahan lampu Hazard yang berguna untuk kondisi darurat.

Selain warna standar merah dan hitam, Yamaha Lexi ini juga punya varian warna yang unik yakni Matte Red, Matte Blue dan White Metallic.

2. Fitur Canggih

Asyik menyimak penjelasan

Nah, ada banyak banget fitur canggih yang ditawarkan. Lexi seri S dan S ABS telah mengusung Sistem Kunci Pintar (Smart Key System) untuk menyalakan motor. Dengan adanya sistem ini, Lexi bahkan dapat dihidupkan dengan menggunakan remote kontrol (wohooo, nggak kalah sama mobil cuyyy). Untuk manusia pelupa kaya saya, sangat tertolong dengan adanya fitur alarm yang akan berbunyi jika motor ditinggalkan dalam keadaan menyala.

Seri Lexi ini juga dilengkapi dengan Electronic Power Socket bagi kalian yang kehabisan daya gadget. Dengan EPS ini, kita bisa charge ponsel bila ada kebutuhan yang mendadak. Hari gini, kebutuhan pokok manusia memang ada 4 kan? Sandang, pangan, papan, dan casan 😹

Tampilan speedometer digital Yamaha Lexi

Seolah belum cukup, speedometer digitalnya juga kece badai. Kita bisa tahu informasi apa saja terkait kendaraannya. Misal, kecepatan, konsumsi bahan bakar, waktu, hingga mesin. Plus, indikator ini juga bisa diubah tingkat kecerahannya sesuai lingkungan sekitar. Beuh, macem bunglon aja gaesss….

Seri ini juga punya Stop Start System. Bagian ini berguna untuk menghemat bahan bakar. Kalau pas lagi ketemu lampu merah yang lama, kendaraan akan berhenti. Menyalakannya pun gampang. Tinggal gas seperti biasa dan ngeeengg!

3. Bagasi Luas

bagasi super luas Yamaha Lexi

Seiring kebutuhan yang makin banyak, kapasitas bagasi 12.8 liter ini membantu banget. Bisa buat nyimpan tas bahkan helm. Asyik nih kalau buat pergi berhari-hari dan agak jauh. Selain itu, motor ini punya kapasitas tangki bahan bakar sebesar 4,2 liter.

4. Mengutamakan Kenyamanan

Cobain dulu Yamaha Lexi-nya

Tempat duduk yang nyaman dan lega bikin motor ini enak banget dipakai. Baik sendirian maupun berboncengan. Terus bagian pijakan kaki di bagian depan juga cukup lega … bisa sekalian buat naro barang 😹

Kenyamanan dalam menghadapi medan apapun juga terjamin dengan performa terbaik mesin. Ada Bluecore Valve Variable Acquitition (VVA) yang memberikan tenaga saat aktif di 6000 RPM. Lalu DiASil Cylinder & Forged Piston yang diadaptasi langsung dari motor balap sehingga memungkinkan kendaraan memiliki performa bagus hingga 50.000 KM. Plus sistem pendingin dengan cairan yang memungkinkan suhu kendaraan tetap stabil.

5. Harga Bersaing

Untuk semua keunggulan yang ditawarkan, harga Rp 20 jutaan tetap worth it lah ya. Khusus buat yang di Palembang, banyak promo yang ditawarkan lho. Termasuk tawaran layanan service langsung dari bengkel resmi Yamaha. Cusss, tinggal main dan tanya-tanya langsung ke dealer resmi Thamrin Brothers


Palembang Bloggers

0



Thamrin Brothers : Halal Bihalal dan Buka Bersama Media (dan blogger)

Senin (27/5) pagi, saya lagi ngasih makan Ling Ling si anak bulu paling bungsu ketika di-WA Bimo. Katanya kami --para blogger--, diundang Yamaha Thamrin Brothers untuk ikut acara buka bersama dan halal bihalal bareng media. Lokasinya di Emilia Hotel pukul 5 sore.

Meski undangan dadakan, saya langsung meng-iyakan. Bosen euy di kosan mulu. Otak saya kan juga butuh rehat, sebentar lagi meledak gara-gara skripsi.

Sorenya, langsung meluncur ke hotel yang masih satu kompleks dengan Palembang Indah Mall (PIM) itu. Kali ini bareng si Eka, yang dengan terpaksa suka cita jadi mbak ojek 😹 Sempat nggak enak hati, karena kami pikir sudah terlambat. Habis pake ada drama macet (padahal udah lewat jalan tikus) dulu sih. Belum lagi pake acara bingung-nggak-tahu-parkir-di mana.

Tapi syukurlah, ternyata acara belum mulai. Berhubung sudah mepet waktu berbuka puasa, didahului dengan buka bersama dulu baru mulai acara inti. Cukup rame juga ternyata, ada sekitar 30 orang yang hadir (Well, saya nggak ngitung sih sebenernya. Pake ilmu kira-kira aja). Selain petinggi dan karyawan Yamaha Thamrin Brothers plus kawan-kawan blogger Palembang, ada juga teman-teman jurnalis dari sejumlah media.

Team Bloggers

Seperti biasa, setiap ikut acara “tugas negara” ala blogger begini, selalu saja dapat info baru yang amat layak untuk ditulis dan di-share. Nah, apa saja? Simak terus di ulasan berikut :

Beli Motor Gratis Motor, Mau?

Enggie Suwarno

Lho, ini serius lho. Bukan saya, tapi Pak Enggie Suwarno selaku GM Yamaha Thamrin Brothers yang bilang. Jadi dalam rangka anniversary, mereka emang lagi ada promo.

Kalian yang melakukan pembelian motor Yamaha tipe apapun di Yamaha Thamrin Brothers di dealer mana saja (dalam wilayah Sumatera Selatan dan Bengkulu), berkesempatan dapat kupon yang akan diundi. Bakal ada 5 motor yang menunggu dimenangkan, yakni motor Yamaha R25 (1 buah), Yamaha Byson (1 buah), dan Yamaha Xabre (3 buah). Promo ini hanya berlaku hingga 31 Mei 2019 ini.

Program Kece untuk Para Lulusan SMK

Selama ini saya mikirnya Yamaha Thamrin Brothers itu “kerjaannya” cuma jual kendaraan. Ternyata saya salah, pemirsa. Asli, baru tahu kalau ternyata perusahaan ini sangat peduli lho dengan peningkatan SDM generasi muda kita.

Hal itu dibuktikan dengan adanya program Yamaha Engineering School (YES). Program ini memberi kesempatan bagi 20 orang lulusan SMK untuk ikut pelatihan intensif langsung dari tim Yamaha selama 4 bulan bebas biaya alias GRATIS. Ini berarti, peserta bisa belajar langsung seluk beluk teknis dan teknologi sepeda motor benar-benar langsung dari ahlinya.

Agus Suryanto

Diungkapkan Trainer Yamaha Thamrin Brothers, Agus Suryanto, para lulusan YES tersebut diharapkan akan mampu menjadi seorang entrepreneur dengan membuka usaha bengkel atau menjadi teknisi andal di bidang sepeda motor.

Jadi buat kalian lulusan SMK tahun 2016-2019 yang pengen nambah ilmu, buruan gih daftar mumpung masih buka. Coba datang langsung ke Yamaha Thamrin Brothers A Rivai di Jl Kapten A. Rivai No. 9 Palembang dengan memberikan persyaratan berikut :

Syarat pendaftaran YES

Setelah semua persyaratan lengkap, peserta nanti ikut tes tertulis dan wawancara pada tanggal 9 dan 10 Juli 2019. Kalau lulus, tanggal 15 Juli 2019 nanti udah bisa ikut pelatihannya.

Team Thamrin Brothers
______________________________

Makan udah, dapat info udah, dapat kenalan baru udah … tapi tentunya bakal kurang lengkap kalau nggak pake foto-foto. Hehehe …

Ga diajak foto bareng 😿

Eh, diajak ding 😹

Intinya, acara ini asyik banget. Asli. Itu berarti pula, satu Senin lagi yang berhasil saya lewati dengan senyum dan keceriaan. Terima kasih Yamaha Thamrin Brothers Palembang.


0


Teman-teman saya di Palembang, rata-rata punya motor sendiri. Ya nggak salah sih, kondisi jalanan kota pempek ini memang lebih bersahabat sama kendaraan roda dua ketimbang empat. Titik macet yang nggak bisa diprediksi itu lho … Kalau pakai motor kan masih bisa nyelip sana sini.

Buat cewek, pilihannya akan jelas jatuh ke skuter matic (skutik). Alasannya? Simpel dan mudah dioperasikan. Tinggal gas dan rem saja. Nah, untuk tipe motor seperti ini, ada dua merk yang bersaing merajai pasar yakni Honda Beat dan Yamaha Mio.

Dalam postingan kali ini, saya coba membandingkan keduanya. Tipe yang saya pilih yakni Honda Beat dan Yamaha Mio S. Soalnya kedua motor ini yang paling banyak dipakai oleh teman-teman saya.

Yuk… check it out!

Yamaha Mio S


Honda Beat


Fitur Hemat BBM

Produk keluaran Honda kerap dipilih karena terkenal hemat BBM. Tidak heran, karena Honda Beat sudah dilengkapi dengan fitur ISS (Idling Stop System) selaku fitur penghemat BBM. Ini yang bikin motor akan mati setelah berhenti selama 3 detik. Motor akan hidup kembali hanya dengan memuntir grup gas.

Sementara itu, Yamaha Mio S belum dilengkapi fitur ini. Meski demikian, Yamaha Mio S punya teknologi forged piston. Forged piston itu piston yang dibuat pake besi yang udah ditempa. Ini lebih kuat dibanding dibanding piston konvensional yang cuma dicetak. Teknologi forged piston banyak digunakan pada mesin balap karena tahan panas. Ini juga nih yang bikin mesin Yamaha Mio S ga berisik karena bahannya yang kuat dan ringan bikin gesekan berkurang.

Hal ini berimbas ke mesin yang bekerja jauh lebih enteng dan mencegah piston macet sehingga efisiensi bertambah. Dalam hal ini, bakal berimbas juga ke keiiritan bahan bakar.

Spesifikasi Mesin

Diintip dari data spesifikasi mesin di website resmi masing-masing, Honda Beat pakai mesin sebesar 108. 2 cc. Sedangkan Yamaha Mio S 125 cc. Selain itu, Honda Beat menyemburkan power sebesar 8,68 PS / 7500 rpm dan torsi sebesar 9,01 Nm / 6500 rpm. Sedangkan Yamaha Mio S memiliki power sebesar 9,51 PS / 8000 rpm dan torsi sebesar 9,6 Nm / 5500 rpm.

Dengan begitu, dari segi mesin Yamaha Mio S lebih unggul serta powerful dibanding Honda Beat. Lebih nyaman digunakan karena tarikan gasnya lebih enteng.

Kapasitas Bagasi dan Tanki Bensin

Cewek suka peduli dengan hal-hal remeh, seperti ukuran bagasi motor. Dalam hal ini, Honda Beat lebih unggul karena punya bagasi sebesar 11 liter. Meski demikian, bedanya tidak terlalu jauh dengan Yamaha Mio S yang punya bagasi sebesar 10,1 liter.

Jalanan Palembang yang titik macet dan jam macetnya sukar diprediksi, sering bikin was-was kehabisan BBM. Dalam hal ini, Yamaha Mio S lebih diuntungkan dengan kapasitas tangki bensin yang lebih besar dibanding Honda Beat. Honda Beat punya kapasitas sebesar 4 liter, sedangkan Yamaha Mio S 4,2 liter.


Ramah Lingkungan

Yamaha Mio S dilengkapi dengan teknologi DiAsil Cylinder yang ga dimiliki Honda Beat. DiAsil sendiri merupakan singkatan dari Die Aluminium Silicon, yang berarti material logam campuran aluminium dan silikon yang memiliki kemampuan pendinginan lebih baik, namun sifatnya keras dan tahan aus.

Teknologi DiAsil diklaim lebih ramah lingkungan, karena tidak menggunakan lapisan nikel total Die-Cast Aluminium, sehingga mudah didaur ulang. Bukan cuma murah, teknologi ini rupanya juga bikin mesin jadi lebih beperforma, ringan, ”dingin”, tidak berisik dan awet.

Tampilan

Urusan penampilan, kalo dari segi panel meter, Honda Beat sepertinya lebih cakep. Ini karena panelmeter Honda Beat merupakan perpaduan antara sistem analog dan digital. Sementara Yamaha Mio S masih pakai sistem full analog.

Meski begitu, kalau dilihat dari tampilan keseluruhan, Yamaha Mio S terlihat kece dengan fitur lampunya. Jika Honda Beat masih menggunakan lampu bohlam sebagai lampu utama, Mio S sudah pakai lampu utama LED. Jelas dong jauh lebih modern, terang, dan awet ketimbang bohlam.

Ga perlu khawatir kalau misalnya pulang sudah gelap karena terjebak macet.



Kesimpulan
 
Pada dasarnya memang bakal kembali lagi ke selera dan pilihan masing-masing. Skutik Honda Beat dan Yamaha Mio S punya keunggulan sendiri-sendiri. Tapi tidak ada salahnya sih mempertimbangkan Yamaha Mio S, karena jelas punya lebih banyak fitur unggulan.
_____________________________

Baca juga ulasan saya yang tentang motor Yamaha di sini

5


Forest Talk with Bloggers - Palembang

“Manusia mencintai bumi seperti Sangkuriang mencintai Dayang Sumbi. Manusia memang masih menyayanginya, namun tak lagi menghormatinya sebagai ibu.”
Itu kata teman saya, Yoga Palwaguna. Dia memang suka bikin sajak dengan kalimat aneh-aneh. Sering bermakna dalam nan mak jleb. Tapi sekali ini, saya benar-benar sepakat dengannya.

Ibu Bumi, Bapa Angkasa. Nenek moyang kita telah sejak lama menyebut bumi sebagai ibu. Karena memang di sanalah kita –para manusia—memperolah kehidupan. Lahir, tumbuh, berkembang, beranak-cucu, hingga tiba saatnya jasad kembali pada pelukan tanah.

Manusia dulu demikian menghormati, bahkan nyaris memuja bumi. Sampai meludah langsung ke tanah pun adalah sesuatu yang pantang dilakukan. Sejumlah upacara macam Sedekah Bumi atau Bersih Desa rutin dilakukan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas kebaikan-kebaikan yang telah diberikan bumi.

Namun sekarang, tampaknya ada yang berbeda.

Penyebab Bumi makin panas (dok. Forest Talk)

Manusia memang masih mengasihi bumi bahkan bergantung padanya. Namun tak lagi memandangnya dengan penghormatan, melainkan penuh nafsu. Pun tak segan lagi melakukan perbuatan tak senonoh terus menerus. Sampah, limbah, eksploitasi lahan, pertambangan, polusi … Hal-hal yang kemudian mendorong terjadinya pemanasan global yang kemudian berujung pada perubahan iklim.

Jika Sangkuriang dan Dayang Sumbi mungkin hanya dipercaya sebatas legenda, maka perubahan iklim adalah sesuatu yang riil. Nyata tengah terjadi saat ini.

Manajer Climate Reality Indonesia, Ibu DR. Amanda Katili Niode membenarkan terjadinya perubahan iklim yang terjadi di muka bumi saat ini. Hal itu dibuktikan dengan perubahan ketinggian permukaan air, peningkatan suhu global, memanasnya samudera, melelehnya es di kedua kutub bumi dan wilayah sekitarnya, memanasnya suhu di samudera, juga pengasaman samudera.

Ibu Amanda Katili Niode (dok. Forest Talk)

“Ada 60 juta orang di seluruh dunia yang terdampak cuaca ekstrem. Tak terkecuali di Indonesia. Dari 2481 bencana yang terjadi di negeri kita akhir-akhir ini seperti kekeringan, banjir, kebakaran hutan, gelombang panas dan dingin, badai, serta puting beliung, 97%-nya disebabkan oleh perubahan iklim. Tak kurang 10 juta masyarakat kita terdampak dan mengungsi karena ini,” jelas Bu Amanda.

Berkaca pada data-fakta tersebut, tak heran kalau Bu Amanda bilang kalau bumi kita sedang sekarat. Ya, bumi kita memang tengah sakit parah dan menderita menuju ajal.

Lalu, akankah kita berpangku tangan menunggu bumi tutup usia dengan sendirinya? Yang berarti akan menjadi akhir bagi setiap kehidupan yang masih dikandungnya.

Tidak. Tentu saja tidak. Kita bisa mulai merawat ibu kita yang telah renta ini dengan berbagai cara , seperti :

1. Tidak buang sampah sembarangan
2. Memilah sampah organik dan anorganik agar lebih mudah didaur ulang.
3. Mengurangi penggunaan plastik (bawa tas sendiri saat belanja, stop pakai sedotan plastik sekali pakai, dll)
4. Mengurangi polusi

Itu cuma contoh. Masih banyak cara lain yang bisa terapkan untuk merawatnya, tentu. Dan ada satu hal lagi yang rupanya punya efek paling besar untuk memperpanjang asa bumi kita, yakni : Lestari Hutan.

Lestari Hutan? Makanan apa itu?

Simak terus ulasan berikut ini, ya?!


Menuju Pengelolaan Hutan Lestari Demi Masa Depan Bumi

Moderator dan Narasumber Forest Talk with Palembang Bloggers

Beruntungnya saya dan rekan-rekan blogger Palembang saat dapat undangan acara Forest Talk with Blogger di Kuto Besak Theatre pada Sabtu (23/3) lalu. Acara bertajuk “Menuju Pengelolaan Hutan Lestari” tersebut diselenggarakan oleh Yayasan Doctor Sjahrir dan The Climate Reality Project Indonesia. Di sini, saya benar-benar belajar banyak hal, terutama soal hutan dan kaitannya dengan kelangsungan nasib bumi kita.

Dr. Atiek Widyawati, salah satu pembicara dari Tropenbos Indonesia menjelaskan, hutan kita kian hari nasibnya kian memprihatinkan. Banyak areal hutan menjadi berkurang bahkan hilang karena aktivitas manusia. Mulai dari pembalakan liar, hingga alih fungsi lahan menjadi area perkebunan, pertanian maupun pemukiman.

Deforestasi, degradasi, dan konversi hutan (dok. Forest Talk)

“Jika ini dibiarkan, akan menimbulkan banyak masalah. Termasuk dampak bencana yang terjadi seperti banjir, kebakaran lahan dan kabut asap. Terjadinya bencana-bencana ini sudah diprediksi. Semua terjadi karena deforestasi. Untuk itu, perlu adanya solusi terkait hal ini, yakni mengembalikan lagi fungsi hutan dalam berbagai aspek,” kata Dr. Atiek.

Selain mencegah pembalakan liar, reboisasi, dan reklamasi lahan, kelestarian hutan bisa dijaga dengan cara memanfaatkan produk-produk hasil hutan non-kayu. Jadi guys, komoditas hutan itu nggak melulu kayu. Ada banyak produk hutan lain yang bisa dimanfaatkan tanpa harus menebang pohon-pohonnya yang butuh puluhan tahun lagi untuk kembali tumbuh besar.

Narasumber lainnya, Ir. Murni Titi Resdiana, MBA yang merupakan Asisten Utusan Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim menjelaskan, ada begitu banyak potensi dari pohon-pohon di hutan untuk pengembangan ekonomi kreatif.

Daun nanas bisa dijadikan serat untuk produksi tekstil

Mulai dari sebagai pewarna alam, bahan kerajinan, makanan, sumber minyak atsiri, hingga fashion. “Semua itu akan menjadi komoditas yang sangat menjanjikan. Namun tentunya, harus dibarengi dengan proses produksi maksimal dari segi kualitas dan strategi pemasaran yang tepat,” beber Bu Titi.

Saya sebagai model produk fashion hasil hutan

Dalam pengelolaan sumber daya hasil hutan, tentunya diperlukan peran aktif dari masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar area hutan. Salah satu pihak yang peduli dengan pemberdayaan masyarakat tersebut adalah perusahaan APP Sinar Mas. Melalui program CSR Desa Makmur Peduli Api (DMPA), sedikitnya ada 284 desa yang telah diberi pendampingan.

Head of Social Impact & Community Development APP Sinar Mas, Janudianto mengatakan, dana yang telah digelontorkan untuk ratusan desa tersebut adalah wujud komitmen APP Sinar Mas dalam menangani perubahan iklim. Adapun pengelolaan diserahkan ke masing-masing desa melalui bumdes atau koperasi.

Produk makanan hasil binaan program DMPA APP SInarmas (dok. Forest Talk)

"Ini sebagai wujud nyata kontribusi kami dalam menangani perubahan iklim global. Namun tentunya kami tidak bisa bergerak sendiri. Perlu adanya kerjasama dengan masyarakat. Dengan ini, selain bagian upaya dari mengedukasi masyarakat agar tidak lagi membakar hutan, bisa sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di masing-masing desa,” demikian Janudianto.

Keseruan Lainnya

Stand Pameran Meillin Gallery
Agenda Forest Talk with Blogger nggak cuma diisi dengan diskusi seru yang sarat ilmu. Sebanyak 40 peserta yang semuanya blogger itu juga disuguhi pameran produk hasil hutan yang begitu memanjakan mata. Ada produk-produk makanan dari stand DMPA, produk kerajinan tangan dari Meillin Gallery yang bahan bakunya berasal dari limbah kayu, dan yang paling menarik perhatian saya yakni pameran produk tekstil dari Galeri Wong Kito.

Jadi model (lagi), kali ini bareng Eka
Jadi produk-produk kain yang dipamerkan, semuanya dibuat menggunakan bahan alami, termasuk pewarnanya. Saya dan teman-teman juga berkesempatan praktik langsung ecoprint, yakni teknik membuat motif di kain menggunakan daun-daun.

Serunya praktik langsung ecoprint

Proses pembuatannya cukup mudah, namun diperlukan kesabaran terutama saat memukul-mukul daun dengan palu kayu agar motifnya tercetak sempurna.

Umek Elly terbuai aroma chicken wings Chef Taufik

Seolah belum cukup, peserta juga menyaksikan demo masak langsung oleh Chef Juna Taufik. Menyaksikan dari awal proses masak Mushroom in Paradise dan Chicken Wings Korean Sauce itu benar-benar bikin ngiler. Jadi nggak sabar pengen nyoba resepnya sendiri di rumah.

Last but not least ...

foto bersama sebelum pulang
______________________________________
Saya amat terkesan dengan acara Forest Talk with Blogger Palembang ini. Benar-benar cara sempurna untuk berakhir pekan. Di atas semua ilmu dan keceriaan (plus goodie bag) yang dibawa pulang, acara ini telah menyadarkan saya akan satu hal penting. Bahwa kekurang-ajaraan dan ketidaksenonohan kita dalam memperlakukan bumi memang harus segera diakhiri.

Sudah saatnya kita kembali menghormati bumi laiknya ibu sendiri. Kini, ibu yang sudah tua, penyakitan, dan sekarat itu membutuhkan kita, anak-anaknya. Melestarikan hutan mungkin ibarat memberinya obat. Barangkali tak cukup ampuh untuk mengembalikan vitalitasnya seperti semula, namun jelas sudah lebih dari cukup untuk sekadar memperpanjang nafasnya.

Salam lestari!

 _________________________________
Bonus :






Sebagai emak kucing kampung, bertemu mereka Kuto Besak Theatre benar-benar sebuah kebahagiaan tersendiri. 😊
________________________________

Tulisan ini juga tayang di lestarihutan.id

8


Launching All New Ertiga Sport

Kalian kalau punya mobil pengennya yang bagaimana, sih?
Saya pengennya yang pas buat keluarga. Lega, dan bisa muat lebih banyak orang. Desainnya tentu yang sporty. Biar tetap bisa gaya melaju di jalanan Palembang. Plus harganya juga nggak kemahalan.

Nah. Akhir pekan kemarin, saya dan rekan-rekan blogger Palembang dapat undangan spesial. Bukan acara blogger biasa, tapi peluncuran mobil baru dari Suzuki.

Ga pake banyak mikir, saya dan pasukan (Bimo, Nindy, Kak Ridho, Selvy, Dina, Paci, dan Mbak Fainun) langsung merapat ke Jade Restaurant di kompleks Palembang Indah Mall untuk menghadiri konferensi pers sore itu.

Jadi guys, ceritanya ada seri baru All New Ertiga yakni All New Ertiga Sport Series yang baru di-launching akhir Maret ini. Saya beruntung, mendengar pemaparan terkait mobil ini, A sampai Z-nya langsung dari pihak Suzuki. Mereka adalah Elysa Din Thamrin (Presiden Director PT Nusa Sarana Citra Bakti), Harold Donnel (4W Head of Brand Development and Marketing Research PT Suzuki Indomobil Sales), dan Ignatius Felix (Area Sales PT SIS).

Apa dan bagaimana sih All New Ertiga Sport Series ini? Baca terus tulisan ini ya …


Menjawab Tantangan Pasar


Didesain khusus untuk keluarga milenial

Seri All New Ertiga Sport ini bukan diproduksi begitu saja. Semua untuk menjawab tantangan pasar, di mana masyarakat saat ini sangat menginginkan adanya mobil MPV yang pas untuk kalangan keluarga muda dari generasi milenial.

Bukan hanya mengutamakan kenyamanan, namun desain sporty-nya juga memastikan seri mobil ini memiliki tampilan kece dan sesuai dengan selera masyarakat muda.

Fitur Unggulan

Seri All New Ertiga Sport memiliki sejumlah fitur unggulan. Dijelaskan Arfani selaku Trainer Suzuki, seri terbaru Ertiga ini masih tetap mempertahankan keunggulan teknologi lamanya sekaligus menambahkan sejumlah fitur baru.

Performa maksimal untuk perjalanan malam hari

Suzuki All New Ertiga Sport menggunakan lampu Daytime Running Light dan Defogger alias penghalau kabut. “Fitur ini membantu pengemudi saat berkendara di malam hari sekaligus membantu di saat kondisi jarak pandang sempit karena cuaca buruk,” kata Arfani.

Selain itu, terdapat pula Rear Camera Parking yang berguna sekali saat memarkir mobil. Dari segi tampilan, baik eksterior dan interior sudah nggak perlu diragukan. Makin terlihat kece dengan hadirnya layar 6.8 inch di dashboard yang benar-benar sukses memberikan kesan mewah. Tersedia pula 3 varian warna yang bisa dipilih, yakni Cool Black, Metallic Magma Grey, dan Pearl Snow White.

Sudah cocok punya All New Ertiga Sport?

Soal harga, bohong kalau saya bilang murah. Kalau mau murah mah beli mobil-mobilan aja sana. Tapi dengan kualitas yang ditawarkan, harga Rp 257 juta untuk tipe manual dan Rp 269 juta untuk yang matic jelas besainglah ya. Ga bakal rugi kok memilikinya.

Jadi buat kalian, para keluarga millennial yang pengen punya mobil baru. Sudahlah, nggak usah kebanyakan mikir. All New Ertiga Sport Aja!

Terima kasih Ertiga yang udah bikin malam minggu kami ceria 😘


___________________________________________________

Mommy Ossas berterima kasih pada
Kak Ridho Arbain untuk foto-fotonya.
Dan Bimo Rafandha atas ajakannya 😘

7

Baca juga

Mimpi 15.529 Km

Tulisan ini dibuat dengan rasa rindu yang sangat, pada sosok manusia paling kontradiktif yang pernah kukenal : Papa. Mimpi 15.529 km | kuc...