Menu

Alkitab atau Alki-Tab?

Alkitab atau Alki-Tab?  | pict : shutterstock.com



Malam minggu lalu, saya mengikuti ibadah pemuda gabungan di Gereja Baptis Kentan, Palembang. Sebuah ibadah gabungan khusus, edisi Valentine yang dipercepat. Seperti biasa, mulainya ngaret sekira setengah jam. Tapi berlangsung cukup khusyuk dan lancar sampai selesai.

Ada satu hal yang menarik perhatian saya, tepatnya saat Firman Tuhan disampaikan alias khotbah. Rupanya masih cukup banyak anak-anak muda yang bertahan membawa Alkitab versi buku, meski yah tetap kalah banyak juga dengan mereka yang pilih pakai aplikasi Alkitab yang terinstal di ponsel pintar atau tab. Sejak tiga atau lima tahun terakhir, memang makin jarang terlihat orang kristen (khususnya usia pemuda-remaja) yang membawa Alkitab versi buku saat ke gereja maupun persekutuan doa. Termasuk saya.


Aplikadi MySword Bible | kucingdomestik.com

Ya. Saya memang lebih pilih aplikasi Alkitab karena alasan kepraktisan. Selain itu, saya pakai aplikasi MySword Bible. Mungkin bukan aplikasi Alkitab terbaik pilihan sejuta umat, tapi aplikasi ini menyediakan layanan Alkitab versi bahasa asli. Bahasa Ibrani untuk perjanjian lama, dan Bahasa Yunani untuk perjanjian baru. Menemukan kosakata baru atau sekadar membandingkan dengan versi terjemahan Bahasa Indonesia yang selama ini dibaca selalu membawa kebahagiaan tersendiri bagi saya. Seru dan jauh dari kata membosankan.

belajar bahasa Ibrani lewat MySword Bible | kucingdomestik.com


Beberapa tahun lalu, saat penggunaan aplikasi Alkitab dalam gawai belum semasif sekarang, seorang --katakanlah-- pemimpin rohani yang saya kenal sempat melarangnya. Dia tidak mau melihat ada ponsel diaktifkan saat beribadah, termasuk untuk mengakses aplikasi Alkitab. Entah apa yang dia pikirkan, namun saya berpendapat beliau semacam antipati dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman.

Lalu pada satu kesempatan mengobrol santai, saya katakan "Alkitab berwujud buku yang kita pakai sekarang memangnya asli? Bukannya itu wujud perkembangan zaman juga? Kalau mau bertahan asli ya kita harusnya masih pakai papirus atau loh batu sekalian..."

Saya sudah lama tidak bertemu beliau. Tapi pada natal akhir tahun lalu, saya lihat beliau sudah pakai Alki-tab, aplikasi Alkitab dalam tablet yang dibawanya saat berkhotbah.

***

Tentu tidak ada salahnya memanfaatkan teknologi dan mengikuti perkembangan zaman. Namun penggunaan Alkitab digital ini bukan tidak punya efek samping. Dibanding Alkitab versi buku, aplikasi Alkitab lebih rentan gangguan. Pengalaman saya, sekalipun HP dalam silent mode + airplane mode, sulit sekali memaksa diri tetap fokus pada jalannya khotbah. Tangan ini terlalu gatal untuk tidak mengutak-atik aplikasi yang lain. Entah membaca chat-chat lama dalam whatsapp, atau sekadar melirik foto-foto dalam galeri.

Dalam hal ini, jarak antara kekhusyukan ibadah dan kekejaman dunia digital memang hanya sebatas kontrol diri. Seberapa tahan kemampuan diri kita untuk fokus hanya ke Tuhan, dan bukannya aplikasi dalam genggaman.

Saat menulis ini, mendadak saya ingat Firman Tuhan yang berbunyi begini :

"Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.

Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka." Matius 5:29-30


Kedua ayat ini tentunya bukan untuk dimaknai secara harafiah. Namun Yesus sudah dengan tegas mengingatkan, bahwa jangan pernah main-main dengan dosa. Kalau tanya jujur pada nurani sendiri, pasti sebenarnya tahu kok ... bahwa bermain-main dengan ponsel saat beribadah, saat pendeta serius berkhotbah, itu bukan hanya tidak pantas secara etika manusia, namun juga berdosa. Menyepelekan Tuhan.

Tulisan ini saya akhiri dengan omelan ke diri sendiri :

"Hai Arako! Jika HPmu menyesatkan engkau, pecahkan dan buanglah itu, karena lebih baik jika kamu nggak punya ponsel, dari pada tubuhmu harus dicampakkan ke neraka gara-gara itu!"

Hehehe, yuk. Mulai bijak gunakan gawai-gawai kita.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca juga

Mimpi 15.529 Km

Tulisan ini dibuat dengan rasa rindu yang sangat, pada sosok manusia paling kontradiktif yang pernah kukenal : Papa. Mimpi 15.529 km | kuc...